
Wanitaindonesia.co, Jakarta – Para partisipan PINTU Incubator lewat koleksi mereka mendefinisikan ulang warisan budaya Indonesia di industri mode, lewat kerajinan tangan lokal dengan sentuhan global progresif. “Hasilnya?
Para tamu undangan yang memenuhi La Piazza Fashion Tent, Summarecon Mall Kelapa Gading, Jakarta dibuat terpukau ketika menyaksikan show kolaborasi
Partisipan PINTU Incubator 2025, dengan desainer Ecole Duppere Paris.
JF3 2025 kembali membuktikan komitmennya menjadi panggung kolaborasi lintas negara yang kuat, dan strategis.
“Echoes of the Future” merupakan parade show sinergitas apik PINTU Incubator dengan Ecole Duppere Paris.
Sebanyak 6 partisipan termasuk alumni PINTU Incubator CLV, Nona Rona, Rizkya Batik, Lil Public, Dya Sejiwa, dan Denimitup unjuk kebolehan dengan tiga desainer Ecole Duppere Paris, Pierre Pinget, Mathilde Reneaux, dan Bjorn Backes.

Mereka menyatukan kreativitas, narasi personal serta kepekaan terhadap masa depan industri mode, dalam satu harmoni artistik.
Dengan narasi yang kuat dari masing-masing koleksi, “Echoes of the Future” menjadi ruang lintas budaya yang menyatukan teknik artisan, storytelling hingga teknologi, dan etika mode.
Kolaborasi PINTU Incubator dengan Ecole Duppere Paris memperluas wawasan kreatif para desainer muda, sekaligus menjadi penanda babak baru perjalanan JF3, sebagai ekosistem fesyen yang terbuka terhadap masa depan yang inklusif, reflektif, serta penuh harapan.
Partisipan PINTU Incubator mengeksplorasi ihwal refleksi masa depan mode lewat perpaduan narasi personal dengan kreativitas dalam sentuhan budaya.
Tampilan 6 brand partisipan PINTU Incubator, yang digadang-gadang memiliki potensi global. Lekat dengan kombinasi visi yang hebat. Memiliki konsep yang kuat serta pelaksanaan yang sempurna.

Mereka memiliki komitmen penuh terhadap dampak sosial yang positif. Mumpuni dengan strategi bisnis inovatif selain profil, dan model merek yang jelas, gaya khas. Last but not least kualitas produk yang luar biasa. Mampu memenuhi permintaan produk dalam jumlah besar.
6 Partisipan PINTU Incubator serta Alumni mumpuni dalam mewujudkan koleksi, menyelaraskan dengan tema “Recrafted A New Vision”, yang setelah panggung ditutup akan berlanjut menjadi sebuah gerakan bagi insan mode Tanah Air.
Partisipan PINTU Incubator diharapkan dapat mewakili masa depan fesyen Indonesia dengan bakat, dedikasi, dan berbagai dukungan.
Para partisipan akan menorehkan brandnya pada tinta emas di industri fesyen global. Ini bukan hanya tentang individu, serta brand mereka, melainkan upaya membentuk masa depan fesyen Indonesia, dan menginspirasi generasi desainer masa depan.

CLV Bidik Kaum Urban Aktif lewat #SemuaAdaSeninya
Membuka pagelaran CLV, mengusung tema “Work in Progress”. Koleksi didedikasikan untuk para kreator muda yang enerjik, lekat dengan aktivitas menembus ruang, dan waktu. Penggunanya merupakan pribadi berani.
Koleksi menjadi rekaman kehidupan sehari-hari, dari perjuangan yang menginspirasi, penghormatan bagi mereka yang bermimpi, dan bersungguh-sungguh untuk mewujudkannya. Yang selalu membangun serta membawa karya terbaik ke manapun mereka pergi.
Walau hanya 6 look yang dipresentasikan, namun kesemua desainnya memiliki komitmen penuh DNA CLV. Setiap detail rancangan, didedikasikan
untuk mensuport kreator muda yang enerjik.
Terlihat fungsional dari sebuah kantong bongkar pasang yang bisa bersalin rupa menjadi tas ramah lingkungan. Siluet terinspirasi oleh ruang kerja, dan peralatan.

Nona Rona Agungkan Marwah Wanita Indonesia lewat “Lavanya”.
Kreator menganggap cahaya itu lekat sebagai kharisma abadi dari hati, dan diri Wanita Indonesia. Cahaya nan agung wajib mendapat tempat tertinggi.
Lewat koleksi ‘Lavanya’ Founder Nona Rona, Stephanie Indrajaya ingin mengingatkan, bahwa setiap perempuan dengan latar belakang beragam memiliki kisah-kisah perjalanan yang heroik. Identik dengan kekuatan, ketangguhan yang kerap terlupakan serta jarang terucap.
Selain muncul momen keanggunan yang menjadi pikat setiap persona. Ini menyiratkan kodrat sejati Wanita Indonesia. Kesemuanya ini merupakan inti dari koleksi terbaru ‘Lavanya’.
Menurut Stephanie, Nona Rona bukan sekedar pakaian, tapi merupakan media caranya bercerita.

Foto : Istimewa.
Lewat tema JF3 Fashion Festival 2025, “Recrafted A New Vision” yang kemudian menjadi sebuah gerakan, diterjemahkan oleh sang desainer secara apik, lewat sulaman terbaik, detil mengisyaratkan rekam jejak dari sebuah perjalanan hidup.
Busana catchy bermotif bunga yang akan menjadi tren di tahun ini serta tahun depan. Melambangkan peran strategis Wanita Indonesia mewarnai setiap detak kehidupan.
Jadilah pribadi terpilih untuk memiliki gaun lembut laksana tetesan air yang mengalir, dengan bagian luar tegas berkarakter.
Refleksi harmoni antara kekuatan dengan kelembutan yang dijumpai pada Wanita Indonesia dengan karir berkilaut dari peran serta kiprahnya untuk turut berperan membangun bangsa tanpa meninggalkan kodratnya sebagai isteri, dan ibu.

