Wanita Indonesia

Bakti Bagi Negeri, Kiprah Bunga Bangsa Patriani Paramita Mulia S.H. L.L.M, lewat Pemuda Panca Marga & Komandan Korps Yudha Putra

Paket lengkap Role Model Wanita Indonesia, muda, berintegritas, intelektual, mumpuni, enerjik, multitasking,... lanjutkan sendiri ya!Foto: Istimewa.

WANITAINDONESIA.CO, Jakarta – Mungkin hanya pada kelembutan tangan, kecerdasan intelektiual, emosional, serta ketegaran jiwa Patriani Paramita Mulia, profesi gahar yang identik dengan peran laki-laki dapat ditaklukkannya.

Sebagai sosok anak Veteran Indonesia, persona Patriani Paramita Mulia, Ketua Umum Pemuda Panca Marga, dan Komando
Korps Yudha Putra, juga berprofesi sebagai pengacara yang disegani. Ia layak menjadi role model bagi kaumnya.

Lewat perjuangan, serta dedikasinya dalam turut berkontribusi dalam pembangunan nasional, Mita menjadi motor penggerak baru bagi keberadaan, kiprah, serta peran PPM. Sebagai Ketua Umum, ia mengemban legacy, dan amanah dari Ayahndanya Joesoef Faisal Husin Syah, yang merupakan salah satu pendiri Pemuda Panca Marga, serta pernah menjabat sebagai Ketua Umum PPM dua periode.

Lewat peran strategisnya ini, lajang yang berprofesi sebagai Ahli Hukum Internasional hendak membumikan peran, serta kiprah PPM. Kekinian, fungsinya tidak hanya berfokus kepada Sishankamrata, namun juga lekat dengan keseharian masyarakat. Terkait dengan pendidikan, kesehatan, kesejahteraan yang hendak diwujudkan dalam beragam cara.

Tekadnya penuh untuk melakukan beragam terobosan inovatif bagi keberlanjutan PPM, serta mewujudkan visi-misi organisasi.

Sebagai anak prajurit, yang kemudian menjadi anak Veteran, Mita panggilan akrabnya merasa bersyukur memiliki kedua orang tua, yang mampu mengasuh, membesarkan, serta mendidiknya dengan mengedepankan integritas dalam setiap pemikiran, langkah, dan perjuangan.
Ia bertumbuh menjadi anak pejuang tangguh, handal, serta mumpuni membaca setiap perubahan zaman. Berpedoman kepada ajaran agama.

Sosok Wanita Indonesia inspiratif ini mencuri perhatian pada perayaan HUT RI Ke -80 di Istana Negara, serta Puncak peringatan HUT TNI Ke -80 di Monas. Patriani Paramita Mulia mengerahkan anggota PPM yang merepresentasikan PPM dari seluruh Provinsi.
Selain memimpin organisasi PPM, ia memiliki karir cemerlang sebagai pendiri sekaligus pemilik firma hukum Paramita Law & Litigation, yang didirikan bersama sahabatnya.

Dalam cuaca panas terik nan gahar di luar, seketika lenyap saat Wanitaindonesia.co menyambangi kantornya di Gedung Setiabudi 2.
Dua orang staf wanita sigap menyambut kedatangan Wanitaindonesia.co. “Apa khabar, silahkan duduk. Maaf, ibu masih harus menyelesaikan sedikit pekerjaan.”
Sembari menunggu, para staf yang sangat mendukung karir Mita, sibuk mengantarkan minuman, kue-kue klasik, serta fast food karya terbaik anak negeri yang sangat digemari.

Tak lama berselang, mereka mengajak kami memasuki ruang kerja pimpinannya. Sebuah ruang luas yang nyaman.
“Halo apa khabar? sapa Mita sembari tersenyum bungah. Wanitaindonesia.co terkesan oleh sifat ramahnya yang natural. Mita sangat menghargai kedua staf-nya tersebut. Langsung memperkenalkan, serta mengapresiasi peran mereka dalam mendukung karirnya sebagai pengacara.

Tak terlihat tampilan menyolok dari make-up, serta busana yang dikenakan.
Rambut hitamnya diikat. Wanita inspiratif aset bangsa ini mengenakan setelah serba hitam, dilapis cardigan berwarna senada.

Agar tak menghadirkan aura muram, sebuah bros model kipas, terbuat dari material logam, ia sematkan di sisi kiri cardigan hitam.
Bros berbentuk kipas berhias 3 butir mutiara air tawar dibuat catchy. Model teardrop, mencuri pandang. Walau tak stunning, tapi auranya terlihat elegan.

Cara Mita merefleksikan diri lewat busana, menjadi cerminan generasi milenial Indonesia, yang dianugerahi oleh kecerdasan intelektual, serta emosional lewat capaian yang diperjuangkannya sejak belia. Salah satunya memiliki kepercayaan diri yang kuat, tak mudah terpengaruh tren. Lebih mengutamakan fungsi, dengan mengedepankan unsur elegan.

Berikut rangkuman wawancara Wanitaindonesia.co ihwal kiprah, perjuangan, kontribusi, serta asa Bunga Bangsa Patriani Paramita Mulia S.H.L.L.M,
bagi PPM, dan Komandan Korps Yudha Putra, guna menjaga, dan menaikan harkat, derajat, wibawa, serta citra keluarga besar Veteran Indonesia. Serta berperan aktif dalam pembangunan nasional, dan Sishankamrata terkait bela negara.

Prosesi pengukuhan Mita sebagai Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Pemuda Panca MargaFoto: Istimewa.

(1) Wanitaindonesia.co :

“Apa yang menggerakkan Anda bersedia mengemban amanah, sebagai pucuk pimpinan tertinggi Pemuda Panca Marga, dan Komandan Korps Yudha Putra?

Patriani Paramita Mulia:

Sembari tersenyum Mita menjelaskan ihwal keterlibatannya di organisasi anak veteran TNI, dan Polri Republik Indonesia. “Saya lahir dari pasutri Joesoef Faisal Husin Syah, dan Christine yang berasal dari Tapanuli Selatan, dan Sunda. Merupakan anak dari 4 bersaudara. Saya bungsu, dari empat bersaudara. Kakak saya kesemuanya laki-laki. Image masyarakat, bungsu, perempuan dengan semua saudara laki-laki tentunya akan dijaga ketat, serta dimanjakan. Saya tegas menjawab, tidak!, “jelasnya.

“Saat dalam kandungan, Ayah menginginkan apapun jenis kelamin bayinya, harus memiliki jiwa korsa sebagai anak prajurit. Apapun nanti ketentuan dari Allah, laki-laki atau bahkan perempuan, anak bungsu mereka harus turut berkontribusi bagi pembangunan bangsa, dan negara. Salah satunya, beliau menginginkan anaknya sebagai penerus legacy organisasi Pemuda Panca Marga, “imbuhnya.

“Surprised, ketika saya lahir, ayah ternyata telah merancang nama indah jauh-jauh hari. Patriani Paramita Mulia kalau disingkat jadi PPM, “ujar Mita tersenyum bangga kala menceritakan kesungguhan ayahnya dalam mengkader anaknya.”

Flashback sejarah hadirnya PPM, lahir dari ide bernas Ayahnda Mita, Joesoef Faisal Husin Syah bersama para sahabatnya.

PPM merupakan wadah yang menghimpun putra-putri veteran Indonesia, TNI dan Kepolisian RI untuk menjaga, serta menaikan harkat, derajat, wibawa, serta citra keluarga besar Veteran Indonesia.
Salah satu tujuan mulianya berperan aktif dalam pembangunan nasional, serta Sishankamrata yang terkait dengan bela negara.
Kekinian PPM menjadi suar, serta suluh bagi semua anak-anak prajurit Veteran, dan turut berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

PPM merupakan organisasi KBTNI-POLRI yang berada dalam binaan resmi Legiun Veteran RI, dan Panglima TNI, KASAD, KSAU, KSAL, serta Kapolri. Yang mana seluruh kegiatan PPM, dan Yudha Putra adalah resmi dalam binaan, serta kerja sama yang akan dilaporkan kepada Kementerian Pertahanan.

Mita menceritakan, sejak kecil ia sudah dikenalkan dengan atribut PPM seperti seragam, tongkat komando milik ayahnya. Juga turut diajak mengikuti berbagai kegiatan. “Kami empat bersaudara dibuatkan seragam khusus lho, lengkap dengan atribut. Keren, bangga karena terlihat gagah, “ujarnya mengenang.

“Kalau ditanya apakah Mita kecil waktu itu merasa antusias, dijawabnya, “gak banget deh. Waktu itu saya sungkan saja dengan ayah. Saya merasa kegiatannya melelahkan, serta membosankan. Maklum kan masih kanak-kanak yang lekat dengan dunia bermain, “imbuhnya.

“Namun upaya ayah untuk memperkenalkan kegiatan PPM sejak dini, mampu menumbuhkan jiwa patriotisme. Seiring dengan bertambahnya usia, saya mulai tergerak, dan tertarik untuk lebur dalam organisasi PPM. Dasarnya darah sebagai anak prajurit. Mita berkewajiban untuk menjaga, menaikkan harkat, derajat, wibawa serta citra keluarga besar Veteran Indonesia. Tentunya lewat peran strategis kami, sebagai pewaris nilai-nilai luhur perjuangan para orang tua, serta pendahulu.
Dari empat bersaudara, hanya saya, serta satu abang yang tertarik untuk bergabung di organisasi, “ungkapnya.

Menurut Mita, ketika seseorang itu lahir dari ayah prajurit, secara otomatis semua anak-anak mereka memiliki DNA sebagai anggota PPM.
“Hanya karena keanggotaan yang suka rela, tidak semua anak Veteran itu mau memanfaatkannya dengan bergabung ke dalam PPM, “jelas Mita yang memiliki hobi ekstrem.

Mita bersama Pemuda Panca Marga Kota Malang, Andhika Gatot Setyawan sukses melaksanakan long march, dan Napak Tilas Suci momen Hari Veteran Nasional Agustus 2025.

