Mengenal Sosok Ruben Amor, dari Pelayan Hotel Hingga Pemimpin dengan Jiwa Pelayanan

Ruben Amor, sosok yang kini dikenal sebagai Founder & CEO Adonara Group, jaringan manajemen hotel dan properti yang terus tumbuh di Indonesia.

WANITAINDONESIA – Dunia hospitality bukan sekadar tentang fasilitas dan kenyamanan tamu, melainkan tentang hati yang mau melayani. Prinsip sederhana itulah yang dipegang teguh oleh Ruben Amor, sosok yang kini dikenal sebagai Founder & CEO Adonara Group, jaringan manajemen hotel dan properti yang terus tumbuh di Indonesia.

Lahir di Flores, Ruben tumbuh dalam keluarga yang religius dan sederhana. Sejak kecil ia dibentuk dengan nilai kejujuran, kedisiplinan, dan rasa hormat kepada sesama. “Saya sebenarnya sekolah pastor, sekolah jadi imam,” kenangnya. “Tapi karena tidak bisa lanjut, akhirnya saya masuk ke Jogja. Dari situ saya mulai kuliah perhotelan.”

Kegagalan menjadi imam tidak menghentikannya untuk melayani. Ia menemukan bahwa semangat melayani tidak terbatas pada mimbar atau altar. “Melayani itu tidak harus jadi pastor,” ujarnya. “Kita bisa melayani lewat apa pun, termasuk lewat hotel.” Dari situlah perjalanan panjang Ruben di dunia hospitality dimulai.

Langkah pertamanya di industri hotel dimulai dari bawah, di Aston Hotels. Ia bekerja di berbagai posisi operasional, belajar tentang tamu, sistem, dan kerja tim. “Saya dulu mulai dari staf. Cuci gelas, angkat koper, semua saya lakukan dengan bangga,” tuturnya. “Kalau kita tidak bisa melayani di bawah, kita tidak akan pernah bisa memimpin di atas.”

Ruben kemudian memperluas pengalamannya ke dunia internasional dengan bergabung di Premier Inn (Whitbread UK), hingga ke Plateno Group, salah satu jaringan hotel terbesar di Asia.

Di tempat itulah, Ruben banyak terlibat dalam pengembangan bisnis dan strategi manajemen. Pengalaman lintas budaya dan sistem membuatnya memahami bahwa kepercayaan (trust) adalah inti dari kepemimpinan yang efektif.

Sekembalinya ke Indonesia, Ruben mendirikan Adonara Group. Usahanya berkembang cepat dan sempat mengelola lebih dari 56 properti di seluruh Indonesia sebelum pandemi COVID-19 mengguncang industri pariwisata.

“Pandemi jadi titik balik,” ujarnya. “Banyak hotel yang terpaksa berhenti beroperasi. Saya harus mengambil keputusan berat untuk menutup sebagian

besar properti yang kami kelola. Tapi dari situ, saya belajar arti tanggung jawab, bukan cuma kepada perusahaan, tapi juga kepada orang-orang di baliknya.”

Ruben tidak menyerah. Ia menjadikan masa sulit itu sebagai momentum untuk berbenah. Di bawah struktur dan strategi baru, Adonara Group kini bangkit dengan semangat kolaborasi yang lebih matang.

“Kami tidak sekadar operator. Kami datang untuk membantu. Ada hotel yang kesulitan, kami bantu dari sisi pendanaan, sistem, atau strategi pemasaran. Intinya partnership,” jelasnya.

Kini Adonara Group terus berkembang, merangkul berbagai unit bisnis dari manajemen properti hingga kerja sama strategis dengan investor dan operator hotel.

Sebagai pemimpin, Ruben dikenal tegas namun rendah hati. Ia sering turun langsung menyapa staf di lapangan, memberi arahan dengan empati, dan menegur dengan niat membangun.

Dari ruang tamu hotel sederhana hingga ruang rapat korporasi, prinsipnya tetap sama, yakni melayani dengan karakter, memimpin dengan kasih, dan membangun dengan iman. (GIE)