Wanita Indonesia

Satu Jam di 3 Destinasi Kuliner TGA, Semua Makanan Dicari Enaknya

Tia penerus legacy Martabak Bong Ngian Foto : WanitaIndonesia.co

WanitaIndonesia.co, Jakarta, Bersamaan dengan pembukaan The Gading Archive (24/5 – 29/6), panitia menyelenggarakan Food Tour dengan mengajak media mengunjungi destinasi kuliner hasil kurasi TGA, yang berlokasi di seputaran Kelapa Gading.

Masing-masing peserta diberikan kesempatan untuk memilih salah satu dari 3 trips TGA Food Tour. Yang mana setiap trips berisi 3 destinasi kuliner yang akan dikunjungi. WanitaIndonesia.co memilih Martabak Bong Ngian, Rumah Makan Marannu yang lekat dengan kuliner Makassar serta Unank Juice.

Perjalanan pertama dimulai menuju destinasi kuliner Martabak Bong Ngian. Mobil melewati ruko-ruko klasik yang masih berdiri kokoh dengan beragam aktivitas pelaku usahanya. Mayoritas didominasi oleh pelaku usaha kuliner.

Dewa Nugraha, Head of Corporate PT Summarecon Agung Tbk yang berperan selaku pemandu, ditemani Wiro, host acara, menceritakan bagaimana upaya sang pemilik Summarecon, Soetjipto Nagaria di awal sangat memikirkan dampak keberlanjutan dari usahanya membangun kawasan Kelapa Gading. Beliau menginginkan sebuah kawasan yang hidup, ramai agar menjadi suar bagi penghuni serta masyarakat sekitarnya, “kata Dewa.

Dewa melanjutkan, “Salah satu upayanya dengan menghadirkan pelaku usaha kuliner populer,
agar mau berjualan di Kelapa Gading, sekaligus mengakomodir kebutuhan para
penghuni agar bisa mengakses makanan enak secara mudah. Berbilang tahun upaya tersebut terwujud. Setiap jengkal wilayah di pengembangan Kota Terpadu Summarecon Kelapa Gading laksana ‘surga’ bagi para pelaku usaha kuliner serta penikmatnya.

Tak sampai 20 menit, mobil tiba di Jalan Summagung III, Blok K 1/12, Kelapa Gading. Martabak Bong Ngian menempati sebuah bangunan berupa rumah lama. Usaha kuliner rintisan ini berlanjut ke generasi kedua.
Tia Angel menyambut rombongan wartawan dengan hangat di area makan berpendingin.

Tia bersama papa Bong Ngian kolaborasi lintas generasi jaga legacy kelezatan tradisi.
Foto : The Gading Archive

Legenda Lezat Martabak Jakarta

Tia menceritakan, “Awalnya papa saya merintis usaha kue pukis dengan menjajakan di sebuah gerobak di area Kelapa Gading.
Seiring perjalanan waktu, usaha kami berkembang hingga bisa membeli rumah sebagai lokasi baru berdagang.
Di sini, Papa menambah varian menu berupa martabak dengan pilihan manis, dan gurih. Keduanya menjadi menu ikonik pelanggan.”

“Jika ditanya keistimewaan martabak manis Bong Ngian, mudah dikenali lewat tekstur kulit luar yang crunchy, namun bagian dalamnya pluffy, dan buttery. Lekat dengan sarang yang sangat banyak, dan panjang. Isian pun berlimpah serta memiliki ukuran yang tebal, “terangnya.

Martabak manis menjadi produk unggulan, pilihan isian cukup beragam diantaranya Keju Campur, Nutella serta Ovomaltine juga tersedia Martabak Polos.

“Kami menyediakan dua jenis kategori martabak, yang biasa berbahan margarin serta spesial menggunakan mentega. Harganya tentu saja berbeda. Martabak berbahan margarin harga termurah Rp. 50.000, – sedang yang berbahan mentega harga terendah di kisaran Rp. 95.000,-, “imbuhTia.

Namun demikian bukan berarti martabak manis kategori biasa tersaji standar lho, tetap terasa citarasa istimewanya.

Tia menambahkan, “Untuk martabak telur ada yang standar namun juga tersedia harga khusus yang dibedakan dari penggunaan jumlah telur, ekstra daging serta daun bawang.
Bagi yang ingin melengkapi menu snacking, tersedia beragam menu jajanan diantaranya Kue Pukis, Kue Bantal, Ketan Duren, dan Pisang Goreng.”

Saat WanitaIndonesia.co menikmati sepotong martabak manis Bong Ngian, apa yang diterangkan Tia terbukti nyata. Aroma, tampilan serta citarasanya terbilang paripurna. Walau ukurannya tebal, tapi teksturnya lembut, dan kenyal.
Salah satu rahasia tekstur martabak yang pluffy, bahan pengembang akan dicampur dengan adonan martabak sesaat ketika hendak dimasak. Jadi tak seperti pada proses pembuatan martabak manis pada umumnya, yang mencampurkan kesemua bahan.

