Memutus Stigma Perawatan Gigi dan Mulut dengan Inovasi Produk dan Layanan

Pelajar SDN Karet Tengsin 15 Jakarta Edukasi merawat kesehatan gigi dan mulut.(Foto : Istimewa.)

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Berbilang tahun peringatan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia meriah diperingati. Faktanya masih banyak masyarakat Indonesia yang abai akan kebersihan dan kesehatan gigi dan mulutnya.

Butuh cara yang lebih masif, serta kreatif agar kampanye yang sudah dilakukan bisa efektif, tepat sasaran dari esensi mendasar, untuk merubah kebiasaan masyarakat yang abai, menjadi peduli merawat, serta memeriksakan gigi walau tidak sedang dalam keadaan sakit.

Sebagian besar penyakit yang berkaitan dengan gigi adalah gigi berlubang. Bakteri yang terperangkap di dalam lubang dalam waktu lama, akan mengeluarkan bau busuk dari mulut. Bau mulut juga disebabkan oleh radang gusi, serta mulut kering.

Mengapa orang Indonesia enggan memeriksakan gigi dan mulutnya ke dokter gigi? Ada beragam alasan, utamanya muncul anggapan sepele seperti jika gigi berlubang, solusinya gampang, tinggal dicabut. Alasan lain, takut dengan biaya yang mahal, serta takut sakit. Menariknya, banyak juga lho yang memiliki kesadaran tinggi, sayangnya terkendala dengan ketersediaan fasilitas kesehatan, utamanya jumlah dokter gigi yang tak memadai.

Mengakomodir permasalahan tersebut sebagai brand perawatan gigi terbaik di Indonesia, Pepsodent senantiasa memberikan solusi bagi masyarakat dalam merawat kesehatan gigi dan mulut. Hal ini merupakan bentuk dukungan ke program pemerintah, guna meningkatkan kesehatan gigi dan mulut melalui inovasi produk, edukasi sikat gigi 2 x sehari. Pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Serta membudayakan konsultasi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.

Ainul Yaqin Direktur Personal Care Unilever Indonesia menyampaikan, “Program Sekolah Sehat telah dilaksanakan sejak tahun 1995 dan telah menjangkau 28,7 juta anak di 334 kota. Kami memberikan layanan pemeriksaan gigi dan mulut secara cuma-cuma sejak 2010 baik offine maupun online ke 618.026 pasien.”

“Pada momen peringatan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia 2023, kami berkolaborasi dengan pemerintah, serta pemangku kepentingan menggelar kampanye #KonsultasiGigiSekarang : Gigi Kuat Untuk Senyum Indonesia di SDN Karet Tengsin 15 Jakarta. Berharap, muncul kesadaran penuh masyarakat akan pentingnya merawat kesehatan gigi dan mulut mereka, “kata Ainul.

 

Suasana ruang simulasi “Teledentistry” digawangi dokter gigi profesional.(Foto : Istimewa.)

Inovasi Teledentistry dan Layanan Gratis JKN

Prof. Ihsane Ben Yahya President of FDI World Dental Federation mengemukakan fakta. Bukan hanya Indonesia, masyarakat dunia masih memiliki akses terbatas pada perawatan gigi yang ditangani dokter profesional. Tentunya merupakan kebutuhan mendesak yang harus segera dicarikan solusinya. Namun upaya Unilever Indonesia melalui layanan telendentistry bisa dijadikan inspirasi negara lain dalam memberikan edukasi, serta konsultasi perawatan gigi, “katanya.

Prof. Dr. drg. Tri Erri Astoeti, M. Kes., Anggota Dewan Pakar PB PDGI menyampaikan 3 tantangan Indonesia dalam perawatan gigi, biaya yang mahal, persebaran dokter gigi yang tidak merata, fokus di kota besar, serta jumlah dokter gigi yang sedikit tak imbang dengan jumlah populasi penduduk Indonesia.

Sementara drg. Rahardyan Parnaadji, M. Kes., Sp. Pros Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia menyoal kelangkaan dokter gigi dikarenakan lulusannya sangat sedikit. Agar merata, kami mewajibkan dokter gigi yang baru lulus untuk melaksanakan program internship ke daerah selama 6 bulan. Selain upaya pemerintah yang membuka Program Studi Fakultas Kedokteran secara masif.

Mahalnya konsultasi dan perawatan ke dokter gigi menjadi perhatian Dr. drg. Julita Hendrartini, M.Kes., AAK, Ketua Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Indonesia.

Anggapan tersebut kurang relevan, pemerintah telah memperluas akses bagi peserta JKN untuk mendapatkan perawatan gigi dan mulut secara gratis terbatas di fasilitas kesehatan. Edukasi dan sosialisasi harus dilakukan secara masif dan tepat sasaran.

Berpedoman ke layanan Teledentistry, jika ditemukan permasalahan gigi dan mulut yang harus ditindaklanjuti, maka pasien bisa dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat pertama dengan pembiayaan gratis melalui JKN. (RP)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini