Menggali Asal Usul Maulid Nabi Muhammad SAW dan Cara Memperingatinya di Indonesia

Maulid Nabi Muhammad SAW
Photo by Abdullah Öğük on Unsplash

WanitaIndonesia.co – Nabi Muhammad SAW lahir pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah. Di kemudian hari, kelahirannya menjadi hari penting yang diperingati oleh umat Muslim. Meskipun pada awalnya tidak ada perayaan resmi, peringatan Maulid Nabi mulai dikenal sejak masa Dinasti Abbasiyah.

Selama pemerintahan Dinasti Abbasiyah, Khaizuran, ibu dari Khalifah al-Hadi dan al-Rasyid, menggerakkan perayaan Maulid di masjid-masjid dan rumah-rumah. Oleh sebab itu, umat Islam mengenang kelahiran Nabi dengan penuh penghormatan. Di sisi lain, Maulid Nabi mengajarkan kita untuk meneladani sifat-sifat mulia Rasulullah, seperti kejujuran, amanah, dan kecerdasan.

Asal Usul Maulid Nabi Muhammad SAW

Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati untuk merayakan kelahiran Rasulullah SAW pada 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah. Asal usul Kata “Maulid” berasal dari bahasa Arab, yang bermakna “kelahiran”. Seiring berjalannya waktu, peringatan ini menjadi momen penting bagi umat Islam untuk mengingat perjuangan Nabi dalam menyebarkan ajaran Islam. Selain itu, tokoh penting seperti Khaizuran, ibu dari Khalifah Harun al-Rasyid, ikut memperkenalkan perayaan ini di wilayah Arab.

Selanjutnya, Khaizuran memerintahkan umat Muslim di Madinah untuk mengadakan peringatan Maulid di masjid, sedangkan di Makkah, perayaan diadakan di rumah-rumah. Pada akhirnya, tradisi ini menyebar luas ke seluruh dunia Islam, termasuk Indonesia.

Bagaimana Cara Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW?

Umat Muslim di Indonesia merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan berbagai tradisi unik.

  1. Sekaten di Yogyakarta:
    Di Yogyakarta, tradisi Sekaten melibatkan pagelaran gamelan dan pembacaan sejarah Nabi Muhammad SAW. Acara ini menggabungkan nilai-nilai Islam dengan budaya Jawa dan menarik banyak pengunjung.
  2. Panjang Jimat di Cirebon:
    Masyarakat Cirebon merayakan Maulid Nabi dengan tradisi Panjang Jimat. Prosesi arak-arakan barang peninggalan Sunan Gunung Jati menjadi bagian penting dari perayaan ini, diiringi doa dan zikir sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi.
  3. Bersholawat dan Kajian Islam:
    Banyak umat Muslim memperingati Maulid Nabi dengan bersholawat dan mengikuti kajian sejarah Nabi Muhammad SAW. Mereka meneladani empat sifat utama Nabi, yaitu shiddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan), dan fatonah (cerdas), dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui peringatan Maulid Nabi, umat Muslim di seluruh dunia terinspirasi untuk terus meneladani ajaran Nabi Muhammad SAW. (Ver)