Limpahan Energi Kreatif Thresia Mareta Advisor JF3 Hadirkan ‘Pintu’ Dua Dekade JF3

Ki-ka : Soegianto Nagaria Chairman JF3, Syafa Aliffa Face Icon JF3, Thresia Mareta Advisor JF3 Foto : Istimewa.

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Memasuki dua dekade penyelenggaraan, JF3 baru berdampak jika berhasil membuka ‘Pintu’ bagi mereka untuk memasarkan produk dalam skala global. (Thresia Mareta – Advisor JF3).

Walau
belia di ekosistem JF3, sebagai Advisor ia memainkan peran strategis, lewat sejumlah terobosan apik nan bernas. Alumni Arsitek Universitas Tarumanegara mumpuni menghadirkan sejumlah transformasi pembaharuan bagi keberlanjutan event JF3, serta ekosistem yang lengkap guna berkontribusi nyata, dukung industri fashion Indonesia.

Tres mengatakan, “Saya melihat kita butuh visi baru, untuk membawa industri ini keluar dari hal yang kurang relevan dari perkembangan masa.
Karenanya diperlukan perubahan eksekusi pada perhelatan akbar ikon fashion show Indonesia.”

Tres bersama timnya yang solid menitikberatkan pada konsep yang lebih detil seperti pemilihan lokasi, konsep presentasi, hingga bagaimana ruang itu dibangun untuk mencapai relevansi yang dituju. Tentunya dengan berpegang kepada diverensiasi yang menampilkan beragam hal baru, berbeda, unggul dari event serupa di Tanah Air.

Menurut perempuan dengan oase ide cemerlang di industri fashion Indonesia, panitia harus berjalan lebih cepat lewat eksekusi nyata. Yang membuat miris, fashion Indonesia masih tertinggal jauh di kancah global. Malaysia memiliki aset Jimmy Cho (baca Chu), bagaimana dengan Indonesia?.

Tres menyesalkan selama ini industri fesyen Indonesia hanya dikenal sebagai industri rumah tangga. Kita harus merubah mindset, harus belajar ke negara dengan industri fesyen yang sangat maju.
Industri mode itu bagian dari suarnya sebuah bangsa, butuh penanganan khusus, dilakukan secara profesional, serta mampu menghadirkan dinamika perkembangannya.

Foto : Istimewa.

Gaungkan Isu Lakon Indonesia Diapreasi Pasar Global

Untuk memberikan Fondasi kuat, saya menghadirkan Lakon Indonesia yang merupakan ekosistem budaya yang mewadahi seluruh pelaku bisnis UMKM Fashion yang berpotensi untuk masuk ke pasar ritel kelas menengah. Selain kami juga menghadirkan produk sendiri yang mengandalkan teknik Craftmanship melalui ragam inovasi, serta sentuhan modern pada setiap desainnya. Kabar baiknya, produk Lakon Indonesia merupakan satu-satunya produk fashion dari Indonesia, yang dipasarkan di Printemps du Louvre, Departemen Store terkemuka di Paris, Prancis.

Berpegang kepada prinsip tukang jahit zaman dahulu yang memiliki detil tinggi, mengandalkan teknik pekerjaan tangan dalam selera modern, serta didukung oleh manajemen profesional. Lakon Indonesia memberikan penghormatan ke prinsip masa lalu, di mana pekerjaan tangan itu dihargai sangat tinggi. Mulai dari pembuatan bahan, embroidery, tenun, batik, pemasangan beragam aplikasi yang sangat kuat dari masa lalu.

Penting agar generasi muda memiliki pemahaman beragam kekuatan masa lalu yang terlupakan di masa kini, agar mereka mengerti asal, dan inti dari apa yang ada saat ini. Dengan harapan untuk mendorong perkembangan masa depan.

