Site icon Wanita Indonesia

Susu Soya Bukan Pengganti Susu Sapi

Susu Soya Bukan Pengganti Susu Sapi

wanitaindonesia.coKarena berbagai alasan, saat si kecil memasuki usia 6 bulan, Anda tak bisa memberikan ASI kepada si kecil. Akhirnya, selain makanan padat, Anda mulai memberikan susu formula juga kepada anak. Namun baru saja diberikan, tubuh anak sudah menunjukan reaksi buruk.

Ruam merah tampak memenuhi pipi dan tubuh, ada suara “ngik” saat anak bernapas, dan ia juga mengalami mual, muntah, dan diare. Waspada Ma, itu gejala alergi susu sapi!

Menurut www.idai.or.id angka kejadian bayi yang mengalami alergi susu sapi berkisar antara  3-4% bayi, yang sebagian besar dialami oleh bayi di sebelum satu tahun pertama kehidupannya. Jika sudah begini, susu soya atau susu kacang kedelai bisa menjadi solusi Anda untuk menggantikan gizi yang ada pada susu sapi.

Namun, tahukah Anda bahwa susu soya tidak mengandung gizi yang sama seperti susu sapi?

Oleh karena itu, pemberian susu soya saja tidak akan mencukupi nutrisi yang dibutuhkan bayi, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupannya, di saat sel-sel otaknya sedang berkembang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dr.dr. Damayanti R. Syarif, Sp.A(K). Menurutnya, pada anak yang mengalami alergi susu sapi, pemberian susu soya bukan solusi yang tepat.

Faktanya, banyak anak dengan kasus alergi susu sapi yang shock ketika diberi susu soya, yang akhirnya malah menghambat perkembangan otak, yang berdampak pada kecerdasan dan kekuatan fisiknya.

“Susu extensively hydrolyzed dan susu amino adalah susu yang tepat sebagai penggantinya,” lanjut dr. Damayanti.

Namun, pemberian dua jenis susu pengganti tersebut tetap harus berdasarkan anjuran dokter, karena bisa jadi, alergi yang dialami anak hanya terjadi dalam tempo waktu tertentu.

Hal itu dikuatkan oleh hasil riset The American Society for Parenteral & Enteral Nutrition, yang menunjukkan tingkat kesembuhan alergi pada anak saat menginjak usia 1 tahun adalah 56%, kemudian 77% pada usia 2 tahun, 87% pada usia 3 tahun, 92% pada usia 5 dan 10 tahun, serta 97% pada usia 15 tahun.

Pemberian susu extensively hydrolyzed dan susu amino harus berdasarkan pemeriksaan dokter terlebih dahulu karena bisa saja gejala yang muncul pada anak bukan karena alergi susu sapi.

Kondisi seperti makanan pendamping ASI yang tidak cocok, atau sudah sembuhnya masa alergi susu anak, adalah hal yang tidak bisa ditentukan tanpa adanya pemeriksaan medis. (wi)

Exit mobile version