Pun halnya dengan martabak gurih, isian daging serta daun bawang berlimpah. Paduan rasa gurih, serta asin yang pas disempurnakan dengan dipping kuah yang terbuat dari campuran kecap manis, kecap asin, cuka, gula, dan garam, air matang serta bawang. “Sempurna!.

Sesuai dengan saran Direktur Summarecon, Soegianto Nagaria, sajian TGA akan lebih nikmat jika disantap langsung setelah matang, di tempat pelaku usahanya.

Walau menjadi generasi penerus, Tia lebih bertanggung jawab ke urusan manajemen. “Papa masih turun langsung kok, membeli bahan ke pasar, melakukan kontrol ketat terhadap kualitas produk, “tuturnya.

Beruntung, pemilik Martabak Bong Ngian mumpuni memperlakukan karyawan mereka dengan baik, bagaikan sebuah keluarga besar sehingga karyawan yang trampil, dan telah bekerja lama, tetap bertahan membesarkan usaha kuliner populer ini.
“Papaku itu tipikal pribadi yang ramah, supel, perhatian. Beliau suka berinteraksi dengan karyawan juga tetangga sekitar di tempat usaha kami, “ucap Tia.

Christian Yudhi (Samson) buah manis dari totalitas jaga & kembangkan bisnis kuliner keluarga lewat peran multitasking.
Foto : WanitaIndonesia.co

Usai menikmati kelezatan kuliner pilihan TGA, rombongan beranjak ke Rumah Makan Marannu yang berlokasi di Jalan Boulevard Raya, Blok TA 2, No. 27, Kelapa Gading Timur.

Di sini merupakan Melting pot favorit masyarakat perantauan asal Makassar, yang kangen dengan menu khas daerah mereka. Rombongan disambut dengan embusan angin serta asap tebal dari tempat pembakaran ikan dan iga, yang diletakkan di area depan.

Berkilau di Kelapa Gading

Aroma harum sedap menguar, membangkitkan selera makan bagi pengunjung yang baru datang. Selain menyediakan kuliner andalan diantaranya Coto Makassar, Konro Bakar, dan rebus. Di dekat tangga menuju ke lantai dua, terdapat display aneka macam kue-kue khas Makassar seperti Barongko, Jalangkote, Taripang yang lazim dinikmati masyarakat Makassar usai bersantap.
“Hmmm, semuanya lezat terlihat menggoda.

Walau dikategorikan rumah makan, namun pemiliknya mampu memberikan dampak sosial bagi para musisi jalanan. Para musisi yang kerap dipandang sebelah mata diberdayakan. Mereka menghibur pengunjung yang sedang asyik bersantap di lantai dasar lewat iringan musik serta alunan suara merdu. Suasana bersantap pun terasa lebih nikmat.

Di sini senantiasa ramai oleh pembeli, sekalipun telah lewat waktu makan siang. Jangan harap melihat rumah makan Marannu itu sepi. Pun ketika kami bergegas menuju lantai satu, suasananya sama. Meriah dengan para pengunjung yang sedang asyik menikmati sajian favoritnya serta mereka yang sedang menanti datangnya pesanan. Di lantai satu ada ruangan tertutup yang memungkinkan para tamu menikmati suasana santap yang intim.

Kuliner Legendaris TGA ‘Rumah Makan Marannu’ lekat dengan atraksi lewat teknik memanggang.
Foto : WanitaIndonesia.co

Di tengah kesibukan lewat peran multitasking seperti memasak, melakukan kontrol hidangan, hingga melayani pembeli, Christian Yudhi yang akrab disapa Samson terlihat ceria menyambut rombongan wartawan yang datang khusus untuk meliput. “Terima kasih sudah berkenan untuk berkunjung,” ujar penerus usaha Rumah Makan Marannu generasi ketiga.

Ia menceritakan, Rumah Makan Marannu merupakan usaha rintisan sang Oma. Hadir pertama di tahun 1967, di sebuah pasar tradisional Sentral, Makassar.
“Ketika usaha berlanjut ke generasi kedua yang dijalankan oleh papanya di tahun 1983, Marannu melakukan ekspansi bisnis ke daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Saat ini kami menempati 3 ruko guna mengakomodir permintaan pelanggan, yang sebagian merupakan perantau asal Makassar, “terang pria lulusan sarjana komunikasi ini.

“Marannu (bahasa Makassar) memiliki arti ceria, dan bahagia. Seperti itulah harapan kami kepada para tamu-tamu yang datang serta saat pulang usai bersantap, “ujar pria yang di masa kecilnya berbuat nakal, ia dihukum dengan membantu pekerjaan di rumah makan neneknya.
Menurutnya, selain di Kelapa Gading, kami memiliki cabang di Kota Bandung, yang dikelola oleh saudara orang tua Samson. Sedangkan yang di Makassar sudah lama ditutup.

Penutup sempurna jamuan masyarakat Makassar.
Foto : WanitaIndonesia.co

WanitaIndonesia.co menikmati olahan Konro Bakar yang tersaji dengan buras (lontong persegi Makassar), juga tersedia ketupat, saus kacang bertekstur kental serta kaldu hitam berbumbu hangat.

Warna hitam kaldu beraroma khas itu berasal dari penggunaan kalowa (bahasa Makassar) yang artinya keluak. Saat dinikmati efek hangat rempah yang terdiri dari campuran pala, merica, cengkih mampu membuat tubuh terasa nyaman. Sajian Konro bakar terasa sempurna dengan tekstur daging yang kenyal lembut dengan citarasa serta bahan pelengkapnya.

Usai beramah-tamah sembari menikmati sajian lezat di Warung Makan Marannu, rombongan menuju Unank Juice.
Ini perjalanan rasa TGA terakhir. Sebuah kios jus tak terlalu besar menempel pada sebuah tembok di Jalan Kelapa Sawit Raya, Blok DD, No. 10, Kelapa Gading.

Menyala Berkat Promosi Dari Mulut ke Mulut

“Lokasinya cukup strategis di dekat
Sekolah Tunas Karya, Sekolah Pertama yang berdiri di Kelapa Gading, “terang Dewa.
Walau kecil, pemilik serta karyawannya sangat apik menjaga kebersihan. Terlihat catchy dari warna-warni buah yang menjadi bahan olahan jus. Kesemua buah ditata berjajar rapi, dengan komposisi warna apik, di gerobak berdinding kaca yang terjaga kebersihannya. Sangat menggoda pandang pejalan yang lalu-lalang di tengah cuaca panas Jakarta.

Pemilik, M. Satory kerap disapa Unank menyambut kehadiran kami sembari disibukkan dengan mengerjakan pesanan. Ia menceritakan usaha rintisan yang dibangun bersama keluarga sejak tahun 1995. “Sekarang ada 4 gerai jus di Jakarta Utara, dua di Kelapa Gading, duanya lagi di daerah Sunter.
Selain dapat diminum di tempat, kami melayani pembelian secara online dengan minimal order, “jelasnya.

Walau kecil menyala lewat persaingan bisnis refreshing drinks yang ketat.
Foto : WanitaIndonesia.co

“Pelanggan dari perusahaan banyak pula yang memesan khusus untuk acara mereka. Kami siap melayani serta memastikan kualitas jus tetap tersaji istimewa, tetap creamy, segar dengan rasa yang sedap, “promosi Unank.

Menurut Unank untuk menghasilkan kualitas jus yang spesial, ia harus konsisten menggunakan buah segar dalam takaran tepat. Pun air pencampurnya harus diukur teliti, agar dihasilkan jus buah yang creamy, tak cair dikarenakan lebih banyak kandungan air dibandingkan buahnya.

Unang dan karyawan, diuntungkan lewat promosi dari mulut ke mulut.
Foto : WanitaIndonesia.co

Karena rasa sedap yang memuaskan lidah serta harga jual yang affordable, Unank pun diuntungkan lewat promosi dari mulut ke mulut.
Selain mumpuni meracik jus, Unank sangat ramah ketika melayani pembeli.
“Nama Unank itu berasal dari pelanggan yang dulunya menganggap wajah saya mirip dengan komedian Unang, “jelasnya.

Karena sudah lama berjualan di dekat sekolah, pelanggan yang sudah tamat, seringkali kangen akan jus olahannya. Banyak yang sengaja datang untuk bernostalgia sembari menikmati varian jus favorit seperti alpukat, dan stroberi. Lewat racikannya, citarasa jus tak pernah berubah.

Yang membuat Unank bungah, mereka datang bersama keluarga kecilnya. Sudah tentu omsetnya meningkat lewat pelanggan loyal ini.

Kreativitas serta inovasi menjadi ikhtiar untuk melanggengkan usahanya. Maklum memiliki bisnis tak cukup mental membaja, serta ketekunan tapi dibutuhkan pula kreativitas, inovasi untuk memenangkan persaingan serta mengakomodir keinginan pembeli.

Salah satu kreativitas hadir lewat olahan Smootie. Unank mencampur dua hingga tiga varian buah berbeda, dengan takaran air yang tepat. Ini butuh teknik tersendiri agar citarasa minuman tersaji harmoni di lidah, “pungkas pria yang mengaku tak sanggup mengolah jus dari buah gowok.

Exit mobile version