Bisa dibilang, sejak lahir orang Indonesia sudah jadi best friend dengan tempe. Tapi, benarkah Anda sudah kenal dekat dengan tempe?
Berikut 6 hal mengenai tempe yang tidak banyak orang tahu:
1. Sudah ada sejak ratusan tahun lalu
Tulisan pertana tentang tempe ada dalam sebuah buku yang bernama Serat Centini yang ditulis oleh seorang juru tulis keraton Surakarta pada tahun 1814. Di Serat Centini jilid ketiga, kata tempe disebut ketika tokoh Raden Mas Cebolang sedang dalam perjalanan dari Candi Prambanan menuju wilayah Pajang. Saat mampir ke wilayah Klaten, ia dijamu makan siang dengan hidangan sederhana brambang jae santen tempe (bawang merah jahe santan tempe)
Tapi, para ahli sejarah memprediksi tempe sudah ada jauh sebelum itu, atau lebih tua dari Serat Centini. Prediksi ini didasari pada bahan baku utama tempe, yaitu kedelai. Kata kadele yang berarti kedelai, pertama kali ditemukan dalam Serat Sri Tanjung yang berasal dari abad ke-13, 600 tahun sebelum Serat Centini.
2. Dibuat dari jamur daun waru
Kapang atau jamur sangat penting dalam proses pembuatan tempe.Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atauRhizopus arrhizus adalah jenis jamur yang umum digunakan untuk membuat tempe. Prof. Dr. Mary Astuti, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, menjelaskan bahwa Rhizopus oryzae ditemukan di bagian belakang daun waru dan daun jati.
Jaman dulu, sebelum ada ragi bubuk yang siap digunakan seperti sekarang ini, pembuat tempe hanya mengoles-oleskan jamur yang ada di belakang daun waru dan daun jati ke kedelai yang sudah siap dijadikan tempe. Cara tradisional ini hanya ada Indonesia dan masih digunakan di daerah Yogyakarta.
3. Obat sakit perut hingga kanker
Kandungan gizi yang ada dalam tempe memiliki banyak manfaat. Yang paling sederhana adalah sebagai obat sakit perut. Tempemengandung serat, vitamin, dan mineral. Karena tempe sudah peroses fermentasi, maka unsur gizi tersebut menjadi lebih mudah dicerna dan dapat menghilangkan zat-zat yang mengganggu kesehatan, terutama pada pencernaan. Itu sebabnya pada tahun 2015 persatuan ahli gini di Indonesia mendeklarasikan tempe sebagai makanan pendamping ASI (MPASI). Perlu diperhatikan, jika memberi tempe untuk bayi, pastikan tempe dimasak hingga matang.
Selain untuk mengobari pencernaan, tempe juga memiliki potensi obat anti kanker yang baik. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Driando Adnan-Winarno, ilmuwan pangan, salah satu pendiri Tempe Movement, menyimpulkan bahwa aktivitas antikanker pada kedelai meningkat berkali-kali lipat setelah menjadi tempe.
4. Go international
Popularitas tempe terangkat berkat semakin diliriknya gaya hidup vegan dan vegetarian. Gaya hidup yang dinilai lebih sehat ini memang tidak memasukkan protein hewani dalam dietnya. Alhasil, mereka mencari sumber protein dari tumbuh-tumbuhan. Tempe adalah salah satu yang terbaik, bahkan tempe sudah diberi label superfood oleh banyak kalangan gizi internasional.
Ini sebabnya kini tempe sudah banyak bermunculan di negera-negara Barat seperti Amerika, Meksiko, Inggirs, Austria, dan lainnya. Begitu juga di Asia, termasuk Jepang dan Cina. Bahkan di luar negeri sana, mereka menggunakan jenis kacang-kacangan lain untuk membuat tempe.
5. Gizinya lebih baik dari daging sapi
Tempe mengandung protein yang sama tingginya dengan daging sapi. Serat dan kalsiumnya pun lebh tinggi. Zat besi yang dikandung mirip dengan daging sapi, namun memiliki kandunganlemak jenuh yang jauh lebih rendah.
Selain itu, tempe juga bisa mengandung vitamin B12 yang selama ini dikira hanya bisa didapat dari protein hewani.
6. Ramah lingkungan
Tidak melulu soal kandungan gizi yang baik. Ternyata, tempe juga baik untuk lingkungan. Untuk memproduksi jumlah protein yang sama dengan daging sapi, tempe menggunakan energi yang 4 kali lebih efisien daripada menernak sapi. Dan, 20 kali lebih efisien dalam mencegah emisi gas penyebab efek rumah kaca.