WanitaIndonesia.co, Jakarta – Kiprah dan peran strategis dilakukan oleh organisasi pasien kanker di Indonesia.
Mereka menjadi asa pasien, serta keluarganya melalui kiprah, serta peran strategis dalam membantu Pemerintah mengedukasi masyarakat dalam menekan angka penderita kanker.
Sejumlah inisiasi berkelanjutan telah dilakukan seperti edukasi, deteksi dini, pendampingan, dan pelatihan.
Yang terbaru pada momen Peringatan Hari Kanker Sedunia, AstraZeneca bersama Yayasan Kanker Indonesia meluncurkan ANITA.
Menurut Hoerry Satrio Head of Corporate Affairs AstraZeneca Indonesia program bertujuan untuk menavigasi, dan mendampingi pasien dalam proses pendaftaran. Program pengujian diagnostik berdasarkan permintaan dokter, serta membantu pasien untuk melakukan konsultasi lanjutan dengan dokter, setelah hasil tes diagnostik tersedia.
Empat Organisasi Pasien dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), Cancer Information Support Center (CISC), dan LovePink turut mendukung upaya Pemerintah dalam menekan tingkat prevelansi penderita kanker di Indonesia dengan melakukan kolaborasi bersama pihak-pihak yang peduli.
Organisasi Pasien Kanker merupakan mitra strategis Pemerintah yang merupakan organisasi nirlaba, berfokus untuk membantu pemerintah dalam mengedukasi, sosialisasi, deteksi dini, serta pendampingan pasien kanker di Indonesia.
Yayasan Kanker Indonesia merupakan organisasi senior yang telah 47 tahun memberikan baktinya untuk bangsa, dan. negara.
YKI telah berupaya melalui sejumlah langkah nyata berupa edukasi, deteksi dini, bantuan skrining, serta beragam pendampingan kepada pasien kanker.
Memiliki dua klinik Pratama di Menteng, dan di Lebak Bulus, Jakarta.
Klinik di Lebak Bulus memiliki layanan terlengkap seperti skrining, Pap smear untuk deteksi kanker serviks sejak dini, IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) untuk mendeteksi kanker leher rahim, Pemeriksaan fisik payudara, dan Mammografi berupa pemindaian untuk melihat kondisi kelenjar payudara, serta jaringan di sekitarnya. Mammografi dianjurkan dilakukan 1-2 tahun sekali untuk wanita dengan usia di atas 40 tahun.
Di Lebak Bulus YKI memiliki rumah singgah untuk pasien dari luar Jakarta. Selain menaungi ekosistem untuk para penyintas, mereka diajak belajar bersama tentang penyakit kanker, mendukung, serta berbagi.YKI juga telah mendidik para relawan untuk merawat pasien paliatif.
Fokus Skrining,
“Hey Kaum Pria Anda pun Berisiko!
Saat ini YKI berfokus kepada skrining kanker. Namun organisasi ini juga memiliki kepedulian kepada penyakit kanker lainnya, yang prevelansinya tinggi seperti kanker Colon (Kolorektal). Fokus mereka sekarang membantu menyediakan kantong stoma yang langka, serta harganya relatif mahal. Pada momen ‘5K Amazing Run, Ambil Kendali dan Lakukan Skrining Kanker YKI menyediakan layanan skrining kanker prostat untuk pria.
Nani Firmansyah dari Yayasan Kanker Payudara Indonesia melanjutkan, “YKPI akan terus melakukan edukasi, memberikan layanan pemeriksaan Mammografi secara cuma-cuma kepada masyarakat prasejahtera. Serta layanan Rumah Singgah kepada semua pasien kanker, khususnya wanita yang berasal dari luar Jakarta. Saat ini kami hanya mampu menampung 28 pasien khusus wanita. Rumah singgah YKPI menerima pasien untuk semua jenis kanker. ”
“Kami punya mobil Mamografi yang dapat menjangkau pelosok Indonesia untuk melayani wanita dari keluarga prasejahtera untuk melakukan pemeriksaan secara cuma-cuma. Jika terdeteksi kami akan merekomendasikan tindakan lanjutan untuk penderita, serta mendampingi mereka, “ujar Nani.