(2) Wanitaindonesia.co :

“Dalam usia Anda yang relatif muda, dan Anda perempuan, tantangan apa saja yang dihadapi sehubungan jabatan baru sebagai Ketua Umum PPM?
“Bagaimana cara untuk menyelesaikannya? Sementara Anda juga disibukkan oleh karir sebagai Lawyer perempuan yang cemerlang?

Patriani Paramita Mulia:

“Alhamdulillah, saya diberikan oleh Tuhan dengan limpahan energi kreatif, suport system berkualitas dari kedua orangtua, abang, serta lingkungan. Khususnya keluarga besar PPM di seluruh Indonesia. Lewat suport mereka, saya senantiasa mendapatkan beragam ide, serta solusi kreatif dalam menyelesaikan setiap tantangan, yang menyelaraskan zaman, “terang wanita yang mahir memasak.

“Di bawah kepemimpinan saya, bersama dengan para pengurus lainnya, ada beragam upaya yang hendak kami lakukan. Utamanya untuk membumikan kiprah PPM ke masyarakat luas, bahwa organisasi kami ini bukan kaleng-kaleng. Melainkan sebuah organisasi yang solid, cair, serta produktif. Mumpuni membaca setiap perubahan zaman agar berdampak kepada kemaslahatan anggota, “imbuhnya.

“Jika dahulu program lebih banyak pemberian bansos, saat berada di bawah komando saya, akan ada beragam program kerja, yang akan direalisasikan pada tahun depan 2026. Salah satunya menggagas Job Fair, yang ditujukan untuk anggota PPM. Ini merupakan kontribusi kecil organisasi kami, dalam mendukung pemerintahan Presiden Prabowo, untuk mengatasi angka pengangguran yang sangat tinggi, “jelasnya.

“Juga penting untuk melatih soft skill mereka lewat sejumlah keterampilan. Untuk menjalankan program, saya akan melibatkan circle yang memiliki bisnis, salah satunya di hospitality industry, “terangnya.

Saya sadari masalah bias gender di Indonesia masih kerap terjadi. Ini tak saya tampik, serta saya alami. Menjadi pemimpin organisasi PPM di usia muda, serta datang dari kelompok perempuan, kerap diragukan kemampuan, serta jiwa kepemimpinannya.

“Solusinya, saya lebih mengedepankan untuk menjaga adab, serta komunikasi. Ke siapapun seperti kepada para perintis PPM, para senior yang memimpin, tanpa melupakan para anggota. Adab, serta komunikasi menjadi hal utama bagi saya.
Hal tersebut saya lakukan menyelaraskan dengan usia mereka. Saya tak sungkan mengajak bercanda anggota PPM yang lebih muda, sembari berdiskusi beragam hal. Utamanya seputar ide, kegiatan program, cakupan, capaian, serta aspek keberlanjutan. Memang tak mudah berkecimpung di dunia laki-laki tapi saya merasa memiliki mental yang kuat, dan bisa bersikap cuek jika menghadapi stigma dari bias gender tersebut, “urai Mita.

“Menurut saya, lebih pada kesempatan ya. Bagaimana lewat posisi strategis ini, saya bisa mengoptimalkan kemampuan, serta Ilmu saya bagi kemajuan organisasi, serta karir. Saya tak melihatnya sebagai kendala, melainkan keuntungan bagi pemimpin wanita di usia belia, “tegas Mita.

Dengan mengedepankan komunikasi yang cair, segala macam bentuk tantangan yang dihadapi, tentunya akan mudah dicarikan solusi yang komprehensif. Lainnya, seorang pemimpin wanita itu harus mumpuni dalam beragam hal, serta mau mendengar, serta terus belajar.

“Ayah, dan ibu beserta abang merupakan konsultan utama saya. Walau sejatinya saya telah memiliki ide atau solusi untuk hal-hal penting dalam peran, serta tanggung jawab sebagai Ketua Umum PPM, dan Komando Korps Yudha Putra.
Saya selalu berkonsultasi ke mereka, juga dengan sesama pengurus. Lewat upaya ini, saya menunjukkan diri bukanlah sebagai sosok yang jumawa, tapi lebih mengedepankan demokrasi di organisasi. Namun ketika ada hal yang saya harus putuskan sendiri, bismillah lewat keilmuan, pengalaman , serta capaian, saya optimis dapat melakukan yang terbaik buat organisasi ini, “terang Mita.

“Ihwal lain yang tak kalah penting, saya harus membuktikan kemampuan saya, bahwa saya pantas menjalankan amanah tersebut, bukan karena warisan dari ayah saya. Tapi berkat didikan, kepercayaan untuk mengemban amanah, “ungkapnya.

“Jabatan bukan posisi yang membuat saya berbangga, tapi merupakan amanah yang dipercayakan oleh pendahulu. Sanggupkah saya mewujudkan PPM yang menyelaraskan dengan visi, serta misi organisasi? Ketika saya bersedia menerima amanah nan mulia ini, di hati kecil saya berkata, Inshaa Allah saya sanggup. Kuncinya dengan bergotong-royong, saling mengisi. Saling asah, saling asih, dan saling asuh dengan seluruh keluarga besar Veteran Indonesia, di bawah naungan PPM, “cetusnya.

