WanitaIndonesia.co -Dalam perjalanan meraih pasar, brand lokal memiliki tantangan yang tidak ringan. Namun, melalui growth-mindset dan peran penting para founder yang visioner, dua merek yang dinaungi oleh brand aggregator Tjufoo, yaitu ACMIC dan Cypruz, telah sukses menjadi top of mind para konsumen. Keberhasilan mereka tak lepas dari keunggulan produk, inovasi, serta desain yang sesuai dengan selera pasar.
ACMIC, Merek Aksesori Gadget yang Mewakili Kemewahan dan Kualitas Menceritakan awal bisnisnya, Heri Hartanto, CEO & Founder ACMIC Indonesia, berbagi pengalaman yang menarik. Ia memulai perjalanan bisnisnya sebagai distributor brand global, namun pada tahun 2017, Heri memutuskan untuk melangkah lebih jauh dan mengembangkan merek lokalnya sendiri. Keyakinannya akan pemahaman yang lebih baik terhadap minat konsumen dan potensi pasar di Tanah Air membawa ACMIC menuju keberhasilan yang luar biasa.
ACMIC, dengan fokus pada aksesori gadget, telah menjadi perbincangan di kalangan penggemar teknologi. Keunggulan produknya yang menghadirkan kemewahan dan kualitas terbaik telah berhasil memikat hati konsumen. Dalam upayanya membangun merek yang bersaing dan berkualitas global, ACMIC tidak hanya menawarkan produk yang menarik secara visual, tetapi juga menghadirkan inovasi yang memudahkan pengguna dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Bukti akan kualitasnya, ACMIC berhasil meraih Brand Campaign of the Year dan Brand Choice Award, memperkuat daya tariknya terhadap konsumen yang semakin kritis dalam memilih produk.
Cypruz, Produsen Kitchenware yang Membawa Inovasi ke Dapur Konsumen Selain ACMIC, Cypruz juga muncul sebagai contoh keberhasilan dalam meraih pasar lokal. Sebagai produsen kitchenware, Cypruz berhasil menempatkan dirinya di hati konsumen dengan inovasi dan keunggulan produknya.
Dapur adalah tempat yang penting dalam kehidupan sehari-hari, dan Cypruz memahami betul kebutuhan konsumen di bidang ini. Dengan terus menerus menggali dan mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar, Cypruz telah menciptakan kitchenware yang tidak hanya praktis tetapi juga menawarkan desain yang menarik. Kehadiran inovasi yang unik dan solusi pintar dalam memasak telah membuat Cypruz menjadi pilihan utama para ibu rumah tangga dan pecinta masakan.
Penghargaan dan apresiasi tidak terelakkan bagi kesuksesan Cypruz. Kualitas produk dan desain yang sesuai selera pasar telah membuat mereka menjadi merek pilihan konsumen. Dalam persaingan
Peribahasa if you want to go fast go alone, if you want to go far go together menginspirasi Heri untuk menjalin kemitraan strategis bersama Tjufoo dalam mewujudkan ambisi ekspansi ke ranah offline dan naik level ke tingkat selanjutnya. “Sejak Juni 2022, ACMIC resmi bergabung dengan ekosistem Tjufoo, kemudian pada Oktober 2022 kami akhirnya mulai melakukan distribusi offline. Saat ini, sebanyak lebih dari 1.000 toko offline telah dijangkau oleh ACMIC, termasuk bergabungnya brand ini ke dalam jaringan pemasaran Erafone, serta menjadi satu-satunya brand lokal dengan sertifikasi resmi dari Apple untuk berjualan di iBox,” jelas Heri.
Di lain pihak, Andre Susilo, Founder & CEO Cypruz, bercerita tentang awal mula dirinya menjadi seller di Mangga Dua hingga merintis brand lokal Cypruz. Berbeda dengan ACMIC, ambisi ekspansi ke ranah online justru menjadi alasan Cypruz bermitra dengan Tjufoo. “Sebuah keputusan yang tepat bagi kami bergabung dengan Tjufoo. Kini, Cypruz membukukan peningkatan penjualan online hingga 7 kali lipat dan tersedia luas di hampir semua jaringan supermarket nasional dengan kapasitas warehouse mencapai satu hektar,” ungkap Andre.
Dijelaskan pula oleh Andre bahwa pasca-bergabung dengan ekosistem Tjufoo, Cypruz akhirnya dibantu menemukan blindspot penjualan berdasarkan data-driven insight dan expertise yang dimiliki, sehingga pengambilan keputusan bisa lebih objektif dan tepat sasaran.
“Produk kitchenware Cypruz sangat beragam bahkan mencapai 1.000 SKU. Namun, Tjufoo justru melihat fakta tersebut riskan melemahkan pemasaran dan brand awareness. Oleh karenanya, Tjufoo pun memberikan rekomendasi produk unggulan yang perlu menjadi fokus berdasarkan data-driven insight minat konsumen. Di Tjufoo, yang kami cari bukan investasi, melainkan tim ahli yang berpengalaman membesarkan brand secara global,” tambah Andre.
TJ Tham, CEO & Co-Founder Tjufoo, mengungkap peran sentral Tjufoo sebagai brand aggregator bagi brand lokal adalah memberikan sudut pandang yang strategis dan objektif untuk pertumbuhan bisnis yang lebih terukur (tangible growth), sekaligus membuka jalur distribusi online-to-offline (O2O) yang menjadi masa depan perdagangan ritel. “Landscape commerce saat ini hingga ke depannya sangat dinamis. Dengan bergabung bersama kami, brand lokal potensial dapat fokus mengembangkan bisnis dari sisi produk, sementara kami membantu memberikan sudut pandang strategi bisnis dengan mempertimbangkan landscape nasional, regional, maupun global. Sinergi ini membuat brand lokal dapat lebih objektif dalam menyusun strategi, termasuk dengan mengoptimalkan strategi online-to-offline (O2O) di momen kebangkitan ritel demi menguatkan brand presence dan diversifikasi saluran penjualan,” ungkap TJ.
Sementara itu, di tengah aktivitas offline yang kembali diminati, brand ACMIC dan Cypruz sama-sama memutuskan untuk kembali meramaikan pameran niaga terbesar se-Asia Tenggara yang telah melekat sebagai ikon HUT Jakarta setiap tahunnya, Jakarta Fair 2023. Tak tanggung-tanggung, kedua brand menawarkan berbagai promo fantastis, seperti buy 1 get 1 free dan diskon hingga 65% yang hanya tersedia offline selama pameran berlangsung sampai dengan 16 Juli mendatang. Kedua brand sepakat Jakarta Fair 2023 menjadi ajang yang tepat dalam memperluas basis pelanggan di tengah pemasaran offline yang kembali relevan pasca-pandemi.
Minat untuk berbelanja offline juga selaras dengan studi KPMG yang mengungkap bagaimana konsumen terdorong untuk kembali berbelanja offline karena lebih mudah mengontrol pengeluaran dan meninjau promosi secara langsung di toko. Tren yang sama dikemukakan Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) yang menyoroti pergerakan masyarakat yang semakin ramai dan berani berbelanja secara fisik.
Heri Hartanto, CEO & Founder ACMIC Indonesia, mengatakan, “Pasca pandemi, mayoritas konsumen sudah terbiasa berbelanja online, tapi tak bisa dipungkiri pemasaran offline tetap diperlukan untuk menyasar segmen konsumen yang tertarik mengulik produk incaran secara langsung, dan tentunya mendekatkan diri kepada pelanggan.”
Senada dengan pernyataan di atas, Andre Susilo, Founder & CEO Cypruz, mengungkap bagaimana partisipasinya di Jakarta Fair 2023 menjawab minat konsumen yang masih ingin menjajal secara langsung kualitas produk kitchenware dari brand yang dibangunnya. “Antusiasme pelanggan terhadap kehadiran Cypruz di Jakarta Fair ini pun sangat tinggi, terlihat pada tahun lalu kami berhasil merogoh keuntungan hingga miliaran rupiah. Di tahun ini pun, kami berhasil membukukan omzet harian mencapai ratusan juta rupiah,” tambah Andre.