WanitaIndonesia.co – Hilirisasi digital kini menjadi perhatian serius bagi pemerintah Indonesia sebagai salah satu pilar utama untuk meningkatkan inovasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, menekankan pentingnya korporasi di Indonesia mengadopsi teknologi digital yang dibarengi dengan penelitian dan pengembangan (R&D) dalam sesi diskusi di BNI Investor Daily Summit 2024.
Hilirisasi Digital sebagai Pemicu Inovasi
Wamen Nezar Patria menyatakan bahwa hilirisasi digital bukan hanya tentang mengadopsi teknologi, tetapi juga tentang mendorong korporasi untuk menghasilkan inovasi yang dapat menciptakan nilai ekonomi baru.
“Yang paling penting adalah mendorong R&D untuk menghasilkan inovasi sehingga tercipta nilai baru bagi perekonomian,” ungkapnya di Jakarta Convention Center pada Selasa (08/10/2024).
Menurut Wamenkominfo, hilirisasi digital berpotensi menjadi kontributor signifikan bagi target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan mencapai 8 persen. Dengan mendorong inovasi di sektor digital, Indonesia dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan daya saing industri teknologi.
Kontribusi AI dalam Pengembangan Aplikasi dan Lapangan Kerja
Perkembangan kecerdasan artifisial (AI) menjadi salah satu contoh nyata dari dampak hilirisasi digital. AI menciptakan banyak peluang bagi pengembangan aplikasi baru yang dapat digunakan di berbagai sektor, serta membuka lapangan pekerjaan baru bagi talenta digital di Indonesia.
“AI melahirkan banyak peluang untuk menciptakan aplikasi yang dapat memberikan manfaat lebih luas, termasuk membuka banyak lapangan pekerjaan,” jelas Nezar.
Infrastruktur konektivitas yang telah dibangun pemerintah harus dimanfaatkan secara maksimal oleh pelaku bisnis untuk menciptakan solusi digital yang berdaya guna bagi masyarakat.
Meningkatkan Kontribusi Ekonomi Digital terhadap PDB
Saat ini, kontribusi ekonomi digital terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia baru mencapai sekitar 10 persen. Nezar menekankan bahwa angka ini masih bisa ditingkatkan melalui hilirisasi digital yang lebih agresif, dengan fokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di bidang teknologi digital.
Pemerintah mencatat bahwa Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital hingga tahun 2030, tetapi saat ini kapasitas pengembangan SDM baru bisa memenuhi kurang dari 20 persen dari kebutuhan tersebut.
“Oleh karena itu, kita perlu memperkuat infrastruktur, adopsi teknologi, dan pengembangan talenta digital agar kontribusi ekonomi digital terhadap PDB bisa terus tumbuh,” ujar Nezar.
Kolaborasi Ekosistem Digital untuk Masa Depan
Untuk menghadapi tantangan ini, Wamen Nezar Patria mendorong kolaborasi antara industri teknologi digital di Indonesia dan pihak internasional. Kolaborasi ini harus memberikan nilai tambah yang signifikan, tidak hanya dalam hal penguatan infrastruktur dan adopsi teknologi, tetapi juga dalam upaya menciptakan lebih banyak talenta digital berkualitas.
“Inilah pekerjaan rumah kita bersama, yakni memastikan seluruh ekosistem digital berkolaborasi untuk memperkuat sektor ini, sehingga Indonesia dapat memaksimalkan potensi ekonominya di era digital,” pungkas Nezar.
Dengan mendorong hilirisasi digital dan kolaborasi ekosistem industri, Indonesia akan lebih siap menghadapi tantangan digital global dan meningkatkan daya saing ekonomi nasional. (Sumber: Kominfo)