‘Mimo’ Interpretasi Batik Kekinian
Penonton JF3 Fashion Festival 2025 semakin dibuat terpukau lewat koleksi Rizkya Batik yang mempersembahkan ‘Mimo’.
Didedikasikan untuk Wanita Indonesia yang aktif seperti ibu yang sedang menyusui. Koleksi terinspirasi oleh kekuatan sekaligus kelembutan wanita.
Koleksi mengeksplorasi motif batik tradisional dengan potongan modern yang fungsional, yang sedang hip. Look terlihat elegan. Menggunakan material batik tulis bermutu tinggi dari pengrajin batik wanita di Solo.
Lekat dengan warna-warna indigo serta kuning, dan hijau yang menenangkan. Desain khas dengan bagian tersembunyi, yang bisa dibuka untuk aktivitas menyusui anak. Terselip pesan mulia, seperti apapun pencapaiannya, Wanita Indonesia tak boleh melupakan kodratnya sebagai ibu untuk anaknya.

Monster-monster Gemes Penambat Pandang Streetwear Lil Public
Inspirasi rancangan hadir lewat karya Hisashi Series, yang menceritakan tokoh serta makanan. Ide kreatif dengan mengeksplorasi makanan menjadi media pembangkit kenangan. Ada pula emosi dari alur cerita hidup seseorang.
Kesemuanya sukses dihidupkan lewat kehadiran beragaman monster gemes.
Terinspirasi dari makanan ikonik pada cerita. Ada Mackerel, Nori – Ben, Sushi, Nabeyaki Udon, Ten-don, Napolitan Spaghetti hingga Kue Natal yang istimewa.
Monster kreasi Lil Public mewakili bentuk, warna makanan juga dipersepsikan untuk menggambarkan rasa, dan emosi yang dirasakan oleh para tokoh dalam novel.
Seperti suasana hangat nan guyub dalam sebuah keluarga, yang telah lama tercerabut dari keluarga modern.
Ada pula nostalgia cinta yang telah berlalu, hingga rindu yang terpendam. “Hmm…, pesannya dalam bukan?.
Koleksi menampilkan ragam fesyen items berpotongan oversize. Bergaya urban wear, agar mudah dipadu-padankan sebagai busana sehari-hari, mencegah pengguna tak cepat bosan.
Miliki segera koleksi hoodie, jaket kerja, jaket kulit, kaus, dan kemeja. Dilengkapi pula dengan celana, dan aksesori.

Dya Sejiwa Harmoni Keindahan & Keberlanjutan
Brand lokal ready – to – wear menjadi terdepan karena mengedepankan produksi pada aspek keberlanjutan. “Kami tak memproduksi pakaian massal melainkan dalam jumlah terbatas, “ujar Nadya Kinanti Arifin sang Founder.
Ciri khas pakaian penggabungan tenun bulu Indonesia dengan material premium yang lekat dengan upaya pelestarian budaya dibuat dengan desain yang timeless.
Pakaian dengan siluet modern, mewakili kelembutan lewat layer kain, detil sulaman rumit serta potongan anggun. Material organza sutra, tenun bulu serta sutra mentah menjadi pilihan
guna menciptakan warna pastel yang memberikan efek menenangkan. Dipermanis lewat sentuhan yang membangkitkan semangat, rasa percaya diri serta semangat baru bagi pengguna.
Koleksi bertema ‘Merekah’ inspirasi dari alam yang paling anggun dari anggun dari mekarnya kelopak bunga serta metamorfosis kupu-kupu yang melambangkan pertumbuhan yang tenang, dari keheningan menuju keindahan. Ini penanda akan perjalanan brand yang terus bermetamorfosis.
‘Merekah’ menjadi wujud perayaan atas proses metamorfosis, yang menyatukan tradisi, serta kreativitas dalam pakaian elegan nan penuh makna. Setiap rona mencerminkan kepercayaan diri, pembaruan, dan kehidupan yang terus bergerak.
Pada era baru menyelaraskan dengan tema & gerakan JF3 2025 “Recrafted A New Vision”, Dya Sejiwa mekar, dan terbang tinggi namun tetap mengakar pada esensi minimalis, kedalaman kreativitas. Perayaan metamorfosis yang diperuntukan bagi kain, bentuk serta rasa lalu berkembang menjadi sesuatu yang baru.

Denim Kontemporer “FUTURA 488 – I Paduan sci-fi & Isu post-human
Ide jenius ini hadir dari buah pemikiran Vincent Mikhael, yang merupakan kreatif di balik sukses brand Denimitup.
‘FUTURA 488-I’ memperlihatkan teknik jahitan split pattern modern, warna-warna kontras berani serta diperelok kombinasi wastra tradisi songket, dan batik yang diinterpretasikan lewat perspektif kontemporer. Dihadirkan dalam potongan denim berkarakter, penuh energi visual.
Koleksi denim kontemporer cerminan dari visi bagaimana manusia akan berpakaian di babak terakhir di era ini.
Menampilkan 6 look yang mana setiap item-nya hadir kolaborasi apik ilustrator, pembuat pola, penjahit hingga proses pewarnaan, dan penyempurnaan akhir berupa pemangkasan benang. Berfokus pada misinya untuk memperkenalkan ikon Trilogo ke dunia.




