Dompet Dhuafa Dorong Kemandirian Eks Narapidana Melalui Workshop Wirausaha

Dompet Dhuafa Dukung Eks Narapidana Mandiri Lewat Workshop Wirausaha
Dompet Dhuafa Dukung Eks Narapidana Mandiri Lewat Workshop Wirausaha. Foto: Dok. Dompet Dhuafa

WanitaIndonesia.co – Jakarta. Dompet Dhuafa, melalui Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM), kembali menunjukkan komitmennya untuk mendukung kemandirian eks narapidana. Pada 20-21 November 2024, lembaga ini mengadakan Pembekalan & Workshop Alumni Santri Lapas di Hotel Sofyan, Cikini, Jakarta. Program ini bertujuan membekali para mantan narapidana dengan keterampilan wirausaha agar mereka dapat mandiri secara ekonomi dan kembali berkontribusi positif di masyarakat.

Program Bina Santri Lapas: Membangun Masa Depan yang Lebih Cerah

Sejak 2009, Program Bina Santri Lapas (BSL) telah menjadi motor utama Dompet Dhuafa dalam memberikan pembinaan spiritual dan mental bagi warga binaan di Lapas. Program ini mencakup tiga fokus utama, yaitu:

  1. Penyuluhan Sadar Hukum bagi pelajar dan mahasiswa.
  2. Pembinaan Rutin di Lapas, seperti pengajian dan penguatan mental.
  3. Pendampingan Alumni Santri Lapas untuk memastikan mereka siap menghadapi tantangan kehidupan di luar penjara.

“Setelah keluar dari lapas, mereka sering kehilangan koneksi dengan keluarga, lingkungan sosial, dan pekerjaan. Program ini membantu mereka memulihkan kehidupan sekaligus mendapatkan peluang ekonomi,” ujar Kamaludin, Kepala LPM Dompet Dhuafa.

Foto kegiatan workshop wirausaha alumni Santri Lapas yang digelar Dompet Dhuafa di Jakarta
Foto kegiatan workshop wirausaha alumni Santri Lapas yang digelar Dompet Dhuafa di Jakarta. Foto: Dok. Dompet Dhuafa

Wirausaha Sebagai Solusi Kemandirian Ekonomi

Dalam workshop selama dua hari ini, peserta mendapatkan pelatihan intensif terkait perencanaan usaha. Kegiatan ini dirancang untuk membantu alumni Santri Lapas merancang usaha berkelanjutan melalui penyusunan proposal bisnis, pengelolaan risiko, dan teknik pemasaran. Proposal yang lolos seleksi akan mendapatkan pendampingan serta bantuan permodalan.

Renanta Anindia Wardana, pakar UMKM dari Yayasan Maju Bersama Tanabe, turut hadir sebagai pembicara. Ia menyampaikan strategi memulai usaha yang meliputi analisis pasar, penetapan target, hingga manajemen risiko.

“Kami juga memberikan pendampingan berkelanjutan, sehingga mereka merasa didukung untuk bertahan di dunia usaha,” ungkap Kamaludin.

Kisah Inspiratif: Dari Lapas Menjadi Guru Ngaji

Salah satu peserta workshop adalah Ahmad Rusydi, mantan narapidana yang kini menjadi guru ngaji di komunitasnya. Ia mengungkapkan, Program BSL memberikan dampak besar dalam hidupnya. Selain memperkuat spiritualitas, ia juga memperoleh keterampilan sosial yang membantunya diterima kembali oleh masyarakat.

“Setelah keluar dari lapas, saya memilih menjadi guru ngaji. Saya ingin berkontribusi bagi generasi muda agar mereka tidak mengulangi kesalahan saya,” kata Ahmad. Kini, ia aktif memimpin kegiatan keagamaan di lingkungannya.

Harapan untuk Masa Depan

Melalui program seperti ini, Dompet Dhuafa berupaya mengembalikan harkat dan martabat eks narapidana. Dengan membekali mereka keterampilan bisnis dan dukungan spiritual, mereka diharapkan mampu bangkit dan hidup mandiri. “Kami percaya setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua,” tutup Kamaludin. (adv)