wanitaindonesia.co – Saat ini, PT MRT Jakarta (Perseroda) sedang mengerjakan konstruksi bawah tanah segmen pertama Fase 2A, yaitu paket kontrak 201 sepanjang 2,8 kilometer yang menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Stasiun Harmoni. Pengerjaan pembangunan jalur MRT Jakarta Fase 2A sendiri lebih kompleks dibandingkan Fase 1, karena melalui banyak situs cagar budaya dan adanya temuan arkeologi lainnya.
Salah satu cagar budaya yang teridentifikasi pada lintasan paket kontrak 201 adalah Tugu Jam Thamrin yang terletak di persimpangan Jalan M.H. Thamrin dan Jalan Kebon Sirih. Tugu Jam Thamrin perlu dipindahkan sementara sebagai bagian dari proses penggalian struktur bawah tanah Stasiun Thamrin.
Adapun pekerjaan pemindahan sementara yang direncanakan akan dilakukan pada November 2021 hingga Desember 2021 merupakan bentuk upaya dan komitmen PT MRT Jakarta (Perseroda) dalam melestarikan dan mencegah kerusakan cagar budaya serta temuan arkeologi pada lintasan kontruksi MRT Jakarta.
Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta (Perseroda) Rendi Alhial, mengatakan PT MRT Jakarta (Perseroda) bersama dengan kontraktor pelaksana yaitu Shimizu-Adhi Karya Joint Venture, telah menyusun metode pekerjaan berupa skema pemindahan sementara, penyimpanan, dan pemasangan kembali Tugu Jam Thamrin yang dinilai paling efektif, baik dari sisi pelestarian cagar budaya maupun teknis, serta jaminan keamanan serta keselamatan kerja dan juga kepentingan publik. Metode pekerjaan ini disusun sejalan dengan peraturan perundangan yang berlaku dengan melibatkan tim ahli cagar budaya, arsitektur dan ahli struktur, serta Pemprov DKI Jakarta.
“Pemindahan Tugu Jam Thamrin ini juga telah mendapatkan persetujuan dari Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta dan Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Tugu Jam Thamrin akan disimpan sementara di kawasan Silang Barat Daya Monumen Nasional (Monas) dengan tetap memperhatikan aspek pelestarian dan pengamanannya, dan akan dikembalikan pada lokasi asalnya dalam kondisi yang lebih baik setelah pekerjaan konstruksi paket kontrak 201 selesai,” ujar Rendi Alhial dalam keterangan persnya Selasa (9/11/2021).
Untuk menunjang pekerjaan pemindahan sementara Tugu Jam Thamrin, akan dilaksanakan Manajemen Rekayasa Lalu Lintas (MRLL) pada persimpangan Jalan M.H. Thamrin – Jalan Kebon Sirih yang telah dikoordinasikan dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Ditlantas Polda Metro Jaya, dengan pengaturan sebagai berikut:
• Pada manajemen rekayasa lalu lintas, terjadi penyempitan lajur kendaraan dengan menyisakan 1 lajur kendaraan pada tiap jalur di persimpangan Jl. M.H. Thamrin-Jl. Kebon Sirih arah timur-barat yang menuju Tanah Abang dan Gondangdia.
• Rekayasa lalu lintas tahap ini hanya diberlakukan pada pukul 22.00 WIB – 05.00 WIB sedangkan pada pukul 05.00 WIB – 22.00 WIB kondisi lalu lintas berlangsung seperti biasa.
Sebagai salah satu proyek strategis nasional yang melalui banyak situs cagar budaya di Jakarta, pembangunan MRT Jakarta Fase 2A diharapkan dapat membangun infrastruktur yang mampu menurunkan tingkat kemacetan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, memperbaiki kualitas hidup dengan senantiasa memperhatikan faktor keberlanjutan lingkungan seperti mengurangi polusi dari emisi gas buang, dan tanpa menghilangkan aspek kelestarian cagar budaya di sekitarnya.
PT MRT Jakarta (Perseroda) bersama Shimizu-Adhi Karya Joint Venture (SAJV) selaku kontraktor pelaksana senantiasa memastikan kenyamanan dan keselamatan para pengguna jalan tetap terjaga selama proses konstruksi berlangsung dengan memasang rambu lalu lintas, marka jalan dan lampu penerangan jalan umum (PJU). PT MRT Jakarta (Perseroda) memohon maaf atas ketidaknyamanan selama pekerjaan ini berlangsung.
“Kami mengharapkan pengertian dan kerja sama dari masyarakat untuk terus mendukung pelaksanaan proyek ini demi mewujudkan kota Jakarta menjadi lebih baik dan nyaman untuk kita semua. Selain itu, kami juga berharap para pengguna jalan dan angkutan umum agar memerhatikan rambu-rambu serta mengikuti petunjuk petugas lalu lintas di lapangan,” tutupnya. (OR