Site icon Wanita Indonesia

Waspada Revenge Tourism, Jangan Sampai Timbulkan Lonjakan Kasus Covid-19

Waspada Revenge Tourism, Jangan Sampai Timbulkan Lonjakan Kasus Covid-19

wanitaindonesia.coPandemi sudah berjalan lebih dari 1,5 tahun. Artinya, telah selama itu pula kita menahan diri untuk tidak traveling. Tapi, ketika kasus Covid-19 di Indonesia mulai melandai, orang mulai berani untuk jalan-jalan. Lihat saja, jalur Puncak begitu padat oleh orang-orang yang sudah penat karena bosan, hingga kemudian diberlakukan ganjil-genap. Bahkan, peraturan ini akan dibuat permanen.

Inilah yang dinamakan dengan revenge tourism. Orang balas dendam jalan-jalan ke mana-mana, karena selama ini merasa tersekap di rumahnya sendiri. Nah, kondisi ini berpotensi membuat angka kasus Covid-19 kembali meningkat.

Sejak sebulan lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, mengungkapkan, banyaknya orang yang merasa jenuh, para pelaku pariwisata harus siap menghadapi ‘serangan wisata’. Ia mengambil contoh kasus di India. Ketika lockdown dicabut, orang rame-rame traveling. Pada suatu titik, semua tiket penerbangan habis, hotel penuh. Padahal, negara itu sempat mencatat kasus harian tertinggi beberapa bulan lalu.

Fenomena revenge tourism ini rupanya tidak hanya terjadi di Indonesia dan India. Mengutip dari laman Antara News, berdasarkan survei Global Rescue, para responden berharap bisa traveling di dalam negeri selama beberapa hari ke lokasi yang jaraknya lebih dari 100 mil.

Tapi, kenapa sampai kemudian terjadi fenomena tersebut? The Center for Disease Conrol and Prevention (CDC) mengungkap, vaksinasi yang dilakukan secara global membantu meningkatkan kepercayaan wisatawan untuk jalan-jalan. Apalagi, tren kasus Covid-19 di dunia telah menurun. Berbekal vaksinasi lengkap, mereka jadi percaya diri untuk mulai traveling jarak jauh.

Senada dengan Sandiaga, Ketua DPR Puan Maharani meminta para pelaku wisata agar waspada terhadap revenge tourism tersebut. Ia khawatir, fenomena tersebut bisa menyebabkan angka penularan Covid-19 kembali meningkat. “Jangan sampai kita kecolongan atau abai prokes di titik-titik yang justru rawan penularan. Kalau perlu, jangan lepas masker, sekalipun saat berfoto di tempat wisata,” kata Puan, melansir dari laman Tempo.

Meski ia memahami orang melakoni wisata balas dendam karena stres akibat pembatasan sosial dalam waktu cukup lama, ia berharap agar fenomena ini tidak kontraproduktif terhadap penanganan pandemi Covid-19. Karena itu, ia berharap semua pihak selalu tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Anda sendiri bagaimana? Sudah berani jalan-jalan dalam jarak jauh?

Exit mobile version