dr. Boy Abidin Sp.OG (K) “Anugerah Terindah Kala Melihat Ibu Sehat, Bayi Bebas Stunting!

Dua puluh dua tahun mengabdi, dr. Boy Abidin tekadkan komitmen Indonesia bebas stunting. Foto : Istimewa.

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Hanya pada perhatian, kelembutan tangan, ilmu mumpuni, serta kepekaan perasaan seorang dr. Boy Abidin, telah banyak ibu sejahtera, anak-anak bebas stunting.

Pagi ceria, dironai wajah bahagia tamu-tamu undangan di South Quarter Tower, Jakarta Selatan, di kantor PT. Darya-Varia.
dr. Boy Abidin, dokter spesialis kandungan, dan kebidanan menyapa hangat WanitaIndonesia.co.

Hadir sebagai pembicara ahli pada pemaparan keberhasilan Program CSR Generasi Sehat Bebas Stunting yang diinisiasi oleh perusahaan farmasi ternama Darya-Varia,
dr.Boy menyampaikan banyak hal seputar upaya penanganan stunting di Indonesia.

Dokter berpenampilan flamboyan ini mengaku merasa tersanjung. Ia bercerita sempat membatalkan beberapa agenda penting, lebih memilih hadir sebagai
pembicara mengenai stunting, yang menjadi konsen utama selama pengabdiannya.

dr. Boy mengakui masih banyak kendala yang dihadapi pemerintah dalam mengentaskan permasalahan yang dapat mengancam kemasyhuran sebuah bangsa.

Isu stunting itu tak sederhana, erat kaitan dengan pola pikir, serta kebiasaan hidup masyarakat Indonesia. Pun pemicunya tak hanya menyangkut kesehatan, asupan gizi ibu hamil, tapi juga dipicu faktor lainnya seperti permasalahan sosial, dan ekonomi.

Bersyukur asa itu senantiasa ada, melalui visi, kepedulian dari perusahaan farmasi terbesar di Indonesia, yang memunculkan cara pandang baru, gairah, kepercayaan dari sebuah ekosistem di Desa Cibatok Dua, Kabupaten Bogor.
Stunting bisa dientaskan secara bergotong-royong.

Keberhasilan Program Generasi Sehat Bebas Stunting yang telah berlangsung sejak tahun 2018, merupakan kolaborasi semua pihak yang mampu menekan angka stunting hingga 80%!.
“Saya optimis, target penurunan prevelansi stunting Nasional 2024 sebanyak 14% bisa tercapai.
Ini pencapaian yang tak mudah, butuh waktu tahunan karena lekat dengan upaya mengubah cara pandang, serta kebiasaan masyarakat, “terang dr. Boy.

Anak bebas stunting untuk program Indonesia Emas 2045 Foto : Istimewa.

Apresiasi Penanganan Stunting Komprehensif

dr. Boy merasa senang, serta mengapresiasi inisiasi Darya-Varia yang konsen, fokus dengan program Pengentasan Stunting berkelanjutan. Bersama tim solid yang mumpuni, hadir upaya untuk mencegah, mengatasi permasalahan kesehatan serius ini dari hulu ke hilir lewat edukasi, bantuan makanan, obat, dan vitamin, serta perbaikan sarana di lingkungan Desa Cibatok Dua.

Dokter yang lekat dengan penampilan stylish menyampaikan, sebagai dokter obgyn, ia selalu mengedukasi masyarakat khususnya generasi muda yang belum menikah, maupun ibu hamil cara-cara untuk mencegah kelahiran bayi stunting baru.
Masih ada beberapa Provinsi yang angka stuntingnya tinggi seperti di Papua Barat, dan NTT.

Banyak peer yang harus dituntaskan seperti tingginya kasus ibu melahirkan pada usia muda, penyebab utama Angka Kematian Ibu dan Bayi. Pemberian tablet tambah darah kepada remaja yang hendak menikah, pemberian ASI Eksklusif, pemberian makanan kepada orang dengan wasting, serta cek kehamilan.

