William Wongso Spirit Inspirasi Kuliner Indonesia Otentik Dari Festival Jajanan Bango Mendunia

Foto : WanitaIndonesia.co

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Di saat pria seusianya pensiun dari pekerjaan, mengasuh dan bermain bersama cucu maupun pergi berwisata, William Wongso memilih untuk memberikan sumbangsih ilmu dan keahliannya di bidang kuliner kepada negara.

Sejumlah ide, gagasan, kreativitas, serta inovasi senantiasa hadir dari buah pemikiran Begawan Kuliner, julukan yang disematkan oleh seorang teman mantan wartawan Majalah Selera, Puji Purnama yang merupakan Food Stylish kenamaan Indonesia.
Pengetahuannya luas dengan buah pemikiran kreatif dari sejumlah ide, gagasan yang telah diimplementasikan dalam berbagai proyek. Ia menjadi persona yang menyenangkan saat diajak berkolaborasi guna pelestarian, serta kemajuan kuliner Nusantara.

Om Will diangkat oleh pemerintah Indonesia sebagai Indonesian Food Ambassador (Duta Besar Kuliner Indonesia) untuk mempromosikan program “Spice Up the World” di Indonesia dan Mancanegara. Program menggagas upaya promosi rempah-rempah Indonesia ke luar negeri diantaranya melalui kuliner.
Upayanya dalam mempromosikan rendang Padang di luar negeri berbuah manis, manakala rendang diapresiasi masyarakat dunia sebagai kuliner lezat no.1 yang diselenggarakan oleh CNNgo, platform streaming online CNN. Waktu itu tak banyak yang mengekspose perjuangan beliau dalam mempromosikan rendang.

Bila berkunjung ke suatu daerah, pasar tradisional menjadi destinasi wisata kuliner favoritnya. Selain ingin menemukan ragam bahan pangan, serta rempah yang khas,
Om Will berinteraksi dengan pedagang. Memorinya merekam aneka bahan, bumbu, rempah, suasana pasar hingga interaksinya dengan pedagang.
Selama kunjungan tersebut, pria pemikir ini senantiasa mencicipi
ragam kuliner khas setempat nan otentik, yang hadir dari pelaku usaha yang sebagian berasal dari generasi sepuh.

Pengalamannya tersebut kemudian diabadikan melalui tulisan, serta foto yang menarik dan inspiratif ke dalam sebuah buku “Flavours of Indonesia”: William Wongso’s Culinary Wonders. Buku apik yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris berhasil memenangkan Gourmand World Cookbook Awards sekaligus “Book of The Years” di Yantai, Provinsi Shandong – Cina Timur.
Sosok pejuang kuliner Nusantara di kancah global yang WanitaIndonesia.co temui pada pembukaan Festival Jajanan Bango Bulan Oktober 2022, di Plaza Timur Senayan, Gelora Bung Karno – Jakarta masih terlihat sama seperti puluhan tahun lalu.
Om Will panggilan akrab pria kelahiran Malang – Jawa Timur, 12 April 1947 tersenyum ramah dan balas menyapa, menanyakan kabar saya.

“Sudah lama ya tidak berjumpa, “katanya mengawali sapa.
Inilah Om Will, tetap menjadi pribadi bersahaja walau sibuk, berprestasi dan populer. Ia senantiasa ramah, hangat, serta guyub dengan semua orang yang memiliki ketertarikan akan kuliner Indonesia.

Pemikir dan Pejuang Keberlanjutan Kuliner Otentik Indonesia

“Saya baru pulang dari Botevgrad – Bulgaria Barat untuk mengecek persiapan operasional pabrik rendang Padang pertama di Eropa. Proyek merupakan hasil kolaborasi Duta Besar Republik Indonesia untuk Bulgaria, Albania dan Makedonia Utara, Iwan Bogananta dengan perusahaan makanan ternama Bulgaria Bella Ltd. Kelak, produksi rendang yang tersertifikasi halal oleh pemerintah Bulgaria ditujukan untuk pasar Eropa dan Timur Tengah, “ujar Om Will sumringah.

Di sela-sela upayanya mempromosikan kuliner Indonesia dalam beragam agenda acara menarik, Om Will seringkali ditanya oleh orang asing di sana, “Di mana restoran Indonesia di luar negeri ?
Dari segi jumlah, resto Indonesia di luar negeri masih terbilang sedikit, dibandingkan keberagaman kulinernya yang sangat banyak. Sebelum krisis dampak pandemi tercatat ada 1.400 resto Indonesia di seluruh dunia, namun saat krisis jumlahnya menyusut menjadi 1.100 resto. Tak mudah untuk mendirikan resto di luar negeri, “tutur Om Will getir.

“Butuh terobosan untuk menghadirkan kuliner Indonesia yang memiliki ciri khas dari olahan masing-masing daerah. Ada baiknya sebelum mendirikan resto di luar negeri, sudah ada upaya untuk memperkenalkan kuliner Indonesia yang menawarkan pengalaman berkesan melalui proses kreatif seperti cooking class, demo, exhibition, maupun konten menarik. Sejatinya kuliner Indonesia menawarkan rangkaian pengalaman menarik, mulai dari bahan, bumbu dan rempah, tempat berjualan, peralatan dan teknik memasak, hingga penyajian, dlsbnya.
Jika dipresentasikan, kuliner Indonesia tak hanya sekedar sajian yang khas dan unik, hadir dari beragam filosofi, serta cerita menarik yang membersamainya, “imbuh Om Will.

Om Will melanjutkan, “Rendang Padang yang mendunia tak mudah dilupakan oleh orang asing karena bentuk, warna, serta rasanya. Dari sini mereka akan mencari tahu dan hal yang paling mudah dilakukan dengan berkunjung ke Sumatera Barat tempat asal rendang. Akan lebih banyak lagi varian rendang selain rendang daging yang dapat mereka temukan. Tentu butuh kreativitas, serta inovasi untuk melengkapi varian rendang. Saya mengupayakan varian rendang vegan yang menggunakan gori (nangka muda), lazim dijumpai pada olahan gudeg.
Selain produk, kemasan menjadi magnet bagi pelaku usaha kuliner agar produknya memiliki pesona bagi wisatawan mancanegara.”

Menparekraf Sandiaga Uno hanyut dalam kelezatan kuliner otentik Indonesia di FJB. ( Foto : Bango )

Selain Kuliner Indonesia Otentik, Bango Harus Memperhatikan Regenerasi Pelaku Usahanya

“Saya mengapresiasi upaya Unilever melalui Kecap Bango dan Festival Jajanan Bango yang konsisten mengangkat marwah, serta keberlanjutan kuliner Indonesia otentik dalam konsep yang menarik. FJB merupakan pelopor Festival Kuliner terbesar, terlengkap yang menghadirkan beragam Kuliner Otentik Kebanggaan Indonesia yang dikemas menarik dan modern, “imbuh Om Will

“Melalui FJB yang rutin diselenggarakan tentunya dapat memotivasi masyarakat untuk mengapresiasi kuliner Indonesia dengan baik dalam konsep modern, yang memadukan bersantap, hiburan, serta edukasi. Edukasi di sini hadir perjalanan panjang para pejuang kuliner Indonesia Otentik yang menggunakan Kecap Bango, serta kecap manis telah menjadi bumbu wajib di dapur masyarakat Indonesia. Hal ini tergambar dari sebuah wahana edukasi yang menarik di area FJB.
Untuk penyelenggaraan tingkat lokal, FJB sudah sangat bagus. Kamu sendiri melihatnya bagaimana? kata Om Will balik bertanya ke saya.

Om Will meneruskan, “
“Sudah banyak kemajuan yang dicapai oleh penyelenggara. Saya sangat mengapresiasi upaya Unilever melalui kecap Bango yang konsisten mengusung kuliner otentik Indonesia, beserta pelaku usahanya. Saat kondisi pandemi yang masih mensyaratkan prokes ketat, panitia mampu mengakomodir secara cermat penuh kehatian-hatian. “

“Wah…, kalau di luar konsepnya ini bernilai tinggi dan mahal lho. Tak mudah untuk menghimpun kuliner otentik yang berserak. Bukan pekerjaan mudah, namun karena sudah kompeten, FJB dapat menyapa masyarakat dalam kondisi pandemi sekalipun, “ujar Om Will bangga.
Tentunya upaya berkelanjutan, serta komitmen penuh Bango melalui FJB harus didukung oleh seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat Indonesia untuk datang dan menikmati. Gongnya setelah acara, masyarakat terutama generasi muda tidak merasa gengsi, senantiasa lekat untuk terus menikmati kuliner legendaris di mana, serta kapan saja, “jelas Om Will.

Nasi Krawu Buk Tiban – Gresik ( Foto : WanitaIndonesia.co)

“Hanya yang mengelayuti pikiran saya mengenai keberlanjutan usaha kuliner legendaris.
Ada ancaman punah sehubungan belum adanya regenerasi
pelaku usahanya. Generasi muda menganggap profesi kuliner otentik kurang sexy, rumit karena proses pembuatannya. Hal serupa juga dialami oleh pelaku hawker food di Singapura, “terang Om Will.

“Namun ada beberapa gelintir pelaku usaha di Singapura yang mampu melakukan regenerasi, anak-anak muda di sana dengan bangga menyapa masyarakat dunia melalui sajian hawker food di Times Square – New York City – Amerika Serikat. Saya menginginkan kelak kuliner Nusantara bisa hadir di sana, “kata Om Will.

“Ke depan, Bango melalui FJB dapat mencarikan solusi regenerasi pelaku usaha kuliner otentik Indonesia. Saran saya dapat dimulai dengan pendekatan yang baik kepada pelaku dan keluarganya, kemudian memfasilitasi upaya regenerasi dengan menghadirkan sejumlah kreativitas dan inovasi, agar penerusnya yang berasal dari kalangan generasi muda menjadi tertarik, tidak gengsi dan merasa tertantang untuk meneruskan. Selain penting untuk melestarikan kuliner legendaris kepada Enthusiast agar tidak punah, diantaranya melalui keahlian memasak, “jelas Om Will.

“Berharap pada pelaksanaan FJB ke depan, selain menampilkan produk kuliner, Bango juga mau menampilkan foto para pelaku usaha kuliner legendaris pada sejumlah media promosi seperti poster. Penting, agar generasi muda mengenal dan menghargai perjuangan pelaku usaha untuk pelestarian kuliner Indonesia, “imbuh Om Will.

Lebih lanjut Om Will menyampaikan, ” Menghadirkan festival kuliner terbesar dalam perjalanan sejarah Festival Kuliner di Indonesia, Bango melalui FJB telah melaksanakan protokol kesehatan dan CHSE (Cleanliness/kebersihan, Health/kesehatan, Safety/keamanan dan Environment Sustainability/kelestarian lingkungan) yang merupakan syarat penting dalam festival kuliner, “tutup Om Will. (RP).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini