wanitaindonesia.co – Beliau sadar fashion, dan paham mempromosikan produk Indonesia berbasis budaya etnik. Menjadi role model masyarakat untuk semua kelompok umur, karena setelah dipublikasikan media, dipastikan busana atau wastra Nusantara yang dikenakannya banyak diburu masyarakat.
Ketika kunjungan dinas ke Kabupaten Sintang (Kal-Bar) Rabu, 8/12/2021 untuk meresmikan Bandara Tebelian, Jokowi terpukau dengan keindahan warna dan motif kain tenun ikat Sintang yang berada di sebuah Art Shop di dalam bandara.
Bersama rombongan, Jokowi singgah sejenak. Menyapa ramah pengrajin Desa Umin Jaya, sambil melihat keindahan kain tenun dan produk fashion yang didisplay menarik.
Jokowi langsung
mencoba jaket bomber favoritnya bewarna merah manggis dengan motif Manuk/Manok (baca ma – nuk), artinya ayam dari bahasa Dayak Ngaju yang sangat indah dan unik, dijahit pengrajin UMKM Kota Sintang.
Dengan gaya merakyat, Jokowi berdialog memberikan support untuk seluruh pengrajin tenun Sintang agar tetap gigih mempromosikan produknya. Serta melakukan sejumlah inovasi dengan menghadirkan produk fashion ready to wear yang menyasar ke kelompok milenial.
Sekali mencoba Jokowi langsung tersenyum puas dengan hasil produk UMKM di Sintang. Jahitannya rapi, ukuran pas ditubuh, bahan tenun yang sejuk, serta motif dan warna menarik. Sangat indah dikenakan dalam berbagai momen.
Di dalam art shop Jokowi tersenyum menyapa pekerja media sambil mengenakan jaket bomber berbahan tenun ikat Sintang
Peran Pastor Jacquees Maessen Bumikan Tenun Ikat Sintang hingga ke Mancanegara
Berbicara perkembangan tenun ikat Sintang yang sekarang mendunia, tidak boleh dilupakan jasa Pastor Jacquees Maessen, direktur Yayasan Kobus yang berhasil membina 1.300 penenun melalui Koperasi Jasa Menenun Mandiri. Hadir inovasi, kreativitas dengan mempertahankan kearifan lokal penggunaan pewarna alami, serta proses penenunan tradisional.
Kreativitas menghadirkan ragam warna natural, cerah serta motif baru yang berasal dari keberagaman suku Dayak Sintang. Juga upaya pemanfaatan wastra yang lebih beragam, diantaranya diproduksi menjadi jaket bomber Jokowi atau dijadikan sejumlah produk fashion seperti busana, tas, dompet.
Motif tenun ikat Sintang (tenun suku Dayak) mempertontonkan corak khas seperti hewan, tumbuhan dan sungai yang menggambarkan kehidupan dan kepercayaan suku Dayak.
Pengrajinnya perempuan suku dayak yang sangat telaten, mereka melakukan serangkaian proses panjang dari bertanam kapas, memintal benang, peminyakan benang, pewarnaan, mencelup, membuat dan mengikat motif hingga proses menenun yang kesemuanya dilakukan secara manual.
Penggunaan pewarna alami memanfaatkan beragam hayati hutan Sintang seperti daun, akar, batang, kulit, buah, umbi dan biji.
Tak perlu heran, wajib di apresiasi bila selembar kain tenun ikat Sintang dihargai hingga belasan juta. (RP)
Foto Jokowi: Agus Suparto (Budaye Kamek, Kalimantan Barat)
Foto kain: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.