WanitaIndonesia.co, Bekasi, Jawa Barat – Libur menjadi momen yang paling banyak dimanfaatkan oleh umat Islam untuk mengkhitankan anak lelaki mereka.
Khitan, atau sunat dikenal dengan istilah medis Sirkumsisi merupakan salah satu prosedur medis yang penting untuk kesehatan jangka panjang. Dilakukan dengan memotong ujung kulit penutup kemaluan pria.
Selain tak menghalangi kesucian saat berwudhu, sunat bertujuan untuk menjaga kebersihan, karena tak ada sisa air seni yang akan terkumpul di bawah kulit kemaluan.
Laki-laki yang tak disunat
berpotensi mengalami berbagai masalah kesehatan seperti penyakit Infeksi Saluran Kemih.
Area bawah kulit yang tak disunat yang sering menampung sisa air seni merupakan tempat pertumbuhan bakteri, penyebab bau busuk.
Momentum tersebut kemudian ditangkap cerdas oleh Hansaplast produsen inovatif plester luka, serta produk perawatan luka terlengkap di Indonesia. Hadir inisiasi dengan menyelenggarakan khitanan massal bagi anak keluarga prasejahtera di Bekasi, dan Surabaya.
Yosephine Carolline Senior Brand Manager PT Beiersdorf Indonesia menyampaikan, “Sunat massal merupakan terobosan perdana CSR kami. Sebelumnya, kami telah berdiskusi panjang dengan para praktisi ihwal upaya kami untuk turut berkontribusi dalam mensejahterakan masyarakat lewat sunat secara cuma-cuma.”
“Sebagai brand yang aktif mengkampanyekan
“Edukasi Pertolongan Pertama, dan Perawatan Luka”, ikonik lewat “Program Anak Siaga Hansaplast”, kami secara terus – menerus mengedukasi masyarakat, lewat Pertolongan Pertama, dan Perawatan Luka. Tahun ini dikemas lebih menarik, berupa sunat massal bagi 100 anak penerima manfaat di Bekasi, dan Surabaya, “imbuh Yosephine.
Yosephine melanjutkan, “Masyarakat harus sadar, jutaan cedera ringan terjadi setiap tahun, dan pertolongan pertama yang tepat merupakan cara terbaik untuk melindungi terhadap kemungkinan infeksi pada luka.”
“Berfokus pada misi global untuk mengedukasi 200.000 anak di seluruh dunia tentang Pertolongan Pertama dan Perawatan Luka hingga akhir 2025. Di Indonesia diwujudkan melalui Anak Siaga Hansaplast (ASH) sejak tahun 2015, ” imbuh Yosephine.
Abaikan Mitos, Sunat Zaman Now Lebih Praktis dan Aman
Dokter, dan edukator Randy Anindito menambahkan, “Ada beragam mitos yang dipercayai sebagian masyarakat.
Seperti sunat yang dilakukan oleh jin. Menurut istilah kedokteran disebut parafimosis. Ini merupakan kelainan genital pada kulit. Kulit yang menutupi kepala penis tertarik ke belakang batang penis, dan tak bisa dikembalikan ke posisi semula. Penis menjadi terjepit, sekilas terlihat seperti sudah disunat.
Mitos tak boleh berkegiatan, usai sunat sebaiknya diabaikan. Anak dapat beraktivitas seperti biasa, hanya disarankan tak berlebihan seperti bermain sepeda, maupun bola.
Ada pula mitos, di masyarakat soal penentuan usia ideal anak untuk disunat. Menurut dokter yang sering mengedukasi masyarakat, lebih muda lebih baik seperti pada usia satu tahun. Walau sunah Nabi Muhammad yang menyunat cucunya saat bayi, pada hari ke – 7 setelah kelahiran. Atau juga dianjurkan pada hari ke 40, serta maksimal dilakukan saat anak berusia 7 tahun.
Mitos anak disunat pada usia dini, akan membuat tubuhnya tak bisa tinggi, tentunya tak relevan. Tinggi, rendahnya perkembangan tubuh disebabkan oleh faktor genetik.
Sunat bisa dilakukan saat anak berusia 1 tahun, yang memungkinkan luka potong akan lebih cepat sembuh, mengingat pergerakan batita masih sangat terbatas, tak seperti pada usia anak-anak yang lebih aktif bergerak. Sunat pada usia anak membutuhkan waktu untuk sembuh dibandingkan pada usia batita.
Dokter humoris ini melanjutkan, “Ada anak dengan kondisi tertentu yang tak bisa langsung disunat seperti anak dengan obesitas. Kondisi lemak pada perut buncit akan menutup kepala penis, sehingga akan menyulitkan dokter untuk melakukan pekerjaannya. Tapi di Rumah Sunat dr. Mehdian kami dapat melakukannya dengan baik.”
“Kasus lain yang membuat anak tak bisa langsung disunat, setelah dibius baru diketahui posisi lubang kencing tak berada di tengah, melainkan di bawah maupun di bagian pinggir, kondisi ini mengharuskan anak disunat di Rumah Sakit, “imbuh dr. Randy.
dr. Randy menambahkan, ” Penting untuk merawat luka, yang dimasa sekarang lebih mudah, tak ribet seperti dahulu, ” ujarnya di depan Sahabat Media yang menghadiri acara Sunat Massal Gratis Bersama Rumah Sunat dr. Mahdian, dan Hansaplast di Bekasi pekan lalu.”
“Saat timbul keropeng (luka kering) itu pertanda luka akan sembuh. Keropeng merupakan gumpalan darah kering, dan keras, yang terbentuk pada kulit yang terpotong atau rusak.
Berfungsi untuk menghentikan pendarahan, serta melindungi jaringan di bawahnya dari kuman. Merupakan bagian dari penyembuhan luka, tapi tak semua luka menyebabkan keropeng, “terang dr. Randy.
“Ingat!, keropeng tidak boleh digaruk agar tak menimbulkan infeksi. Serta agar kulit di bawah dapat sembuh tanpa meninggalkan bekas.
Sebagai bentuk kepedulian dalam perawatan luka, dokter Randy mengingatkan tiga langkah yang harus dipahami, serta dilaksanakan masyarakat. Bersihkan, Lindungi, dan Sembuhkan.
Bersihkan Luka
Membersihkan luka merupakan langkah penting guna penyembuhan luka secara optimal.
Ketika kulit terluka, lapisan kulit pelindung menjadi rusak. Rentan dimasuki kotoran, bakteri yang kemudian masuk ke dalam tubuh.
Agar tak infeksi, gunakan cairan antiseptik. Untuk memudahkan perawatan, gunakan antiseptik spray yang mengandung PHMB (zat yang digunakan oleh para dokter di seluruh Rumah Sakit Dunia. Efektif membunuh bakteri, serta mencegah infeksi.
Lindungi Luka
Gunakan plester luka, serta bila diperlukan untuk penyembuhan yang lebih cepat, gunakan salep luka.
Sembuhkan!
Agar luka cepat sembuh dua kali lebih cepat, gunakan salep luka.
Luka akan mengalami empat tahap proses penyembuhan lewat proses pembekuan darah, berlanjut ke peradangan, lalu pembentukan jaringan baru, dan penguatan jaringan.
Lama penyembuhan berbeda-beda satu luka dengan luka lainnya. Tergantung dari jenis luka, tingkat keparahan, serta pengaruh lainnya.