“Last but not least kejujuran. Siapapun, serta apapun kamu, kejujuran itu merupakan fondasi yang mutlak. Ini tentunya memiliki tantangan tersendiri. Banyak di luaran sana orang pintar, disayangkan akhirnya merugi karena banyak yang tak memiliki integritas. Faktornya pemicunya pun beragam. Tapi saya memiliki taktik jitu untuk selalu berada di koridor
yang lurus, “imbuhnya.

“Mantra saktinya “Pendidikan dasar dari kedua orang. Selamanya akan saya jadikan sebagai suluh hidup, dan mengamalkan nasihat dari kedua orang tua. Hidup itu harus bersyukur dengan merasa cukup, selalu memberikan kebaikan, dan manfaat buat sesama, dan lingkungan. Jalannya dengan pendidikan, serta keterampilan, “jelasnya.

“Prinsip hidup, saya tak terpikir atau berkeinginan untuk menjadi One Hit Wonder, namun lebih mengedepankan proses, pemahaman, dan pembelajaran. Seandainya dalam proses tersebut saya dipercaya untuk mengemban sebuah tanggung jawab yang lebih tinggi, hal ini seperti bonus, dan perlu dipertanggung jawabkan secara profesional, “ungkapnya.

“Untuk urusan membagi waktu antara karir sebagai pengacara, serta di organisasi. Juga waktu untuk keluarga inti, dan me time. Tantangan ini menurut saya tidaklah sulit. Kuncinya harus terampil
dalam hal manejerial. Saya tak mungkin tampil sendiri, melakukan semua pekerjaan sendiri. Penting untuk mendelegasikan tugas, “terang Mita.

“Dalam berkarir saya membutuhkan dukungan sepenuh hati dari tim yang solid, serta handal. Kalaupun hasilnya dinilai sebuah pencapaian, perlu digarisbawahi
bahwa kesemuanya itu adalah hasil kerja sama, dari team work yang handal, “jelasnya.

Peran aktif sebagai Ketua PPM melalui konsolidasi nasional.Foto: Istimewa.

(3) Wanitaindonesia.co:

“Apa dasar pendidikan yang diterapkan oleh kedua orangtua Anda? Dan seberapa penting hal tersebut memengaruhi capaian yang didapat?

Patriani Paramita Mulia:

“Lazimnya semua orangtua Indonesia yang berkeinginan agar anak-anaknya berhasil dalam kehidupan. Sama saja sih dengan para orang tua lainnya. Kedua orangtua saya mengajarkan anak-anaknya harus menjunjung tinggi adab, memiliki integritas, memprioritaskan pendidikan, berguna bagi sesama, serta lingkungan, berprestasi, dan menginspirasi serta masih banyak lagi, “jelasnya.

“Kesemua ajaran kebaikan tersebut disempurnakan lewat untaian doa, oleh kedua orangtua saya ketika sedang beribadah, maupun dalam setiap helaan napas.
Bersyukur, saya dibekali dengan pendidikan hingga ke jenjang yang lebih tinggi, serta dikarunia oleh Tuhan dengan kecerdasan intelektual, dan emosional. Ini merupakan salah satu faktor penting yang mendukung keberhasilan saya di masa sekarang, “terangnya.

“Saya terkenang sewaktu mengikuti lomba pidato untuk pertama kalinya. Ibu memvideokannya. Alhasil saya kalah, dan sedih. Ibu dengan bijak menyuruh saya melihat ulang performa saya. Apa saja yang harus dikoreksi lalu disempurnakan. Ibu berperan turut melatih skill, menanamkan nilai-nilai sportifitas dalam berkompetisi, dan memacu semangat saya agar terus giat berlatih dengan baik. Alhamdulillah, ketika mengikuti lomba pidato berikutnya saya sukses meraih juara.
Pun dengan perlombaan pidato tingkat internasional di Amerika Serikat, Mita mumpuni setelah berkompetisi di final dengan mengalahkan juara bertahan sebelumnya, yang merupakan mahasiswa UI, “ungkap Mita.

“Dahulu, saya bercita-cita ingin bekerja sebagai Diplomat. Sempat magang di Kementerian Luar Negeri. Gak kepikiran lho untuk berkarir sebagai Lawyer. Ini gegara OC Kaligis (pengacara senior) yang menginspirasi saya. Beliau membuka peluang untuk bergabung sebagai tim Lawyer-nya. Dari kedekatan hubungan ini, yang mana OK Kaligis selalu memberikan suport terbaik, jiwa muda saya jadi tertarik untuk terjun sebagai pengacara wanita. Dengan beasiswa penuh dari OC Kaligis, saya berhasil meraih gelar Magister Hukum dari Universitas New York di Amerika. Pengalaman berharga ketika saya dipercaya untuk bekerja untuk NGO, di Divisi Pemantauan PBB pada layanan internasional Hak Asasi Manusia, di Jenewa – Swiss, “terangnya.

