Bahaya Salah Asupan di Tengah Pandemi dan Isolasi Mandiri

Bahaya Salah Asupan di Tengah Pandemi dan Isolasi Mandiri

wanitaindonesia.co Maraknya peredaran informasi yang salah dan rumor terkait COVID-19 di tengah masyarakat memang perlu diwaspadai keberadaannya. Klaim makanan dan minuman ter- tentu yang dianggap ampuh untuk menangkal COVID-19 pun menjadi salah satu topik yang tak luput disebarluaskan. Dengan dasar tersebut, PT Sewu Segar Primatama, melalui merek dagang Re.juve menyelenggarakan webinar bertajuk “Bahaya Salah Asupan di Tengah Pandemi dan Iso- lasi Mandiri” secara daring. Acara yang turut dihadiri oleh Richard Anthony, CEO dan Presiden Direktur dari Re.juve, serta dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, SpGK , sebagai dokter spesialis gizi klinik ini digagas untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat akan risiko pemenuhan asupan yang tidak tepat bagi kesehatan tubuh terutama selama pandemi COVID-19 ini.

Richard Anthony, CEO dan Presiden Direktur Re.juve

“Kondisi pandemi yang masih berlanjut hingga saat ini terutama dengan munculnya delta vari- an, tidak hanya menyebabkan masih tingginya jumlah penderita COVID-19 setiap harinya, tapi juga meningkatnya stress yang terjadi di masyarakat karena banyaknya informasi tidak akurat yang beredar seputar COVID-19. Salah satunya informasi seputar asupan apa yang harus dikon- sumsi setiap harinya saat pandemi dan isolasi mandiri. Beredarnya informasi yang belum tentu benar, membuat terjadinya “panic buying” terhadap makanan dan minuman tertentu di masyarakat. Padahal, salah satu nutrisi terbaik untuk menjaga imunitas adalah nutrisi dari alam yang terkandung secara alami pada sayur, buah, kacang-kacangan dan rempah-rempah yang banyak ditemukan di sekitar kita tanpa perlu takut kehabisan ” ujar Richard Anthony, CEO dan Presiden Direktur Re.juve.

Tidak hanya di saat pandemi, setiap harinya kita perlu mengonsumsi makanan beragam sesuai dengan prinsip gizi seimbang yang berasal dari berbagai macam sayur, buah, kacang-kacangan dan rempah-rempah yang secara alami mengandung serat pangan, vitamin, mineral, elektrolit dan phytochemical. Sebab, tidak ada satu jenis bahan makanan dengan kandungan gizi yang lengkap. Selain itu disarankan untuk menghindari makanan dan minuman yang diberikan tam- bahan gula (free sugar/added sugar), tinggi garam dan mengandung tinggi lemak jenuh yang tidak baik untuk kesehatan tubuh terutama saat kita dalam kondisi pemulihan dari COVID-19.

“Secara umum, bahaya yang dapat ditimbulkan dari konsumsi pangan dengan tambahan gula (free sugar/added sugar) berlebih adalah menurunnya kemampuan sel-sel imun tubuh dalam membasmi penyebab infeksi seperti misalnya virus, sehingga respons imun tubuh menjadi tidak optimal. Tidak hanya menyebabkan menurunnya imunitas tubuh, konsumsi free sugar/added

sugar berlebih akan berdampak pada terganggunya kondisi psikologis seseorang. Saat pandemi atau isoman, makanan atau minuman dari bahan segar dan bukan hasil pemrosesan seperti sayur, buah, rempah, dan kacang-kacangan direkomendasikan karena mengandung nutrisi alami seperti vitamin C, vitamin D, zinc, selenium, zat besi, dan protein. Berbagai nutrisi ini sangat kru- sial bagi tubuh, akan tetapi tidak selalu bisa dipenuhi dari asupan makanan sehari-hari. Hal ini cukup menjadi tantangan, terutama bagi pasien COVID-19 yang kehilangan nafsu makan. Bagi pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri atau keluarga yang perlu memenuhi asupan nutrisi alaminya tetapi memerlukan metode yang lebih praktis, produk-produk yang memiliki standar kualitas tinggi tentunya dapat menjadi alternatif yang ideal dan minim risiko untuk kesehatan di masa mendatang,” ujar dr Juwalita Surapsari, M.Gizi, SpGK.

Kondisi yang umumnya dialami penderita COVID-19 adalah kemungkinan kehilangan nafsu makan dan minum dikarenakan hilangnya indera perasa, sehingga akhirnya banyak yang mengandalkan konsumsi makanan olahan, junk foods serta minuman yang ditambahkan gula (free sugar/added sugar) yang tinggi yang dianggap bisa memenuhi keinginan untuk makan, tanpa menyadari apakah produk tersebut berbahaya atau tidak bagi penderita COVID-19 yang mengonsumsinya. Salah satu solusi yang tepat supaya tubuh tetap mendapatkan nutrisi yang cukup terutama bagi penderita COVID-19 adalah dengan mengonsumsi cold-pressed juice berbahan seratus persen sayur organik dan buah asli tanpa tambahan bahan apapun yang diolah dengan teknologi yang tepat dan memiliki tingkat keamanan pangan yang tinggi seperti Cold-Pressed Juice Re.juve yang berbentuk cairan sehingga lebih gampang diserap oleh tubuh dan manfaatnya setara den- gan buah dan sayur organik segar.

Cold-pressed Juice Re.juve yang telah bersertifikat halal merupakan salah satu alternatif terbaik asupan yang dapat dikonsumsi secara rutin. Alasan utamanya adalah dua hal; pertama kemuda- han dan kenyamanan karena tidak perlu repot-repot mengolah sayur dan buah. Satu botol Cold- pressed Juice Re.juve terbuat dari hampir satu kilogram 100% sayuran organik dan buah-buahan segar berkualitas terbaik, bebas pestisida, dan bebas lilin yang mayoritas diambil dari perke- bunan lokal. Sebagai bagian dari penerapan nilai transparansi yang secara konsisten dijalankan sejak awal berdiri, Re.juve memastikan bahwa seluruh informasi kandungan bahan dan proses pembuatan tertera pada kemasan. Kedua adalah faktor food safety, dimana proses pembuatan produk Re.juve menerapkan ultra hygiene process dengan end-to-end cold chain environment menggunakan teknologi cold-pressed terbaik dari hulu ke hilir di Cold-Pressed Production Facili- ty yang sudah tersertifikasi HACCP serta ditambah teknologi High Pressure (HPP) pertama dan satu-satunya di Indonesia yang mampu membuat produk minuman Re.juve jauh lebih aman un- tuk dikonsumsi serta kandungan vitamin, mineral, antioksidan, enzim dan rasa tetap terjaga.

“Teknologi High Pressure (HPP) yang kami gunakan berbeda dengan metode lain yang menggu- nakan cara pemanasan atau penambahan bahan pengawet. Teknologi HPP mampu menonak- tifkan mikroorganisme (bakteri, virus, parasit, jamur) melalui proses tekanan sangat tinggi (tekanan hingga 6000 bar atau 6 kali lebih dalam dari palung Mariana di Filipina) dengan suhu dingin. Selain menjadikan produk Re.juve tahan lebih lama secara alami, teknologi ini mampu mempertahankan cita rasa, nutrisi, dan tekstur produk, serta menurunkan risiko rekontaminasi karena tidak ada kontak langsung terhadap kandungan produk pada saat dan sesudah proses berjalan di mesin High Pressure (HPP) yang kami gunakan ,” tutur Richard Anthony, CEO dan Presiden Direktur Re.juve. (wi)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini