wanitaindonesia.co – Sejak beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan pernyataan, jika semua pelajar sudah divaksinasi, sekolah bisa mulai menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Tentu kegiatan tersebut juga harus dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Pernyataan itu disambut hangat oleh para siswa yang sudah divaksin dan sudah kangen bertemu teman.
Namun, pihak Kemendikbudristek menyatakan, penerapan PTM tidak bisa menunggu program vaksinasi tuntas, karena kegiatan belajar online dinilai memberatkan, baik bagi para siswa maupun guru. Oleh sebab itu, jika semua guru sudah divaksinasi, sekolah bisa buka. Siswa yang belum mendapatkan kesempatan divaksin pun juga bisa mengikuti PTM, selama mereka mendapat persetujuan dari orang tua. Saat ini vaksinasi COVID-19 untuk anak diberikan pada rentan usia 12 hingga 17 tahun.
Saat Jakarta dinyatakan masuk ke PPKM Level 3 yang mulai berlaku pada 24 Agustus, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengizinkan Jakarta menggelar PTM. Namun, PTM-nya terbatas dengan kapasitas siswa maksimal 50 persen.
Sementara itu, Pakar Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, menyarankan, PTM bisa mulai diterapkan dengan mengombinasikan dua metode, yaitu online dan offline. “Pembelajaran tatap muka dapat dibuka, tapi harus secara bertahap dengan blended learning system, yang sifatnya campuran. Orang tua pun harus aktif terlibat mengawasi, jika anak melakukan sekolah tatap muka,” kata Trubus, mengutip laman Tempo.
Ia melanjutkan, kegiatan PTM memang bisa berjalan di Jakarta sedang menerapkan PPKM Level 3. Karena, cakupan vaksinasi di Jakarta sudah meluas. Namun, ia mengingatkan agar Dinas Pendidikan menjamin tidak akan ada klaster penularan baru di lingkungan sekolah, mengingat varian delta masih mengganas. Di sisi lain sekolah juga tidak bisa lengah dalam mengawasi penerapan protokol kesehatan, memastikan seluruh peserta PTM tetap menjaga jarak.
Banyak orang tua yang merasa ragu melepas anaknya sekolah tatap muka, karena khawatir dengan potensi penularan di sekolah. Di sisi lain mereka juga bingung karena anak mulai bosan dan stres akibat tak bisa bermain bersama teman-temannya. Bagaimana dengan Anda? (wi)