“Saya percaya torehan prestasi di bidang akademis tentunya tak luput dari tangan Tuhan. Ketika Zat Yang Esa itu sudah berkehendak, apapun yang dimata kita itu “wow, cita-cita hebat atau segala sesuatu yang awalnya dikira indah, belum tentu indah, serta yang terbaik di mata Tuhan. Saya percaya, Tuhan memiliki rencana yang jauh lebih baik dibandingkan keinginan saya tadi, “kata Mita.

“Toh praktek sebagai pengacara related dengan tanggung jawab saya sebagai Ketua Umum PPM. Salah satunya muncul peluang untuk berkolaborasi lintas sektor. Ini tentunya akan mendukung upaya-upaya berkelanjutan PPM dari beragam program yang telah, serta akan dijalankan ke depan, “cetusnya.

“Oleh karenanya, pendidikan itu mutlak dibutuhkan oleh masyarakat, terutama generasi mudanya. Banyak faktor mengapa pendidikan sangat penting. Utamanya akan memengaruhi cara berpikir seseorang, serta tekad untuk terus berjuang menaklukkan tantangan. Terlebih dengan perkembangan teknologi yang kian canggih, serta cepat berubah, masyarakat harus menguasainya, “tegas wanita yang masih memiliki cita – cita mulia untuk melanjutkan pendidikan, dengan mengambil program Doktoral S3 di dalam negeri.

“Contoh pemanfaatan teknologi AI yang berkembang masif. Kalau ingin survive kita harus belajar, serta memanfaakan teknologi AI sebagai salah satu upaya untuk maju.
Pun halnya dengan keberadaan PPM yang menempatkan pendidikan sebagai upaya kita, untuk memerdekan diri dari kemiskinan. Serta banyak lagi manfaat yang bisa dirasakan lewat pendidikan, “paparnya.

“PPM memiliki sekolah gratis tingkat SMP, dan SMA di Jawa Timur, serta Universitas Panca Marga (UPM) di Probolinggo, Jawa Timur, yang diperuntukkan bagi anak -anak Veteran.
Menurut saya AI itu harus dipelajari, diimplementasikan, tapi harus tetap mengacu kepada STEM sebagai dasar untuk melakukan inovasi. Secanggih apapun teknologinya, manusialah yang memegang kendali. Ihwal ilmu, serta kreativitas tentunya tak mungkin digantikan oleh teknologi, “jelas Mita.

“Yang sering ditanyakan orang, berkarir sebagai pengacara wanita tentunya diberikan banyak kemudahan. Terlebih bila memiliki background pendidikan, relasi, serta penampilan diri. Ini menurut saya bagian dari stigma. Saya memiliki klien dari sejumlah tokoh nasional. Jangan keliru dengan berandai-andai. Sebelum mereka-mereka itu memberikan amanahnya, saya akan dites seputar wawasan, strategi serta upaya-upaya agar lewat kiprah yang saya lakukan, mereka beroleh hasil yang maksimal. Bahkan saya sempat dites oleh sejumlah guru besar ihwal keilmuan, serta pengalaman saya selaku pengacara, “jelas Mita.

Terlibat dalam berbagai acara kenegaraan di HUT TNI Ke -80 , berdampak meningkatnya moral anggota, serta menunjukkan PPM, dan Yudha Putra siap mendukung, dan mensukseskan Program PemerintahFoto: Istimewa.

(4) Wanitaindonesia.co :

“Sebagai wanita, dan juga pemimpin tentunya Anda melihat, mengamati serta turut merasakan nestapa yang dialami oleh banyak kaum wanita. Antara lain KDRT yang menimpa ibu, dan anak. Serta sejumlah isu sosial lainnya. Apa saja yang telah Anda lakukan sebagai bentuk kepedulian untuk mencegah hal buruk tersebut?

Patriani Paramita Mulia :

“Sebagai wanita pastinya saya merasa turut bersedih, juga berempati. Pemicu terbesar permasalahan tersebut adalah masalah ekonomi, selain faktor budaya dari bias gender yang tak berpihak kepada perempuan. Di luar sana masih banyak isteri yang tak berdaya secara ekonomi. Mereka hanya berharap dari pemberian suami. Hal ini menurut saya kurang tepat. Isteri harus berperan multitasking guna mendukung ekonomi keluarga. Mereka harus memiliki pemasukan dari usahanya sendiri. Bisa bekerja di luar dengan pembagian waktu yang tepat seperti menyelesaikan dahulu tanggung jawabnya selaku isteri, dan ibu. Setelahnya mereka kemudian bisa berangkat bekerja, “paparnya.

“Ini merupakan konsekuensi yang sangat berat, karena membutuhkan keahlian dalam manajemen waktu, dukungan stamina yang kuat, mental juara tak mudah menyerah. Didukung oleh rasa cinta terhadap diri, dan keluarga. Serta upaya kaum ibu untuk menjaga kesehatannya. Salah satunya dengan menjaga kesehatan mental yang menjadi permasalahan serius di Indonesia, “ujar Mita.

“Kerja sebagai IRT itu berat, lelah, butuh strategi jitu. Peran ini banyak dilakukan oleh para isteri prajurit. Mendidik anak, mengawasi pergaulan mereka. Terampil membersihkan rumah, menghiasnya agar anggota keluarga merasa nyaman, dan betah. Mampu memanage uang belanja yang terbatas dengan membuat masakan yang lezat, sehat, bergizi, dan beragam. Serta masih banyak lagi pekerjaan yang harus dilakukan. Itu yang dilakukan oleh ibu saya selaku isteri prajurit, “urainya.

“Namun demikian, bila fisik tak kuat untuk bekerja di luar. Kaum isteri bisa membantu perekonomian keluarga dengan bekerja secara mandiri dari rumah, atau yang lokasinya dekat dengan rumah seperti berwirausaha, menawarkan jasa, dan lain sebagainya, “sarannya.

“Nah gebrakan saya untuk PPM, ke depan akan ada program Unit Usaha yang diperuntukkan buat anggota, “imbuhnya.

Tampil stunning dalam balutan Wastra IndonesiaFoto: Istimewa

(5) Wanitaindonesia.co:

“Sebagai pucuk pimpinan Firma Hukum di Paramita Firm & Litigation, serta di organisasi PPM, tentunya Anda disibukkan dengan berbagai kegiatan. Bagaimana Anda meluangkan waktu untuk keluarga inti? Apakah masih memiliki waktu bersosialisasi dengan teman, serta me time?.

Patriani Paramita Mulia :

“Saya menamakannya upaya untuk menjaga keseimbangan hidup, dengan memelihara hubungan. Selain dengan keluarga inti, saya masih menyempatkan diri untuk berkumpul bersama sahabat-sahabat saya. Tentunya tak sekedar kumpul, ada pembahasan seputar isu, atau berbagi ide untuk turut berkontribusi dalam pengentasan permasalahan masyarakat yang masih belum sejahtera, khususnya bagi anggota PPM. Ini menjadi bumbu dalam pertemuan bersama circle saya, “ungkapnya.

“Me time bagi saya adalah mensyukuri karunia Tuhan, yang telah diberikan kepada saya. Caranya, dengan menyempatkan diri untuk melakukan hobi. Saya itu menyenangi kegiatan luar ruang seperti melakukan olahraga ekstrem. Dahulu saya berkeinginan untuk menjadi atlet Anggar. Bahkan saya pernah melakukan olahraga Sky, Terjun Payung,
Nah sewaktu berlatih Anggar, lutut saya sampai cedera parah lho. Kejadian tersebut berdampak hingga sekarang. Saya tak mampu lagi untuk melakukan olahraga ekstrem karena kondisi lutut yang cedera “terangnya.

“Sekarang saya latihan kardio di rumah, dengan dibimbing oleh trainer. Latihan dilakukan sebanyak tiga Minggu sekali.
Saya juga suka berburu hama babi hutan. Momen ini sangat menyenangkan, karena memacu adrenalin, membuat saya jauh lebih rileks setelahnya, “terangnya.

“Jangan tidak percaya lho, saya hobi masak. Keterampilan ini diturunkan oleh ibu. Bakat memasak saya kian terasah ketika saya mengambil pendidikan di Belanda. Di sana profesi Chef, apapun bidangnya merupakan profesi yang prestisius. Momen berkumpul bersama keluarga di rumah, saya dengan senang hati akan memasak, membuat aneka kue, maupun roti. Ya sesuai permintaan saja, apa saja varian menunya. Nanti Anda harus coba lho masakan saya. Soal rasa, saya tipikal perempuan yang tak menggemari cita rasa manis, “ucapnya.

“Keterampilan memasak saya pelajari sejak remaja dari ibu saya. Sebagai isteri prajurit, beliau merupakan juru masak kesayangan keluarga. Sesederhana apapun olahannya, di tangan kreatif Ibunda tercinta, sajian terasa lebih istimewa. Dengan memasak untuk keluarga, merupakan salah satu cara ibu dukung tumbuh kembang anak-anaknya, agar menjadi generasi yang berguna bagi bangsa, dan negara, ” tambah Mita.

“Berkat capaian-capaian yang berhasil saya torehkan lewat peran, serta didikan kedua orang tua, saya pernah diminta secara khusus untuk sharing pengalaman, dan ilmu ke adik-adik di sebuah Pondok Pesantren Wanita, di Jawa Timur. Di sana saya mencoba untuk mendobrak sekat, ihwal bias gender yang menjajah kemajuan wanita. Bagaimana cara mudah untuk melakukan beragam tahapan untuk mengenyahkan mindset yang membelenggu tersebut. Penting bagi wanita untuk memiliki mindset yang baik ihwal kesetaraan gender. Jika kita menghargai kiprah Pahlawan emansipasi wanita RA. Kartini, saya yakin akan banyak sekali Wanita Indonesia yang ‘merdeka’, serta lebih maju dalam karirnya, “terangnya.

Patriani Paramita Mulia torehkan tinta emas lewat peran serta kiprah Wanita Indonesia Milenial dalam organisasi PPM, dan Korps Yudha Putra, serta pejuang hukum di Indonesia.Foto: Istimewa.

