“Kala Lara Dibasuh Asa” NAPAK Suluh Pasien Kanker

Selebrasi lulusan tenaga kesehatan NAPAK, Asa bagi pasien kanker dan keluarga. Foto : Istimewa.

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Peningkatan kualitas hidup pasien kanker menjadi konsen utama Pemerintah. Terbaru lewat ketepatan waktu pelayanan.

Beragam hambatan pada pasien kanker dalam memahami penyakitnya, serta mengakses layanan dipicu oleh miss komunikasi. Dokter tak bijak menerangkan dengan bahasa yang mudah dipahami pasien ikhwal penyakitnya. Upaya pengobatan yang harus dilakukan secara komprehensif. Selain sistem kesehatan yang rumit yang butuh upaya penyederhanaan, juga aspek kesehatan mental, serta kemampuan finansial pasien.

Agar tak stagnan, serta ingin meninggalkan legacy, sejumlah pemangku kepentingan menyelenggarakan pelatihan Navigator Pasien Kanker (NAPAK). Para alumni berperan menjembatani pasien ke pihak Rumah Sakit dalam mendapatkan layanan tepat waktu yang sangat krusial pada tingkat keberhasilan pengobatan kanker.

Inisiasi yang telah dilakukan sejak tahun 2021 ini, menandai rekam jejak emas sejarah kemitraan Rumah Sakit Dharmais, Tata Memorial Centre, dan Roche dalam mengaktifkan potensi-potensi baru yang berasal dari lingkungan Rumah Sakit, yang sejatinya berpotensi menjadi motivator, pendamping, suluh bagi pasien kanker, serta keluarga dalam meningkatkan kualitas hidup, serta harapan sembuh, lewat pengobatan tepat waktu!.

Menandai momen penting tersebut, diselenggarakan pelantikan lulusan angkatan pertama pelatihan NAPAK dari berbagai Rumah Sakit di Indonesia. Sebanyak 21 peserta NAPAK salah satunya salah satunya Yova, Psikolog dari Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta memaknai momen emas ini sebagai ajang refleksi diri, upaya berkelanjutan,
sumbangsih, serta loyalitas, dan dedikasi bagi dirinya untuk berkontribusi lebih dari sebelumnya.

Menkes Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, “Pengoptimalan layanan perawatan kanker di 514 Kabupaten Kota di Indonesia menjadi salah satu konsen Pemerintah.
Kami mengapresiasi kemitraan, serta kontribusi berbagai pemangku kepentingan yang telah menginisiasi NAPAK yang mengambil peran dalam meningkatkan sistem pelayanan pasien kanker di Indonesia. Kami dukung kemitraan ini, dengan mengakui peran NAPAK, serta inklusinya dalam sistem layanan perawatan kanker nasional di Indonesia.

Kolaborasi Emas Penanda Sejarah

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Rumah Sakit Kanker Dharmais Soeko Werdi Nindito mengingatkan ikhwal ketepatan waktu pada pelayanan merupakan hal yang sangat krusial dalam pengobatan penyakit kanker.
“Peran NAPAK sangat strategis dalam membantu mengarahkan pasien, serta keluarganya lewat pendampingan, edukasi menyeluruh agar pasien dapat memahami kondisi penyakit mereka. Dapat membuat keputusan yang tepat terkait pengobatan,
serta tak terkendala
dalam mengakses setiap tahapan pelayanan, “jelas Soeko.

Soeko mengingatkan upaya berkelanjutan dalam meningkatkan kesehatan mental pasien kanker, serta keluarganya menjadi hal yang tak kalah penting. NAPAK harus menjadi suluh serta asa, agar pasien tetap bersemangat dalam berobat, menjalani keseharian mereka, walau hal ini tak mudah.

“Saya optimis, serta berpengharapan baik atas pencapaian awal ini lewat kontribusi tenaga kesehatan yang diwakili oleh dokter, perawat, dan. psikolog.
Ke depan semoga kian banyak alumni NAPAK yang berkiprah di Rumah Sakit tempat mereka bekerja di berbagai daerah di Indonesia, “ujar Soeko.

“Kami tentu tak akan menafikan begitu saja keberadaan organisasi-organisasi non profit kanker di Indonesia. Lewat yang keberadaan mereka yang sebagian besar digawangi oleh kaum wanita penyintas, yang telah banyak berkontribusi dalam sosialisasi, skrining, membuka akses pengobatan, menyediakan rumah singgah serta upaya berkelanjutan lainnya, “imbuh Soeko.

“Penting mindset pasien, serta keluarga dalam mengakses layanan tepat waktu, juga deteksi dini, melakukan gaya hidup sehat untuk mencegah, mengobati penyakit kanker agar harapan hidup kian tinggi. Karena kesemuanya itu merupakan esensi penting dalam memerangi penyakit kanker yang sejatinya dapat disembuhkan, “pesan Soeko.

Tak kalah antusias dengan selebrasi kelulusan 21 Anggota NAPAK, Ait-Allah Mejri Presiden Direktur Roche Indonesia. “Pencapaian emas penanda sejarah dalam sistem layanan pasien kanker di Indonesia ini tentu kian memperkokoh komitmen akan sejumlah inovasi terhadap kualitas layanan pasien kanker di masa depan. Apresiasi ini juga ditujukan ke. mitra terbaru FK-KMK UGM, dan RS Sardjito yang berkomitmen untuk ikut memperluas kolaborasi epic ini, “kata Ait-Allah Mejri.

Solusi Komprehensif NAPAK

Konsep Navigasi dirancang untuk menghilangkan hambatan dalam mendapatkan skrining, diagnosis, pengobatan, serta perawatan paliatif secara tepat waktu.

Navigasi diartikan sebagai bantuan individual yang ditawarkan ke pasien, keluarga, serta perawat untuk membantu mengatasi hambatan sistem layanan kesehatan, serta memfasilitasi akses tepat waktu terhadap layanan kesehatan, dan psikososial berkualitas. Mulai dari pra-diagnosis, hingga seluruh fase kanker.

Alumni NAPAK menerima Program Diploma paska sarjana di bidang navigasi onkologi setelah menyelesaikan pelatihan di Tata Memorial Centre, dan Tata Institute of Social Sciences. Pada satu tahun terakhir, mereka dididik dalam perawatan aspek psikososial oleh TISS, serta mengikuti pelatihan aspek klinis bersama TMC.

TMC merupakan institusi pertama di dunia yang menawarkan KEVAT. Program Diploma paskasarjana lanjutan selama satu tahun, di bidang navigasi onkologi. Di India peran NAPAK telah terintegrasi dalam sistem layanan Rumah Sakit. Model pendidikan kolaboratif dilakukan secara hybrid, dengan menggabungkan tutorial daring, pelatihan praktik di TMC, dan dilanjutkan pelatihan praktik di Rumah Sakit peserta dengan pengawasan para ahli.

Turut berpendapat Profesor Emeritus, Mantan Direktur Tata Memorial Centre India Dr. Rajendra Badwe, “Kami mengidentifikasi masalah terbesar yang dihadapi pasien kanker di Indonesia adalah akses terhadap pengobatan, yang berbasis bukti, serta kepatuhan terhadap protokol pengobatan, “ujar Rajendra.

Rajendra melanjutkan, “Solusinya lewat kurikulum komprehensif, yang dikembangkan untuk menutup kesenjangan yang dialami pasien. KEVAT menjadi program yang paling berhasil dalam memperbaiki kondisi layanan kanker di India.”

Mewakili UGM, Wakil Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan FK-KMK UGM Ahmad Hamim Sadewa menyampaikan, “Bangga dapat menjadi bagian dalam mengembangkan implementasi NAPAK di Indonesia. Melalui penambahan kompetensi NAPAK le dalam kurikulum Program Magister Keperawatan FK-KMK UGM yang akan dimulai tahun ajaran 2024.
Ini bukti komitmen kami dalam meningkatkan standar perawatan kanker, yang dapat memberikan hasil pengobatan yang lebih baik.”

Turut berbagi pendapat Direktur Sumber Daya Manusia, Pendidikan, dan Penelitian RS Sardjito Nusati Ikawahju. “Sebagai Rumah Sakit pertama yang menyediakan pelatihan NAPAK, kami berharap hadir pencapaian progresif dari hasil pelatihan ini, guna memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pasien,
serta berperan penting dalam meningkatkan efisiensi, dan efektivitas pengelolaan Sumber Daya Rumah Sakit dalam jangka panjang, “pungkas Nusati. (RP).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini