Hayati Helmi: Membawa Bunga Telang dari Halaman Rumah ke Panggung Dunia

WanitaIndonesia.co – Di balik sebuah produk yang berhasil merajai industri, tersimpan sebuah perjalanan panjang tentang ketekunan dan visi besar.

Kali ini, Perjalanan itu milik Hayati Helmi, sosok yang memperkenalkan Butterfly Pea Flower Tea and Powder, produk teh berbasis bunga telang yang kini mulai merambah pasar dalam negeri hingga mancanegara.

Dari Pagar Rumah ke Peluang Dunia

Sebelum kisah besar ini dimulai, Hayati masih ingat dengan jelas bagaimana bunga telang hanya dianggap sebagai tanaman hias yang merambat di pagar rumah. Indah, tapi jarang dipandang lebih dari sekadar pemanis halaman.

Hingga suatu ketika, ia menemukan bahwa bunga mungil berwarna biru itu menyimpan khasiat luar biasa saat dikonsumsi.

Khasiatnya antara kain kandungan antioksidan yang tinggi, hingga kemampuannya menjaga kesehatan mata, membantu regenerasi sel, menstabilkan gula darah, mendukung diet, dan memberi efek relaksasi.

Baca Juga :  SMBC Indonesia Kolaborasi dengan Womanpreneur Community, Buka Peluang Ekonomi untuk Perempuan UMKM

“Healthy inside and outside, glowing inside and outside,” ujarnya menggambarkan teh biru itu dengan penuh keyakinan, merangkum filosofi yang ia yakini dalam setiap produk telang yang ia hasilkan.

Jatuh Bangun Merintis Usaha

Meski ilmu tentang bunga telang berikut hasil olahannya sudah digenggamnya, perjalanan Hayati tidak lantas mulus. Ia bahkan sempat mencoba menembus pasar ekspor, namun hasilnya jauh dari harapan.

Padahal, sebelum memberanikan diri melakukan shipment pertama ke luar negeri, Hayati sudah mengikuti pelatihan binaan Kementerian Perdagangan di tahun 2003. Ia juga sempat tampil di pameran internasional Trade Expo Indonesia (TEI).

“Terus terang karena belum rezeki kami, shipment hanya sedikit sekali,” kenangnya.

Untungnya, alih-alih patah arang, Hayati kemudian memutuskan untuk kembali fokus ke pasar lokal. Ia rajin mengikuti bazar, meramaikan marketplace, hingga pameran.

Baca Juga :  Tak Cuma Prioritaskan Ekspor, Menteri Maman Minta UMKM Penuhi Kebutuhan Domestik

Hasilnya? Produknya pun perlahan mulai dikenal dan diminati. Dan dari titik itulah, pintu ekspor kembali terbuka.

“Alhamdulillah ketika kami serius di lokal, mulai terasa tuh gurihnya kue lokal,” katanya sambil tersenyum.

“Jatuh bangun, jatuh bangun, lalu bangkit. Itu betul-betul saya banget,” tambahnya.

Strategi dan Keberlanjutan

Selain mengandalkan semangat, Hayati juga menekankan pentingnya strategi. Ia menggabungkan pemasaran digital dan tatap muka. Dari media sosial dan SEO, hingga bazar dan pameran.

Hayati pun rutin menganalisis engagement di Instagram untuk memahami preferensi audiens, sambil tetap menjalin kerja sama dengan petani lokal demi menjaga ketersediaan bahan baku.

Ia percata, usaha ini bukan tren sesaat. “Kalau di luar negeri, mereka lebih mengenalnya dengan sebutan blue tea. Dan pasar itu masih sangat terbuka luas,” jelasnya.

Ke depan, Hayati membayangkan bunga telang tak hanya hadir dalam secangkir teh, tetapi juga di industri makanan, minuman, hingga kecantikan. Apalagi, permintaan global terhadap pewarna alami kian meningkat.

Baca Juga :  Telkomsel Dukung Pelatihan UMKM Digital Naik Kelas Bersama WanitaIndonesia.co

“Kami ingin fokus di pemasaran, karena produk dan budidaya sudah kuat. Horeka (hotel, restoran dan katering) di dalam dan luar negeri punya peluang besar sekali,” ucapnya optimis.

Dari Halaman ke Panggung Dunia

Pada akhrnya, kisah Hayati Helmi adalah bukti keberhasilan dari melihat potensi dari sesuatu yang sederhana, lalu mengubahnya menjadi peluang besar.

Ibaratnya, dari bunga telang yang dulu hanya merambat di pagar rumah, kini menjelma menjadi sebuah usaha dengan visi global.

Setiap cangkir teh biru pun kini bukan hanya minuman, tetapi juga menjadi simbol kegigihan seorang perempuan yang percaya bahwa ketekunan bisa membuka pintu rezeki, sekaligus mengangkat produk lokal ke panggung dunia. (GIE)