(6) Wanitaindonesia.co :

“Sebagai wanita, aspek penampilan menjadi hal mutlak yang mesti diperhatikan. Apa saja ritual yang Anda lakukan, agar tampilan jadi paripurna, dan stunning?

Patriani Paramita Mulia:

“Sama saja sih dengan Wanita Indonesia lainnya. Saya mengutamakan perawatan diri yang menyeimbangkan aspek jiwa, raga serta pikiran. Karena kesemuanya memiliki keterkaitan erat. Kalau hanya berfokus sama wajah, aspek lainnya diabaikan, tentu akan memengaruhi kesehatan kulit secara keseluruhan. Walau sudah dibantu dengan produk skincare terbaik untuk mencapai goal kulit sehat, tentunya tak mungkin akan tercapai, “paparnya.

“Saya tidak melakukan perawatan berlebihan ihwal kecantikan kulit. Lebih memprioritaskan kulit wajah bersih, dan sehat. Kuncinya menjalankan gaya hidup sehat secara konsisten, terlebih bidang pekerjaan saya kan lekat dengan tantangan yang rentan memicu stres. Selain aktif berkegiatan di luar ruang, “ujar Mita.

“Jadi penting buat saya untuk menyeimbangkan mind, body, and soul guna menghadirkan kecantikan paripurna. Untuk skincare saya rutin memakai pelembab, tabir surya bila berada di dalam ruang, serta luar ruang, “terangnya.

“Namun bila hendak bertemu klien atau menghadiri acara penting, saya make-up dengan riasan natural. Untuk makanan saya banyak mengonsumsi serat seperti buah, dan sayur yang memiliki beragam warna. Cukup minum air putih, membatasi asupan gula, garam, dan lemak. Serta rutin berolahraga. Saya bukan penggemar rasa manis, jadi mampu menahan diri dari godaan kuliner kekinian seperti es kopi gula aren, “imbuh Mita.

Mita merinci, “Soal berbusana, saya tak fanatik dengan brand luar. Lebih terpukau dengan keelokan brand lokal yang mengangkat keberagaman Wastra Nusantara seperti Batik, Tenun, Ikat dan lain sebagainya. Desainnya modern, simpel tapi terlihat elegan. Fungsi pakaian menurut saya harus terlihat sopan, menyelaraskan dengan budaya Indonesia, serta nyaman saat dikenakan.”

“Bila sudah mendapatkan kedua aspek ini, saya bisa membeli dalam jumlah banyak lho, pakaian dengan desain yang sama. Tujuannya agar bisa dipakai berulang dalam kondisi bersih, mengingat aktivitas saya yang cukup tinggi, “tambahnya.

Wanita Indonesia dipusaran kepemimpinan laki-laki, Mita melihat tantangan sebagai peluang, serta keuntungan lewat praktik ilmu padi.Foto: Istimewa.

(7) Wanitaindonesia.co :

“Sebagai Wanita yang berpengaruh di sebuah organisasi terkemuka PPM, tentunya Anda melihat, mengamati, serta turut merasakan beragam isu sosial yang dialami kaum perempuan, serta anak Indonesia. KDRT, jeratan pinjol ilegal, Angka Kematian Ibu Hamil, Stunting, perempuan yang tak berdaya secara ekonomi, serta beragam isu krusial lainnya. Apa yang Anda lakukan untuk memperkecil kasus-kasus tersebut, khususnya di internal organisasi PPM?

Patriani Paramita Mulia :

Sembari menarik napas panjang, Mita mengungkapkan kepeduliannya terhadap tingginya beragam permasalahan sosial, yang di luar sana masih kerap dihadapi oleh kaumnya. Menurutnya kunci dari semua akar permasalahan tersebut adalah pendidikan, serta kesempatan untuk bekerja. Muaranya perempuan tak berdaya secara ekonomi. “Mereka memiliki kemampuan untuk bertahan hidup yang cukup tinggi, namun saya mengamati untuk mencapai ketahap excellent itu yang masih kurang, “cetusnya.

“Pendidikan itu mutlak lho. Kita pahami bersama bahwa hanya lewat pendidikan yang memadai, harkat, serta martabat kaum wanita akan terpancar. Bila ada tantangan ihwal mencari pekerjaan itu sulit, serta kurangnya kepercayaan industri dalam memberikan akses kepada pekerja wanita, saya pikir ini adalah tantangan bagi para tenaga kerja wanita. Bagaimana mereka bisa meyakinkan industri lewat performa, skill, dan profesionalitas dalam bekerja. Serta dapat menunjukkan prestasi, apapun bidang pekerjaan yang sedang mereka tekuni, “terangnya.

“Saya berkeyakinan saat kita mumpuni, profesional, industri akan menghargai. Banyak sekali sosok-sosok wanita sukses sebagai pemimpin di bidang entrepreneur, industri, serta birokrat. Bila merasa tak memiliki kesempatan untuk belajar secara formal, tak mengapa. Lakukan saja secara informal, dengan mengikuti beragam pelatihan keterampilan. Kemudian setelah mahir, lanjutkan dengan membuat karya yang bernilai ekonomi. Apapun itu, tak mesti aspek kuliner lho ya!, “pesan Mita.

