Pergeseran Pandangan Soal Pekerjaan Bikin Milenial Tak Siapkan Dana Pensiun

Pergeseran Pandangan Soal Pekerjaan Bikin Milenial Tak Siapkan Dana Pensiun

wanitaindonesia.coBeda dari generasi masa lalu, persiapan dana pensiun tampaknya tak lagi menempati prioritas utama dalam kehidupan generasi Y alias generasi milenial. Ini adalah generasi yang mendominasi populasi penduduk usia produktif di Indonesia saat ini sampai dengan sepuluh tahun ke depan.

Meski rata-rata sudah memiliki sumber penghasilan sendiri, tak banyak generasi milenial yang mulai mempersiapkan dana untuk bekal hidup di masa pensiun nanti. Lalu, apakah berarti generasi milenial akan menjalani kehidupan yang suram di usia pensiun nanti? Jawabannya, belum tentu. Sebab, menurut studi yang dilakukan United Income, telah terjadi pergeseran sudut pandang mengenai konsep bekerja beberapa waktu belakangan ini.

Dulu, pekerjaan dianggap sekadar kewajiban yang harus dilakukan agar bisa memperoleh uang. Rata-rata orang menanti tibanya masa pensiun dengan bersemangat, karena ingin segera terbebas dari rutinitas pekerjaan.

Tapi, kini definisi pekerjaan bergeser menjadi sebuah passion yang dilakoni demi kepuasan jiwa, selain tentu sebagai sumber penghasilan. Kemajuan teknologi dan keterkaitan berbagai bidang usaha juga memungkinkan orang untuk menekuni profesinya dalam jangka waktu lebih lama.

Saat ini perkirakan ada 20% penduduk Amerika berusia di atas 65 tahun yang masih aktif bekerja, sedang mencari pekerjaan, atau bekerja secara mandiri. Pilihan untuk tetap bekerja pun rata-rata didasari oleh keinginan untuk aktualisasi diri dan memenuhi kepuasan batin, bukan karena perlu uang.

Tren gaya hidup untuk tetap aktif bekerja di masa pensiun ini cocok dengan karakteristik generasi milenial yang melek teknologi, memilih profesi berdasarkan passion, dan memiliki potensi kreativitas untuk mendukung upaya menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

Karena itulah, di satu sisi, konsep masa pensiun bisa dibilang mulai tidak relevan bagi generasi milenial, karena mereka masih ingin tetap aktif bekerja meski telah memasuki usia pensiun. Di sisi lain, milenial juga perlu mempertimbangkan fakta bahwa tidak semua perusahaan memiliki kebijakan perekrutan karyawan dengan rentang usia yang sesuai harapan.

Itu sebabnya, generasi milenial tetap perlu menerapkan perencanaan keuangan jangka panjang untuk melindungi diri dan keluarga dari berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan, seperti pemutusan hubungan kerja, kondisi kesehatan yang menghalangi aktivitas kerja, dan aneka situasi tak terduga lainnya.

Gaya perencanaan keuangan konvensional, yaitu menyediakan pos dana darurat, dana kesehatan, perencanaan pensiun, kepemilikan aset, dan sebagainya, tetap perlu diadopsi (sekaligus dimodifikasi sesuai kondisi dan keperluan) sebagai ‘jaring pengaman’ finansial untuk kehidupan pribadi dan keluarga di masa depan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini