wanitaindonesia.co, Pontianak – Berwisata ke Pontianak list belanja wajib adalah oleh-oleh.
Ada banyak oleh-oleh khas nan spesial dari Kalimantan Barat yang bisa dibeli kala wisatawan berada di Pontianak.
Bila list belanjaan oleh-oleh Anda hanya berupa lempok (dodol durian), kue lapis legit, bakwan dan manisan lidah buaya, kini saatnya untuk ditambah atau malah diganti dengan buah tangan jenis lain unik dan sangat lezat.
WanitaIndonesia.co memilih 4 varian oleh-oleh anti mainstream, mengutamakan bahan serta proses pembuatan premium! Harganya memang sedikit lebih mahal, namun wort it lah!
Pengkang, Lempernya Masyarakat Melayu
Olahan yang terbuat dari adonan beras ketan yang di isi udang ebi, merupakan “lempernya” masyarakat Melayu di Desa Peniti, Kabupaten Mempawah, Kal-Bar.
Adonan pengkang dibungkus daun pisang berbentuk segitiga kerucut pipih, terlihat sangat unik.
Proses pemasakan menggunakan cara direbus. Agar terlihat menggugah selera, setelah matang, daun pembungkusnya akan dioles minyak, kemudian pengkang dipanggang hingga daunnya kering. Proses pemanggangan dilakukan dengan mengikat dua buah pengkang pada dua helai bambu tipis.
Dahulu menjadi makanan bekal saat berburu ke hutan, berladang maupun ketika sedang berkebun. Rasa pengkang akan terasa lebih klop jika disajikan dengan diping sambal kepah, sejenis kerang yang hidup di hutan mangrove atau sambal cair dengan campuran cuka yang menghadirkan harmonisasi rasa istimewa dari rasa gurih, pedas, manis dan asin!
Ikan Asin Kapuas Hulu
Kapuas Hulu merupakan wilayah Timur di Kalimantan Barat, sejak lama terkenal sebagai daerah penghasil ikan.
Ragam ikan laut, sungai dan danau oleh tangan kreatif para Nelayan di Desa Nelayan Nanga Leboyan, Kapuas Hulu
diolah menjadi ikan salai (ikan asap) dan ikan asin kualitas premium!
Utamanya menggunakan ikan segar hasil tangkapan nelayan yang diawetkan menggunakan air garam. Varian ikan terdiri dari jenis lais, pati, patin, toman.
Sterilisasi dilakukan dengan menjemur ikan di dalam rumah kaca. Istilah yang digunakan nelayan di sana untuk sebuah bangunan berdinding plastik, dengan atap tembus sinar Matahari. Cara ini memiliki banyak keunggulan, utamanya aspek keamanan pangan dibandingkan dengan cara pengeringan konvensional.
Aman dari debu, gangguan lalat hijau serta hewan lainnya. Kala hujan, mereka tidak takut dan repot memindahkannya.
Selain higienis, ikan lebih cepat kering, penampilannya pun kian menarik, kuning bersih, tidak berbau amis.
Rasa asin tidak terlalu dominan, tekstur daging lebih kenyal, tidak kering, rasanya pun lebih gurih dan sedap.
Namun tidak semua pengrajin ikan asin di sana melakukan pengawetan secara higienis. Masih banyak yang menjemur dengan cara konvensional, seadanya. Di tempat terbuka, rentan terpapar debu, larva lalat, serta kucing dan anjing. Untuk menghindari gangguan serangga seperti serbuan lalat hijau yang senang menyemburkan larva, ikan disemprot dengan cairan obat nyamuk!
Hasilnya jauh dari kata sempurna! Rentan terpapar virus dan bakteri, serta mengandung zat kimia berbahaya! Rasa asin lebih dominan, warna ikan terlihat gelap, tidak menarik.
Kerupuk Basah
Makanan jajanan masyarakat Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu ini menyerupai mpek-mpek Palembang. Terbuat dari adonan ikan toman atau belida. Berbumbu bawang putih,
garam, merica dan penyedap. Agar terasa kenyal dan mudah dibentuk, ditambahkan tepung sagu dengan perbandingan tepat, agar rasa ikan terasa dominan!
Adonan dibentuk bundar pipih, lalu dikukus matang. Proses penyajian dilakukan dengan mengukus kerupuk basah hingga lembut, kemudian diiris-iris. Disajikan hangat dengan sambal kacang.
Bila hendak dijadikan oleh-oleh, kerupuk basah akan dilapis dengan tepung sagu. Ketika hendak disajikan, harus dicuci menggunakan air matang agar lapisan tepungnya hilang, lalu dikukus.
Sambal Ebi Bubuk
Olahan sambal khas yang menggunakan udang ebi tentunya menjadi kearifan lokal masyarakat Padang Tikar, Kabupaten Kubu Raya.
Hadir kualitas biasa menggunakan ebi kurang berkualitas dengan proses pengawetan yang mengabaikan aspek keamanan pangan. Dominasi rasa asin pada sambal begitu kuat.
Kualitas premium menggunakan ebi yang ditangkap di laut menggunakan jermal (alat penangkap ikan). Ebi segar kemudian diasinkan tanpa pengawet, kemudian dihaluskan dan dimasak bersama bumbu halus diantaranya cabai kering.
Tekstur sambal berbentuk bubuk setengah halus dengan rasa khas pedas, gurih serta asin yang pas. Lazim digunakan sebagai toping mi kuah, bubur maupun disantap bersama nasi hangat. (RP).