“Intinya, salah satu kunci untuk mengentaskan permasalahan sosial tersebut, Wanita Indonesia mesti berdaya secara ekonomi.
Di internal organisasi PPM, saya telah mendesain program yang erat kaitannya dengan pemberdayaan tersebut, “jelasnya.

“Kuncinya setelah mahir membuat sesuatu atau memiliki keterampilan tertentu, mereka butuh penetrasi pasar yang lebih luas. Nah bagaimana upaya branding itu menjadi sangat penting agar produk, serta jasa yang ditawarkan mendapat respon pasar yang positif. Saya beserta jajaran pengurus PPM lainnya berperan untuk membantu membuka pasar. Inshaa Allah kami akan melakukan banyak terobosan, agar usaha anggota bisa terus berkembang, dan susten. Seluruh pengurus PPM akan bekerja, dan menjalankan amanah ini secara bertanggung jawab, “cetusnya.

“Lewat program pelatihan yang komprehensif, serta memastikan keberlanjutan usaha dari penerima manfaat program, kami terus akan melakukan mentoring. Hal ini tentunya sangat memungkinkan, karena bisa dilakukan secara daring, mengingat anggota PPM itu jutaan, serta tersebar di seantero negeri, “terang Mita.

“Ada beragam hal yang telah dilakukan oleh para mentor, pengurus PPM sebelumnya. Salah satunya pengentasan masalah stunting. Ini program penting Pemerintah dalam capaian Indonesia Emas 2045. Seperti apa langkah konkretnya?, silahkan melihat kiprah PPM di media sosial atau turut berkolaborasi dalam program. Kami terbuka untuk berkolaborasi dengan semua pihak yang memiliki kesamaan visi, “jelas Mita.

Saat wawancara yang dimulai pukul 15.15 WIB, waktu bagaikan berlari begitu cepat ketika jam menunjuk ke angka 18.30 WIB, Mita memberikan jawaban-jawaban yang bernas, lewat upaya, serta solusi konkret yang harus dilakukan sebagai sosok Role Model Wanita Indonesia. Jawaban cerdas, runut dengan diselingi canda mampu mencairkan suasana.

Baginya kesuksesan itu harus diraih dengan benar, kerja keras, dengan mengedepankan aspek integritas. Inilah buah manis dari sebuah perjuangan. Kesemuanya itu berakar dari pola asuh, pola didik kedua orangtuanya. Persona Patriani Paramita Mulia menjelma menjadi sosok yang dihormati, karena torehan prestasi dalam bidang pendidikan, karir, serta kepemimpinan di usia muda.

Tak tergoda menjadi ‘One Hit Wonder’ namun prestasi harus berproses, lewat ilmu, ketrampilan, serta keinginan untuk terus belajar.Foto: Istimewa.

(8) Wanitaindonesia.co :

“Apa pendapat Anda tentang program Makan Bergizi Gratis yang menuai polemik? Apa kontribusi PPM dalam turut menyukseskan program tersebut?

Patriani Paramita Mulia:

“Program MBG merupakan gagasan Presiden, Prabowo bersama Wakil Presiden, Gibran yang merupakan salah satu bentuk upaya Pemerintah dalam mewujudkan Generasi Emas 2045. Gizi menjadi fondasi bagi kecerdasan, produktivitas, serta daya saing bangsa.
Lewat makanan bergizi akan berdampak pada turunnya angka kejadian stunting. Serta beragam manfaat lainnya seperti meningkatkan konsentrasi siswa saat proses belajar, dlsbnya, “paparnya.

“PPM tidak berkontribusi langsung dalam program MBG, namun sebagai organisasi yang cair kita memiliki kepedulian tinggi terhadap semua program pemerintah, yang memiliki tujuan mulia bagi asa tunas-tunas bangsa, “jelas Mita.

“Di organisasi PPM, kami mendukung pengentasan program stunting dengan edukasi, praktik ihwal gizi yang terkandung dalam bahan pangan, proses masak yang tepat agar zat-zat gizi pada bahan makanan tidak banyak yang hilang saat proses pengolahan, serta pemasakan. Mengajarkan bagaimana caranya membuat menu olahan yang beragam, menyesuaikan dengan kearifan lokal suatu daerah. Serta hal lainnya yang mutlak dipahami oleh masyarakat khususnya anggota keluarga PPM, “urainya.

Mita mengatakan, “Pemerintah lewat pejabat yang bertanggung jawab sedang berbenah agar ke depan program dapat terlaksana dengan baik, sesuai dengan cita-cita mulia. Saya memiliki keyakinan kuat, Presiden Prabowo tak menginginkan satu orang anak bangsa-pun yang terdampak oleh keracunan makanan dari program MBG.”

“Karena sudah mulai dibenahi aspek hulu hingga ke hilirnya, mari kita awasi, serta nantikan kebermanfaatan Program MBS bagi asa tunas-tunas bangsa, “pungkas Mita bijak.

Exit mobile version