Tres mencoba mengkoneksikan kesemua aspek tersebut. Acuannya ia
melihat banyak pelaku industri fesyen sangat ingin mengembangkan pasar seluas – luasnya, namun mereka terkendala banyak hal. Tres mengaku belum melihat belum ada pihak lain yang mengakomodirnya secara nyata.

“Oleh karena itu lewat penyelenggaraan JF3 kami bawa pelaku industri fesyen internasional itu ke sini, selain dari Perancis juga beberapa negara di South Asia agar dapat bersinergi. Tak hanya pelaku lokal yang belajar, pihak luar juga bisa belajar banyak dari potensi keberagaman industri fesyen Indonesia yang luar biasa, “terang Tres.

JF3 ke – 20 lebih semarak dengan konsep unik, yang akan diselenggarakan di dua lokasi berbeda. Summarecon Mall Kelapa Gading dan Summarecon Mall Serpong. Di Kelapa Gading akan menampilkan budaya Indonesia

Lewat ‘Pintu’ yang merupakan program inklusi, kolaborasi antara JF3, Lakon Indonesia bersama Pemerintah Perancis melalui Institut Perancis Indonesia menjadi magnet bagi brand lokal untuk mewujudkan mimpi lewat kreativitas, kerja keras untuk go global.

Lebih dari 380 brand lokal melakukan registrasi, terpilih 7 brand hasil kurasi, yang berhak mengikuti proses inkubasi dengan melibatkan mentor profesional dari Indonesia, Fashion Expert, serta para pelaku bisnis, serta mode dari Perancis.
Apakabar menjadi salah satu brand yang berhasil mendapatkan beasiswa selama 6 bulan untuk belajar di Sekolah Mode ternama Ecole Duperre di Paris.

Pintu Incubator membekali desainer dengan berbagai ilmu seperti mengenal sebuah koleksi yang menarik, dan berkualitas, hingga strategi bisnis. Juga memberikan peluang untuk memasarkan produknya secara global. Peserta yang terkurasi dapat mengikuti di Paris Trade Show yang merupakan pameran dagang mode terbesar,
serta terkemuka dunia.

Event mempertemukan desainer, jenama dengan buyers internasional. Sinar terang hadir lewat brand Apakabar yang memiliki ciri khas produk ramah lingkungan. Merupakan finalis Pintu angkatan ke – 2.

Pendobrak ekosistem fashion Indonesia lewat ‘Pintu’ upaya berkelanjutan JF3
Foto : Istimewa.

Bungah, Jakarta Kota Pertama di Asia Festival Streetwear Paris

Yang membuat kami bungah, untuk pertama kali DRP Paris akan menghadirkan DRP Jakarta yang menjadi bagian dari rangkaian acara menarik di gelaran JF3. Dengan gelaran DRP Jakarta, menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di Asia sebagai tempat penyelenggaraan festival Streetwear pertama di Asia.

Akan hadir Streetwear Paris dan Indonesia di satu panggung. Untuk dapat tampil brand Streetwear lokal akan dikurasi secara ketat. Hadir sosok Streetwear ternama yang memeriahkan DRP Paris tahun lalu. Tres mengklaim kurator brand yang akan datang ke Jakarta, lebih baik dari DRP Paris tahun lalu.

Lewat JF3 saya berharap dapat memberikan inspirasi, dan aspirasi bagi jenama lokal. Tanpa menafikan keberadaan ekosistem fashion di Asia Tenggara, JF3 menghadirkan Asean Fashion Designers Showcase.

Founder Lakon Indonesia melanjutkan, “Fashion Streetwear sedang booming di industri mode Indonesia, serta mancanegara seperti di negara Prancis. Karena itu kami ingin menghadirkan inovasi wastra Batik Pekalongan dari percampuran aspek budaya modern lewat hasil tangan pengrajin menjadi bentuk Streetwear.

