WanitaIndonesia.co, Jakarta – Dalam memperingati World Sight Day 2023 Dr. Gusti berpesan ke masyarakat untuk lebih aware terhadap kondisi mata anak-anaknya.
Dr. Gusti G. Suardana, SpM(K) Dokter Subspesialis Konsultan Strabismus, Ketua Servis Pediatric Ophthalmology and Strabismus JEC Hospitals & Clinics mengingatkan masyarakat.
“Mata juling merupakan kondisi mata tak sejajar, serta tak dapat melihat secara bersamaan pada satu titik fokus. Hal ini merupakan gangguan umum pada anak, tapi harus dideteksi sedini mungkin.”
“Penyebabnya ada gangguan kontrol otot. Mata memiliki 6 otot yang bekerja sama dengan baik, dan harmonis atas perintah otak. Terjadinya mata juling disebabkan salah satu otot tak mampu merespon perintah otak. Jika dibiarkan, anak akan mengalami gangguan penglihatan seperti kabur, maupun penglihatan ganda, “ujar Dr. Gusti.
Tanda-tanda mata juling ada yang mudah terlihat dan tak terlihat. Karenanya penting untuk melakukan pemeriksaan di fase kritis untuk memastikan kondisi kesehatan mata anak.
Upaya preventif dapat dlakukan dengan pemeriksaan mata secara rutin sejak dini, walau tanpa ada keluhan sedikitpun. Utamanya di fase kritis saat anak berusia 0-8 tahun.
Jika anak mengalami mata malas dan tak ditangani dengan baik, proses pengobatan menjadi sulit. Seandainya diberi kaca mata tak akan menghasilkan penglihatan yang lebih baik.
Dr. Gusti menambahkan, “Saat terdeteksi anak menderita mata juling, dokter akan memberikan opsion untuk melakukan operasi.
Operasi akan dilakukan pada otot mata untuk mengubah panjang otot di sekitar mata agar terlihat lurus. Operasi seringkali disertai terapi penglihatan untuk meningkatkan koordinasi mata. ”
“Mata juling yang tak ditangani hingga anak berusia dewasa, akan berdampak sulitnya untuk mendapatkan penglihatan normal. Seandainya dilakukan tindakan operasi, tujuannya hanya untuk menyempurnakan aspek estetik, agar penyandang mata juling lebih percaya diri, “papar Dr. Gusti.
Tak selamanya penyandang mata juling harus menjalankan operasi. Mata juling ringan hanya perlu menggunakan kaca mata khusus, guna menormalkan fungsi otot matanya.
Selain bawaan, mata juling bisa disebabkan oleh trauma dari benturan keras pada kepala, penyakit diabetes, tiroid, katarak, tumor otak, kelahiran prematur, juga kondisi mata plus, minus, serta beragam penyebab lainnya.
Waspadai Jika Anak Anda Mengalami Kendala Berikut!
Mata juling pada anak dan mata malas akan terlihat saat anak lelah, mengantuk, atau ketika sedang melamun. Juga saat sedang tak enak badan. Yang mana posisi matanya terlihat tak sejajar. Saat menonton tayangan 3D.
Jika anak hanya duduk diam, tak merespon adegan, kemungkinan terbesar anak menderita juling. Waspada pula saat anak sering jatuh saat naik-turun tangga, ketika berlari, sering menabrak dikarenakan terbatasnya jarak pandang.
Ketika anak besar, ia mengalami kesulitan untuk membaca, ada indikasi anak mengalami juling. (RP).