wanitaindonesia.co, Jakarta – ‘Gender Equality Today for A Sustainable Tomorrow’ atau kesetaraan gender hari ini untuk masa depan berkelanjutan, demikian tema yang diusung dalam rangka International Women’s Day yang diperingati di seluruh dunia tiap 8 Maret, di tahun 2022. Tema tersebut merupakan sebuah seruan dalam melawan adanya ketidaksetaraan atau pandangan timpang mengenai kaum perempuan.
International Women’s Day bukan sekadar berkampanye terkait pentingnya kehidupan yang ramah bagi kaum perempuan, Hari Perempuan Sedunia 2022 juga dapat dijadikan sebagai simbol perayaan bagi kaum wanita yang sudah berani mengambil pilihan sekaligus tantangan dalam hidupnya.
Namun Women’s Day bagi finalis Gadis Sampul 2019, Endrinayla Rafa Amanda adalah satu kesempatan yang sangat berharga bagi kaum perempuan untuk bisa mengekspresikan diri sendiri dan harus mulai berani Speak Up! di depan umum.
Katanya, sehingga kaum perempuan di era globalisasi moderen ini mau dan bisa menyampaikan hak-hak perempuan yang mungkin tidak pernah terdengar.
“Momen Women’s Day mempunyai kesempatan untuk menyuarakan hak-hak dan sama-sama mau mengembangkan visi misi sebagai perempuan Indonesia. Misalkan kita buat suatu gerakan seperti kampanye secara bersama-sama agar bisa membantu dan mendukung perempuan lainnya untuk mendapatkan hak-hak yang sama,” ujar Amanda, di kawasan Dharmawangsa, Jakarta, baru-baru ini.
Amanda yang masih duduk sebagai mahasiswi Universitas Indonesia jurusan Psikologi menambahkan, peringatan Perempuan Internasional juga merupakan hari sebenarnya yang harus diselebrasikan.
“Selebrasi Women’s Day tahun ini, saya ingin makin banyak perempuan yang akan lebih percaya diri, menjadi diri sendiri dengan kemampuan masing-masing, bisa mendapatkan kesempatan yang sama dengan kaum pria. Mari kita sebagai perempuan berani “Speak Up”! lalu kiprahnya bisa membantu orang lain,” tambahnya.
Kesukaannya berbicara di depan umum membuat Amanda juga aktif sebagai MC, moderator dan pembicara di acara-acara anak muda yang membahas seputar komunikasi, pendidikan dan kesehatan mental remaja, untuk saling support di kalangan anak muda.
Amanda yang masih berusia 19 tahun, sebenarnya sudah banyak terlibat di organisasi sosial, salah satunya di Generaction Project, organisasi non profit yang berfokus kepada pendidikan bahasa inggris untuk anak-anak kurang mampu di Indonesia.
Pehoby pidato dalam bahasa Inggris ini mengajarkan anak-anak yang kurang mampu dengan memberikan pelajaran gratis bahasa Inggris. Aksi sosial ini berawal dari Amanda yang melihat ternyata banyak anak-anak yang tertarik untuk belajar bahasa Inggris, tapi terkendala sumber, fasilitas atau akses belajar bahasa Inggris yang masih terbatas di jaman yang semakin moderen. Anak-anak malah lebih asyik dan habis waktunya bermain gadget. Apalagi di tengah kondisi pandemi covid-19 yang hingga kini belum mereda.
“Jadi organisasi saya juga berusaha menggumpulkan relawan-relawan anak muda yang mempunyai minat belajar bahasa Inggris,
lalu mau mengajarkan kembali untuk anak-anak yang membutuhkan seperti di panti asuhan atau di desa-desa yang di luar sana yang mungkin akses pendidikannya terbatas. Semoga di Women’s Day ini juga menjadi momen baik bagi siapapun yang mau berbuat baik dan bermanfaat untuk masyarakat khususnya anak-anak dan kaum perempuan,” harap Amanda.
Untuk diketahui, Generaction Project didirikan oleh Amanda sejak dua tahun lalu, ia duduk sebagai Founder dan Eksekutif Direktur yang fokus berkegiatan mengajar bahasa Inggris pada anak-anak yang kurang mampu secara ekonomi, dan untuk kategori kelas 1 SD – 3 SD dan kelas 4 SD – 6 SD.