Agar pasien dapat menjalankan hidup secara layak, dapat ditangani dengan baik, dan benar YKPI melatih relawan pendamping pasien kanker payudara. Orang yang dilatih akan mendapat sertifikat internasional. Sekali pelatihan mampu mengkader 50 orang peserta. Tahun ini pelatihan pendamping pasien kanker payudara telah memasuki tahun ke -7.
“Progres lainnya, baru-baru ini kami telah melakukan praktik SADARI (Periksa Payudara Sendiri) untuk deteksi dini kanker payudara yang menyasar ke 7,500 wanita. Berkolaborasi dengan RS Dharmais, YKPI berbagi peran. Dokter-dokter dari RS Dharmais mengedukasi, kami mengajarkan praktik SADARI, “terang Nani.
Walau konsen ke Kanker Payudara, YKPI turut andil pada pasien kanker colon. Saat ini kami fokus untuk membantu menyediakan kantong stoma.
Nani yang telah 20 tahun sebagai penyintas kanker payudara menceritakan awal terdeteksi. Tak bergejala, tak merasakan sakit. Tapi karena ingin mengetahui kondisi tubuhnya ia memeriksakan diri dengan Mammografi, hasilnya ia didiagnosa menderita kanker payudara.
Penambahan Alat USG dan Mammografi di Kabupaten Kota
Aryanti Baramuli Putri dari Cancer Information Support Center (CISC) mengatakan, “Organisasi ini merupakan ekosistem pasien kanker yang 90% anggotanya merupakan pasien, penyintas, keluarga pasien, serta relawan. Fokus kami edukasi, skrining, serta pengobatan. Kami memiliki kegiatan support group untuk pasien dan penyintas. Ekosistem ini terbuka juga untuk umum.”
CISC melakukan pendampingan ke pasien, membantu mencarikan dokter, serta memiliki rumah singgah. Berkolaborasi dengan RS Dharmais, dan RSCM. Tentu tak hanya dibantu, CISC memotivasi pasien agar mandiri, berani menyuarakan ikhwal kanker agar lingkungan terdekat mereka memiliki pemahaman untuk bersama-sama mencegah dengan skrining, pengobatan medis, serta peduli gaya hidup sehat.
Aryanti menyayangkan masih banyak wanita yang senang mengedukasi praktik SADARI tapi mereka malah tak mau melakukan untuk dirinya sendiri. Kami tak paham dengan jalan pikiran mereka itu. Sejatinya kanker itu tak mengenal usia, status. Ia bisa datang ke orang-orang yang abai SADARI, skrining, serta tak melaksanakan gaya hidup sehat. Karenanya peer kami bertambah untuk menyadarkan relawan agar mereka juga peduli untuk SADARI.
CISC merasa senang dengan progres Kemenkes yang telah menyediakan ribuan alat USG dan Mammografi, serta mentraining dokter umum di berbagai daerah, di 530 Kabupaten seluruh Indonesia.
Turut menambahkan Samantha Barbara dari LovePink. Ia mengaku sudah sepuluh tahun sebagai survivor. Kami mengingatkan masyarakat, kanker payudara tak lagi identik sebagai penyakit kaum wanita. Belakangan kaum pria mulai terdeteksi menderita kanker payudara.
Kami memiliki beragam peer seputar edukasi kanker payudara yang jumlah penderitanya sangat tinggi, serta dengan tingkat angka kematian tertinggi. LovePink menyatakan Indonesia darurat kanker payudara, selain prevelansinya tinggi, penderitanya lebih banyak dialami oleh para belia, 20-30 tahun.
“Kami mensupport dengan layanan mobil USG, yang rutin menyambangi daerah terpencil. Sasarannya wanita dari keluarga prasejahtera. Program ikonik Indonesia Goes Pink menyasar 10 kota yang dilakukan serentak bulan Oktober. Merupakan kampanye peduli kanker payudara, yang dilakukan dengan mengusung beragam agenda kreatif seperti talkshow, parade di jalan protokol yang melibatkan pejuang, penyintas kanker, serta komunitas, “terang Samantha.
LovePink menghimbau masyarakat untuk melakukan SADARI, USG, IVA, Mammografi khusus untuk wanita di atas usia 40 tahun. Program yang sedang berjalan berupa
gerakan 10.000 USG secara cuma-cuma untuk wanita prasejahtera. (RP).