Kolaborasi dengan artisan Maestro Batik Pekalongan Dudung menghadirkan tema ‘Pasar Malam’ yang mempersembahkan beragam koleksi Streetwear yang terinspirasi oleh keindahan batik Pekalongan. Produknya terdiri dari kemeja, jeans hingga sneakers yang berdesain kasual, kreasi desainer Irsan.
Konsep Streetwear yang dihadirkan
Lakon Indonesia terinspirasi oleh budaya Prancis yang giat memasukkan tren ini dalam setiap perhelatan fashionnya.

Kian memukau lewat sinergi apik bersama 8 atlet skateboard yang berprestasi di kancah internasional, serta para atlet selain lewat atlet basket. Mereka akan melakukan atraksi memukau sesuai skill sambil mengenakan Streetwear.

Sebagai mitra sehati dalam mempublikasikan pemberitaan JF3, kami menyediakan Press Room buat rekan-rekan media di Gafoy lt. 2 dan Summarecon Mall Serpong. Ini untuk mengakomodir kebutuhan wartawan peliput agar dapat bekerja dengan nyaman, praktis, dan efisien.

Kami juga memberikan apresiasi dengan menampilkan Wall of Fame yang akan menampilkan tulisan rekan-rekan Media. Ini bisa menjadi sarana informasi, serta edukasi bagi pengunjung dalam memaknai event JF3 yang kemudian berkembang menjadi sebuah ekosistem yang matang, dan lengkap guna mendukung para pelaku industri mode.

Streetwear Lakon Indonesia agungkan marwah wastra Nusantara bercitarasa global
Foto : Istimewa.

Pecah Pamor di Dua Lokasi Penyelenggaraan

Tentu saja DNA JF3 lekat dengan loyalitas, serta totalitas para desainer kebanggaan terhadap industri modest fashion Indonesia. Di perhelatan ke – 20 hadir lebih semarak dengan menampilkan 66 Desainer, dan
Brand yang akan mempresentasikan di runway diantaranya Albert Yanuar, Andreas Odang, Danny Satriadi,
Ernesto Abram.

Tak ketinggalan ikon mode Indonesia Hartono Gan, dan Hian Tjen akan membuat pecah suasana runway, hadir persembahan istimewa dari Rama Dauhan, Rinda Salmun, Tities Sapoetra, Wilsen Willim, dll.

Turut memeriahkan beberapa brand lokal seperti Danjyo Hiyoji, Eyez On Me, Raegita Zoro, Future Loundry, dan Lakon Indonesia. Lebih dari 100 Brand, dan UMKM Mode yang turut berpartisipasi di eksibisi. Gawe akbar ini didukung oleh lebih dari 550 pelaku industri pada pagelaran show seperti model, koreographer, seniman, pekerja seni lainnya.

Hadir konsep unik dari penyelenggaraan yang mengambil dua lokasi berbeda Summarecon Mall Kelapa Gading, dan Summarecon Mall Serpong. Bertujuan agar event ini membumi, dapat diakses masyarakat yang berdomisili di area sekitar untuk mendapatkan produk fashion berkelas, serta menyaksikan atraksi penunjang ekosistem fashion.

Perhelatan JF3 di Summarecon Mall Kelapa Gading berlangsung mulai tanggal 18-24 Juli menampilkan budaya Indonesia yang dipadukan dengan sentuhan kelas dan seni melalui Niwasana by Fashion Village yang menghadirkan beragam kerajinan tangan, dan produk fashion lokal penyemarak festival.

Sedangkan perhelatan JF3 di Summarecon Mall Serpong akan diselenggarakan pada tanggal 26 Juli – 4 Agustus. Daya pikat utama hadir lewat kolaborasi bersama DRP Paris yang menghadirkan DRP Jakarta. Merupakan festival Streetwear, dan Budaya Pop anak muda Paris.

DRP Jakarta berlangsung mulai tanggal 26 Juli – 4 Agustus. Agenda lainnya audisi JF3 Model Search yang telah diselenggarakan di Bali, Yogyakarta, dan Jakarta yang diikuti oleh 400 peserta.