DMC Dompet Dhuafa Sahkan Protokol Penanggulangan Bencana, Bekali Ratusan Relawan Hadapi Bencana Nasional

DMC Dompet Dhuafa Sahkan Protokol Penanggulangan Bencana, Bekali Ratusan Relawan Hadapi Bencana Nasional. Foto : Dok Dompet Dhuafa

WanitaIndonesia.co – Jakarta. Dalam langkah strategis untuk memperkuat kesiapsiagaan bencana, Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Center (DMC) dan Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) resmi meluncurkan Protokol Penanggulangan Bencana Nasional. Protokol ini disahkan dalam acara Simpul KolaborAksi Jaringan (SKJ) 2024, yang digelar di Centhini Resort, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, pada Minggu (22/12/2024).

Penandatanganan protokol dilakukan oleh Dian Mulyadi, Deputi Corporate Secretary Dompet Dhuafa, bersama sejumlah petinggi lainnya, termasuk Arif Rahmadi Haryono (GM Respons dan Advokasi Dompet Dhuafa), Bobby P. Manullang (GM Pengjar Dompet Dhuafa), serta Shofa Qudus (Kepala DMC Dompet Dhuafa).

Shofa Qudus menegaskan pentingnya langkah ini sebagai wujud komitmen Dompet Dhuafa dalam meningkatkan kapasitas tanggap bencana. “Protokol ini kami rancang agar mampu memberikan respons yang tepat, efektif, dan mendukung ketahanan masyarakat. Harapan kami, ini juga menjadi dorongan bagi komunitas untuk lebih sadar dan siap menghadapi bencana,” ujarnya.

Protokol tersebut dirancang berdasarkan analisis cepat dalam 24 jam pertama pasca-bencana. Melalui parameter yang telah ditentukan, DMC Dompet Dhuafa mampu mengidentifikasi skala bencana, mulai dari Ringan (1–5) hingga Bencana Nasional (16–20). Parameter ini mencakup luas wilayah terdampak, jumlah korban, jumlah pengungsi, hingga tingkat kerusakan infrastruktur.

Saat skala bencana dinyatakan nasional, tim DMC Dompet Dhuafa langsung mengaktifkan jaringan pusat, cabang, dan relawan untuk melakukan evakuasi serta memenuhi kebutuhan dasar penyintas prioritas, seperti anak-anak, ibu hamil, lansia, dan penyandang disabilitas.

Untuk bencana berskala ringan hingga berat, tim akan fokus pada pengumpulan data primer melalui penilaian cepat, kemudian mengimplementasikan program darurat sesuai kebutuhan lokal.

Acara ini melibatkan ratusan relawan dari berbagai daerah di Indonesia, yang turut mengikuti pelatihan kebencanaan intensif selama dua hari. Selain memantapkan protokol, pelatihan ini juga menekankan pentingnya kolaborasi antara relawan, lembaga pemerintah seperti BPBD dan SAR, serta organisasi non-pemerintah lainnya.

Pangarso Suryotomo, Direktur Kesiapsiagaan BNPB, mengingatkan para relawan untuk menjadi garda terdepan dalam penanggulangan bencana di wilayah masing-masing.
“Kami berharap teman-teman menjadi champion yang bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak di daerah, baik BPBD, SAR, maupun lembaga lainnya,” katanya.

Senada dengan itu, Mahmud Afandi dari Kantor SAR Jakarta menyebut bahwa pelatihan ini adalah langkah penting untuk meningkatkan koordinasi di lapangan.
“Kolaborasi antara NGO, pemerintah, dan lembaga lain sangat dibutuhkan. Dengan protokol ini, saya optimis penanganan bencana akan semakin baik ke depannya,” ujarnya.

Pengesahan protokol ini sekaligus menutup rangkaian SKJ 2024. Dengan dukungan para relawan dan berbagai pihak, Dompet Dhuafa berharap mampu menghadapi tantangan bencana yang semakin kompleks, sambil terus memperkuat semangat kemanusiaan dan solidaritas di Indonesia. (adv)