6 Jenis Cedera Lahir yang Bisa Dialami Bayi saat Proses Persalinan

9
6 Jenis Cedera Lahir yang Bisa Dialami Bayi saat Proses Persalinan

wanitaindonesia.co – Cedera ini bervariasi, dari yang berdampak sementara hingga perlu perawatan khusus. Cedera lahir adalah masalah serius yang harus benar-benar ditangani dengan baik. Memang, jarang ada bayi yang terluka dalam proses persalinan. Namun, cedera lahir atau trauma lahir bisa dialami oleh enam hingga delapan bayi dari 1.000 kelahiran.

Cedera lahir dapat terjadi karena kelahiran prematur, ukuran bayi yang terlalu kecil atau  besar, posisi mama saat melahirkan, persalinan yang rumit, dan lain-lain. Kondisi ini juga lebih berisiko dialami oleh ibu yang melahirkan bayi pertamanya, menderita diabetes gestational, atau yang memiliki kelainan panggul.

Lalu, seperti apa saja jenis-jenis cedera lahir pada bayi saat persalinan yang penting diketahui orangtua? Berikut ini rangkuman informasi tersebut, dilansir dari Very Well Family:

1. Caput succedaneum

1. Caput succedaneum

Unsplash/Christian Bowen

Caput succedaneum adalah pembengkakan parah pada kulit kepala bayi. Ini terjadi saat bayi ‘turun’ ketika persalinan. Kondisi ini sering dialami bayi yang lahir dengan bantuan ekstraksi vakum meskipun juga bisa terjadi jika kepala bayi menekan serviks untuk jangka waktu yang lama atau memar di area caput.

Caput succedaneum umumnya hanya berlangsung selama beberapa hari dan pembengkakannya akan hilang dengan sendirinya. Jika hal ini terjadi, bayi mungkin perlu menjalani USG untuk dilihat apakah ada masalah lebih serius.

2. Cephalohematoma

2. Cephalohematoma

Pixabay/Engin_Akyurt

Cephalohematoma adalah perdarahan di bawah periosteum atau jaringan luar yang menutupi tulang pada kepala bayi. Cedera ini mungkin tidak langsung muncul langsung setelah bayi dilahirkan, tetapi akan muncul beberapa jam kemudian.

Perawatan cephalohematoma umumnya tidak diperlukan, tetapi butuh waktu hingga beberapa minggu atau bulan sampai darah diserap kembali. Cedera ini diperkirakan terjadi pada sekitar satu hingga dua persen kelahiran spontan, tetapi lebih sering terjadi para persalinan operatif (forsep dan ekstraksi vakum).

3. Memar

3. Memar

Unsplash/Patricia Prudente

Memar adalah cedera lahir yang banyak terjadi saat bayi melewati jalan lahir. Pada bayi yang dilahirkan menggunakan bantuan forsep atau ekstraksi vakum, akan lebih berisiko mengalami memar. Memar ini akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

4. Laserasi

4. Laserasi

Pixabay/Engin_Akyurt

Laserasi adalah luka dalam atau sobekan pada kulit. Terkadang, kulit bayi tak sengaja terluka oleh pisau bedah saat operasi caesar atau karena ekstraktor vakum. Beberapa laserasi mungkin cukup dalam sehingga membutuhkan jahitan untuk menyatukannya kembali. Tetapi sebagian besar kondisi ini bisa sembuh hanya dengan dibalut.

Infeksi merupakan bahaya yang harus menjadi perhatian jika terjadi laserasi pada bayi. Luka ini dapat diobati dengan salep antibiotik.

5. Perdarahan subkonjungtiva

5. Perdarahan subkonjungtiva

Freepik/jcomp

Perdarahan subkonjungtiva cukup umum terjadi pada bayi saat persalinan. Perdarahan subkonjungtiva terjadi pada satu atau kedua mata, dan hanya terlihat seperti kemerahan di mata. Besarnya area yang kemerahan tergantung dari banyaknya pembuluh darah kecil yang pecah.

Perdarahan subkonjungtiva tidak membutuhkan perawatan khusus dan mungkin akan hilang dengan sendirinya dalam kurun waktu seminggu. Jenis cedera yang satu ini juga tidak memengaruhi mata bayi dalam jangka panjang.

6. Fraktur

6. Fraktur

Pixabay/Engin_Akyurt

Patahnya klavikula, daerah antara bahu dan leher yang juga dikenal sebagai tulang selangka, adalah cedera yang terjadi dalam proses persalinan bayi. Fraktur humerus atau cedera tulang lengan juga dapat terjadi pada bayi yang lahir dengan posisi bokong terlebih dahulu.

Fraktur biasanya dapat sembuh tanpa pengobatan. Penggunaan belat dapat mengurangi rasa sakit. Selama proses pemulihan, mungkin Mama akan melihat adanya sedikit pergerakan di sisi yang bermasalah.

Itulah enam kondisi cedera lahir pada bayi yang mungkin saja terjadi dalam proses persalinan. Dokter dan tim medis akan segera mengambil tindakan jika terlihat adanya tanda-tanda cedera saat persalinan pada bayi mama. Semoga informasi ini menambah wawasan ya, Ma.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini