wanitaindonesia.co – Perselingkuhan adalah bencana yang sering kali menimpa banyak rumah tangga. Berselingkuh merupakan suatu kesalahan yang fatal dan dapat merusak keharmonisan rumah tangga. Bahkan, tak jarang rumah tangga yang berakhir dengan perceraian karena adanya perselingkuhan.
Selingkuh bisa terjadi karena sulitnya seseorang menahan godaan dari orang lain. Agama Islam pun melarang hal tersebut, bahkan dapat dikategorikan sebagai orang yang telah berkhianat. Maka dari itu, Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga pandangan agar tak mudah tergoda untuk melakukan perselingkuhan.
Ada banyak hadis dan ayat dalam Alquran yang berbicara soal perselingkuhan. Sebab, selingkuh merupakan dosa besar yang di dalamnya juga terkandung beberapa dosa besar.
Agar dapat menjaga keutuhan rumah tangga dan terhindar dari dosa besar dari pengkhianatan, yuk ketahui dulu kumpulan hadis dan ayat Alquran tentang selingkuh berikut ini.
1. Selingkuh berarti sudah berkhianat
Suami atau istri yang berselingkuh artinya ia sudah berbuat khianat kepada pasangannya. Sebab, seseorang yang berkhianat artinya ia sudah merusak perjanjian atau komitmen itu secara sembunyi-sembunyi. Khianat adalah dosa besar yang dilarang oleh Allah, sebagaimana diterangkan dalam firman-Nya berikut ini,
وَأَنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي كَيْدَ الْخَائِنِينَ
“Allah tidak akan memberi hidayah terhadap tipu daya orang-orang yang berkhianat.” (QS. Yusuf: 52)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
آيَةُ المُنافِقِ ثَلاثٌ: إذا حَدَّثَ كَذَبَ، وإذا وعَدَ أخْلَفَ، وإذا اؤْتُمِنَ خانَ
“Tanda orang munafik ada tiga: jika bicara ia berdusta, jika berjanji ia ingkar janji, jika diberi amanah ia berkhianat” (HR. Al Bukhari 6095, Muslim no.59)
Pengkhianatan juga akan menghilangkan keberkahan dalam keluarga sehingga rumah tangga akan terasa suram, sesak, dan sempit, meskipun perbuatan khianatnya tidak diketahui. Anas bin Malik radhiyallahu’anhu mengatakan,
إذا كانت في البيت خيانة ذهبت منه البركة
“Ketika khianat terjadi di suatu rumah, akan hilanglah keberkahan” (Makarimul Akhlak, karya Al Khara’ithi, hal. 155)
2. Orang yang selingkuh pasti melakukan kebohongan
Dusta atau tidak berkata jujur termasuk perilaku dosa besar. Begitu juga dalam membangun sebuah pernikahan, seharusnya suami dan istri bisa bersikap terbuka dan tidak menutupi segala sesuatunya dari pasangan. Allah Ta’ala bahkan mengancam tak akan memberikan hidayah kepada orang yang melakukan dusta.
إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ
“Sesungguhnya Allah tidak akan memberi hidayah kepada orang yang melebihi batas lagi pendusta.” (QS. Ghafir: 28)
Tak main-main, orang yang berdusta bahkan dapat terseret masuk ke dalam neraka. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ’anhu, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ؛ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ يَصْدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ؛ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَالْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكتب عند الله كذاباً
“Wajib bagi kalian untuk berlaku jujur. Karena kejujuran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang yang senantiasa jujur, ia akan ditulis di sisi Allah sebagai Shiddiq (orang yang sangat jujur). Dan jauhilah dusta, karena dusta itu membawa kepada perbuatan fajir (maksiat) dan perbuatan fajir membawa ke neraka. Seseorang yang sering berdusta, akan di tulis di sisi Allah sebagai kadzab (orang yang sangat pendusta).” (HR. Muslim no. 2607)
3. Selingkuh membawa pada perbuatan zina
Baik suami maupun istri harus menjaga kehormatan mereka serta dilarang saling bersentuhan dengan orang lain yang bukan mahramnya. Ketika seseorang melakukan perselingkuhan, artinya dia telah menjalin kedekatan dengan orang lain yang bukan pasangan sahnya dan ini termasuk dalam perzinaan.
اَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِى مَحْرَمٍ
“Tidak boleh seorang laki-laki berduaan dengan perempuan kecuali dengan ditemani mahramnya.” (HR. Bukhari no. 5233 dan Muslim no. 1341)
Berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya saja sudah dosa, apalagi jika sampai melakukan kontak fisik, seperti bersentuhan. Bahkan, tak jarang juga ada yang sampai melakukan perbuatan zina di hotel. Tentunya zina ini termasuk perbuatan maksiat dan berdosa besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ رَجُلٍ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لا تَحِلُّ لَهُ
“Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya (bukan mahramnya).” (HR. Ar Ruyani dalam Musnad-nya, 2/227)
4. Larangan mengeluarkan harta yang tak perlu
Selingkuh tak hanya menyakitkan hati pasangannya, tapi juga terkadang sampai menghabiskan harta. Bukan rahasia lagi, orang yang berselingkuh biasanya akan mengeluarkan harta untuk melakukan perselingkuhannya itu. Padahal, harta tersebut tidak layak dikeluarkan untuk melakukan perbuatan maksiat dengan perselingkuhan.
Mengeluarkan harta pada perkara yang tidak layak disebut sebagai tabdzir. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
“Sesungguhnya orang yang melakukan tabdzir itu adalah saudaranya setan.” (QS. Al Isra: 27)
5. Perselingkuhan artinya sudah menyia-nyiakan keluarga
Orang yang berselingkuh padahal ia memiliki keluarga, bisa dibilang ia telah menelantarkan keluarganya. Padahal, ia seharusnya lebih fokus untuk memperhatikan dan membahagiakan keluarganya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كفى بالمرء إثما أن يضيع من يقوت
“Cukuplah seseorang itu berdosa bila ia menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya.” (HR. Abu Daud no.1692)
Selingkuh adalah perbuatan yang sangat rusak karena ia telah melakukan maksiat di atas maksiat. Maka dari itu, selingkuh juga dinilai sebagai dosa besar yang bahkan mendapat ancaman masuk neraka. Semoga kita semua dijauhkan dari segala hal yang mengarah dengan perselingkuhan sehingga keharmonisan rumah tangga tetap terjaga. (wi)