Menurut dr flamboyan ini, ikhwal stunting harus dicegah mulai dari generasi muda sebelum menikah. Apa saja yang boleh, serta tidak boleh dilakukan, layaknya sebuah peraturan. Utamanya pada aspek kesehatan diri dengan membiasakan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang untuk wanita dan juga pria. Ini penting sebagai tabungan kelak saat merencanakan program hamil agar janinnya dalam kondisi sehat.

Kaum muda harus diedukasi untuk menghargai diri, serta orang lain. Hal ini berkaitan dengan alat reproduksi, serta edukasi seks yang benar. Diharapkan tak terjadi kehamilan yang tak diinginkan, menikah di usia belia, yang kesemuanya itu akan berdampak meningkatnya Angka Kematian Ibu Hamil, dan Bayi. Serta berdampak pula kelahiran bayi prematur, juga rentan terkena stunting.

Selama 22 tahun mengabdi, saya banyak menemukan kasus kehamilan dini. Bayangkan pasien usia 12-14 tahun datang ke tempat praktik. Mau gimana lagi? Tentu tak bijak untuk dihakimi, atau dinasihati panjang lebar. Saya mengedepankan pendekatan personal, layaknya seorang teman baik.

Psikologis mereka terguncang, merasa bingung karena belum siap dengan kehamilannya tersebut.
Saya berpesan untuk menjaga kandungan dengan melakukan banyak hal, diantaranya rutin mengonsumsi menu gizi seimbang, terutama yang tinggi protein, seperti daging merah, ikan, telur, susu, serta produk turunannya. Serta rutin mengonsumsi sayuran, buah-buahan segar.

Kader Posyandu Desa Cibatok Dua jadi garda terdepan entaskan Stunting. Foto : Istimewa.

Tak Henti Gaungkan Pesan Kebaikan

“Umumnya mereka belum siap karena wawasan yang terbatas seperti ikhwal asupan gizi yang dibutuhkan pada saat kehamilan, melahirkan, serta menyusui.
Apalagi untuk memilah, serta memilih sendiri makanan yang tepat bagi pertumbuhan janin, dan bagi kesehatan dirinya.
Pesan berulang tentunya akan saya sampaikan juga ke pihak pendamping, baik itu suaminya, maupun keluarga inti, “terang dr. Boy.

Dokter nan ramah ini juga mengingatkan agar ibu hamil rutin periksa kandungan, untuk mengetahui secepatnya jika terjadi hal yang tak normal, agar segera bisa ditangani.

Ia juga tak bosan menyampaikan untuk memberikan ASI Eksklusif. Yang juga tak kalah penting menyiapkan mental mereka saat merawat bayi, agar tumbuh kembangnya optimal, serta beragam aspek penting lainnya.

Permasalahan stunting, selain soal gizi, juga bisa pengaruh lingkungan yang kurang bersih, sanitasi yang buruk. Kesemuanya ini rentan meningkatkan penyakit infeksi pada balita. Selain menjadi penyebab utama penyakit diare,
cacingan yang akan mengganggu proses pencernaan, dan proses penyerapan nutrisi. Jika berlarut tak ditangani, bisa mengakibatkan stunting.

Menurut dr. Boy, target penurunan prevalansi stunting sebanyak 14% skala nasional di 2024, masih harus dikejar
melalui beragam upaya, serta inovasi.
Para bidan,
dokter, serta kader Posyandu
harus bisa menelisik akar permasalahan, mengapa ada sejumlah daerah yang angkanya belum turun, serta mengapa ada kecenderungan naik. Kader Posyandu menjadi salah satu garda terdepan, dalam berjuang mendampingi ibu dan bayinya.

“Saya tak sungkan untuk mengingatkan kembali para kader agar bekerja profesional, penuh kehatian-hatian, seperti memahami aspek teknis saat menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, meng input data. Ini yang kemudian menjadi salah satu bahan evaluasi. Faktor lainnya yang membuat suatu daerah masih tinggi angka stunting menyangkut ketersediaan faskes, bidan, serta dokter. Karenanya penanganan stunting harus dilakukan dengan berkolaborasi, “tegas dr. Boy.

Ikhwal inovasi dalam penanganan stunting lebih kepada teknik baru untuk menggugah kesadaran masyarakat agar lebih peduli untuk bersegera mengentaskan stunting, guna mewujudkan wacana Indonesia Emas 2045, “pungkas dr. Boy. (RP).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini