
wanitaindonesia.co, Jakarta – Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi mengajak perguruan tinggi untuk turut memperkuat peran Danantara dalam pembangunan ekonomi nasional. Menurutnya, pro dan kontra yang muncul terkait pembentukan badan ini adalah hal wajar dalam setiap kebijakan pemerintah. Hal itu ia sampaikan saat menjadi keynote speaker dalam webinar yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul, Jakarta, pada 10 Maret 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Viva Yoga mengungkapkan bahwa dirinya turut hadir saat Presiden Prabowo Subianto meluncurkan Danantara di Istana Negara pada 24 Februari 2025. Ia menegaskan bahwa dasar hukum pembentukan badan ini mengacu pada Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 serta Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang BUMN.
Sebagai sovereign wealth fund (SWF), Danantara didesain untuk menjadi badan pengelola dana abadi pemerintah dengan sistem keuangan yang sehat, berorientasi jangka panjang, serta mendukung pembangunan berkelanjutan. “Badan ini akan mengelola dana abadi pemerintah yang bisa diinvestasikan dalam berbagai instrument dengan tujuan untuk meraih keuntungan,” ujar Viva Yoga.
Dengan aset mencapai Rp14.665 triliun, Danantara diklaim menjadi salah satu SWF terbesar di dunia, sejajar dengan Temasek Singapura dan Investment Corporation of Dubai (ICD). Kehadirannya diharapkan mampu mengoptimalkan pengelolaan aset negara secara besar-besaran untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Selain menginvestasikan dividen BUMN ke sektor industri jangka panjang, Danantara juga memiliki misi mentransformasi BUMN agar lebih kompetitif, profesional, dan berintegritas. “Kehadiran Danantara akan menjadikan BUMN berkelas dunia serta lebih bersih dan terpercaya,” tegasnya.
Viva Yoga juga mengapresiasi kritik dan masukan yang muncul terkait pembentukan Danantara. Ia mengajak akademisi, pengamat, serta pelaku keuangan untuk berkontribusi dalam memperkuat badan ini melalui kajian ilmiah. “Kita harapkan apa yang didiskusikan hari ini bisa memberi konntribusi yang positif terhadap Danantara termasuk juga bagaimana prosedur, mekanisme, dan orientasi masa depannya untuk menopang pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Selain itu, ia berharap kehadiran Danantara dapat mendorong kawasan transmigrasi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, program transmigrasi merupakan bagian dari pembangunan nasional yang mendukung swasembada pangan. Oleh karena itu, ia menilai pentingnya proyek-proyek strategis nasional (PSN) untuk mempercepat pengembangan kawasan transmigrasi. “PSN bisa memberi efek yang penting bagi pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja di Indonesia,” tutupnya.
Webinar ini turut dihadiri oleh sejumlah akademisi, di antaranya Dekan Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul Dr. Freddy Harris, SH., LLM, ACCS; Dekan Fakultas Hukum Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon Dr. H. Harmono, SH., MH; Dekan Fakultas Hukum Universitas Nasional Dr. Erma Defiana Putriyanti, SH, MH; Dean of The School of Entrepreneurship & Business Podomoro University Dr. Wisnu Sakti Dewobroto, S.T., M.Sc; serta Ketua Komtap Transformasi Teknologi & Digital Kadin Indonesia Izmir Eka Wijaya Putra. Acara ini juga diikuti oleh 160 peserta lainnya. (Srv)