wanitaindonesia.co – Kita semua menyukai cokelat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Paduan rasa pahit, manis, dan gurih membuat kita ketagihan. Apalagi di pasaran banyak tersedia cokelat dengan beragam isian dan bentuk yang membuat si Kecil keranjingan panganan yang satu ini.
Namun di balik kenikmatannya, banyak orangtua yang ragu kapan saat yang tepat untuk memberikan cokelat pada balita. Apalagi jika dikaitkan dengan dampak kesehatan dan efek alergi yang mungkin ditimbulkan oleh cokelat.
Dilansir dari laman Verywell Family, The American Association for Paediatrics menyarankan agar cokelat tidak diberikan pada anak yang berusia di bawah dua tahun. Ini disebabkan karena kandungan gula yang ada pada produk cokelat. Selain itu, cokelat juga mengandung kafein yang sebaiknya dihindari oleh balita.
Mama dapat mulai memperkenalkan cokelat pada balita setelah ia memasuki usia dua tahun. Namun jumlahnya pun tidak boleh berlebihan, ya. Untuk jumlah cokelat yang boleh dikonsumsi bagi anak usia 2-4 tahun adalah sebanyak 2-4 keping.
100 gram cokelat memiliki kandungan gizi sebagai berikut.
- Air: 2.3 ml
- Energi: 615 Kalori
- Protein: 5.5 gram
- Lemak: 42.6 gram
- Karbohidrat: 29.2 gram
- Serat: 10.8 gram
- Kalsium: 98 miligram
- Fosfor: 446 miligram
- Zat besi: 4.4 miligram
- Natrium: 20 miligram
- Kalium: 708.3 miligram
Kandungan gizi tersebut memberikan manfaat kesehatan pada balita, antara lain:
1. baik untuk kesehatan jantung
Cokelat berasal dari biji kakao yang mengandung senyawa antioksidan tinggi. Antioksidan ini mengandung senyawa flavonoid yang baik untuk menjaga kesehatan jantung anak.
Selain itu juga baik meningkatkan kesensitifan insulin dan mengontrol tekanan darah. Konsumsi rutin dan jumlah yang disarankan dapat membuat anak terhindar dari berbagai penyakit kronis saat sudah dewasa, seperti diabetes dan penyakit jantung.
Dark Chocolate menjadi satu di antara banyaknya jenis cokelat yang memiliki kandungan flavonoid tinggi, sehingga baik untuk kesehatan jantung anak.
2. Mengatur perubahan suasana hati
Kandungan theobramine dan phenylethylamine pada cokelat berperan dalam mengatur perubahan suasana hati baik.
Perasaan senang tercipta karena serotonin yang akan meningkat dalam otak. Inilah yang disebut sebagai hormon kebahagiaan apalagi dipengaruhi oleh oksitosin, dopamin dan endorfin.
Hormon kebahagiaan akan dilepaskan dalam tubuh karena dipicu setelah mengonsumsi cokelat.
3. Meningkatkan konsentrasi
Kandungan senyawa flavonoid tidak hanya baik untuk menjaga kesehatan jantung saja, tapi juga baik untuk meningkatkan daya ingat dan konsentrasi otak.
Walau begitu, hindari pemberian cokelat pada balita secara berlebihan, terutama cokelat yang mengandung gula. Alih-alih memberikan manfaat, gula dari cokelat dapat meningkatkan risiko kesehatan.
4. Menurunkan kadar stres
Anak juga bisa merasakan stres seperti saat merasa kurang nyaman, berada di tempat yang tidak sukai hingga saat mudah sekali menangis.
Bila terus terjadi, hormon kebahagiaan si Kecil akan menurun karena hormon kortisol semakin meningkat.
Tingkat stres akan perlahan-lahan menghilang karena cokelat melepaskan endorfin dan membuat si Kecil terasa lebih tenang.
5. Meningkatkan semangat
Mengonsumsi cokelat dengan porsi yang cukup juga dapat menambah energi serta konsentrasi. Sehingga anak bersemangat dalam menjalani harinya, Ma.
Perlu Mama ketahui juga, kandungan cokelat memang cukup baik untuk si Kecil dalam memberikan semangat. Terutama balita yang selalu aktif bergerak setiap hari.
6. Meningkatkan daya tahan tubuh
Seperti yang disebutkan di atas bahwa cokelat mengandung flavaniod yang bermanfaat sebagai antioksidan.
Antioksidan membantu tubuh menghilangkan radikal bebas yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan. Sehingga membuat si Kecil tetap sehat dan tidak mudah sakit.
Kandungan flavonoid pada cokelat juga berfungsi untuk mengurangi proses pembekuan darah di dalam tubuh.
7. Menjaga sistem pencernaan
Selain menambah semangat dan imun, cokelat juga dapat membantu dalam menyehatkan sistem pencernaan anak-anak.
Saat mengonsumsi cokelat, kebutuhan magnesium si Kecil terpenuhi. Magnesium termasuk mineral yang penting dalam membantu sistem pencernaan. Magnesium dapat meningkatkan kadar air dalam pencernaan dan membantu sistem peristalsis serta melembekkan kotoran.
Selain itu, magnesium mengurangi ketegangan otot pencernaan sehingga otot kolon dapat berfungsi lebih baik.
Meski balita boleh mengonsumsi cokelat, Mama harus memperhatikan jumlah cokelat yang dikonsumsi oleh si Kecil. Selain itu, beberapa produk cokelat mengandung gula yang bila dimakan secara berlebihan dapat mengganggu kesehatan si Kecil.