Site icon Wanita Indonesia

Tonton, Jangan Lewatkan Waktu Tayangnya!

Foto : Istimewa

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Tayangan seri monolog Di Tepi Sejarah Musim Ketiga diputar di Bulan Juni – Juli 2024 di Indonesiana TV, Setiap pukul 20.00 WIB.

Berikut cerita singkat, serta waktu penanyangannya. Ingat untuk menonton ya!.

Sudut Terlipat di Panggung Tan Tjeng Bok (Jum, at 28 Juni)

Penulis Naskah : Deddy Otara
Penafsir Ulang dan Sutradara : Sahlan Mujtaba
Pemain : Bagus Ade Saputra

Tan Tjeng Bok merupakan seniman multitalenta. Kiprahnya mampu bertahan melintas 3 zaman. Lekat dengan tonil Dhardanella di 1920, Tan Tjeng Bok dikenal sebagai aktris berpengaruh, serta terkaya di masa itu.

Yang mengagumkan, ia nasionalis, anti kolonialisme, direfleksikan lewat beragam lakon yang diperankannya. Ancaman, serta ditangkap oleh Pemerintah kolonial Belanda menjadi pengalaman seorang Tan Tjeng Bok.

Deddy Otara sang penulis merupakan fans dadakan. Iseng berkunjung ke sebuah lapak kumuh di kawasan Kebayoran Lama, secara tak sengaja pria ramah ini menemukan ‘harta karun’ kaset Tan.

Waktu mendengar kaset jadul itu hatinya tergetar, merasa dihipnotis, serta hadir efek addict untuk kenal lebih banyak sosok fenomenal Tan lewat dokumentasi film, kesenian, serta artikel. Kesemua itu ditonton, serta dikoleksi lewat perjuangan, upaya sepenuh hati serta waktu, dikarenakan barang-barang tersebut terbilang langka!.

Dari sebagai fans fanatik, lelaki yang menjadikan jiwanya lebur dalam kehidupan Tan, kemudian menulis sebuah buku. Dalam pencarian jati diri akan sosok inspiratif Tan, lewat perenungan mendalam nan panjang, Deddy bertekad untuk membuat sebuah pertunjukan istimewa sebagai tribute. Niat tersebut muncul saat ia menziarahi makam sang idola.

Seperti ketiban sampur penari tayub, merasakan mendapat jackpot saat ia diminta untuk berkolaborasi sebagai penulis naskah monolog Di Tepi Sejarah Musim Ketiga “Sudut Terlipat di Panggung Tan Tjeng Bok.

Ke Pelukan Orang-orang Tercinta

Tayang : Rabu, 3 Juli
Penulis Naskah : Felix K. Nesi
Sutradara : Shinta Febriany
Pemain : Marsya Timothy

Francisca Casparina Fanggidaej bukan hanya sebagai pemikir, dan penggerak besar paska kemerdekaan Indonesia. Ia juga aktif di panggung internasional. Dari sisi kewanitaannya muncul konflik batin.

Sebagai ibu ia resah karena harus terpisah dengan anak-anaknya. Lewat monolog beliau menginspirasi generasi muda untuk merefleksikan cara memperlakukan orang-orang, serta hal-hal yang kita cintai walau sedang berada dipucuk karir.

Marsya Timothy yang menerangkan sosok wanita pemberani lagi bernas merasa tersanjung dipercaya memerankannya. Ini menjadi bagian dari perjalanan karirku sebagai pekerja seni. Sangat mengapresiasi kiprah beliau, inisiatif berkelanjutan dalam memperkenalkan Indonesia ke sejumlah forum global.

RA Soekirah istri dan Wanita Indonesia trengginas di masa lalu , dan masa kini. (Foto : Istimewa

Suamiku Oto dan Bel Pintu

Tayang : Rabu, 10 Juli

Penulis Naskah : Ahda Imran
Sutradara : Nia Dinata
Pemain : Maudy Koesnaedi

Menjadi istri dari sosok Oto merupakan anugrah terbesar bagi hidup perempuan ningrat Raden Ajeng Soekirah. Gelar bangsawan yang lekat dengan sejumlah ritual diantaranya tanah, sabar, serta ikhtiar dalam menghadapi cobaan hidup menjadi hal dalam kesehariannya.

Saat cintanya tengah bermekaran, nestapa hadir begitu cepat. Sekelompok separatis durjana merenggut belahan jiwanya. Oto diculik dan dibunuh tanpa diketahui jasadnya.

Sejak kejadian memilukan itu, penderitaan, serta konflik batin menjadi keseharian hidupnya. Soekirah harus berjuang merawat, mengasuh, mendidik, serta membesarkan ke – 12 putra-putrinya saat kondisi Indonesia dalam keadaan kritis.

Hidup di masa revolusi tentu tak mudah. Butuh perjuangan, sifat tabah dan sabar ketika menghadapi penderitaan, serta didera kecemasan memikirkan nasib, serta masa depan anak-anaknya. Ditambah kondisi suaminya yang raib. Segalanya jadi tak pasti.

Namun dibalik ketegarannya itu, sang penulis mampu menghadirkan sisi melankolis seorang ibu, istri lewat bel pintu. Penasaran, dan ingin tahu ceritanya?. Kepoin saja ya di Indonesiana TV.

Seroean Kemadjoean

Tayang : Rabu, 17Juli
Penulis Naskah : Tya Setiawati
Pemain : Widi Mulia

Di akhir abad ke -19 ranah Minangkabau memiliki sosok perempuan hebat Ruhana Kuddus. Ia menjad1% dari populasi perempuan Minang yang fasih baca-tulis.

Ilmu, sifat welas asih kepada sesama kaumnya, menghantarkannya menjadi pejuang kesetaraan gender di bidang pendidikan, dan pekerjaan. Surat kabar yang didirikannya menjadi medium dirinya untuk menuliskan karang-mengarang bersama kaum perempuan lainnya.

Tekadnya satu, menyerukan Kemadjoean, serta menuliskan Keseroean, yang ditujukan kepada Bangsakoe Bangsa Perempoean.

Penulis Tya Setiawati mengaku mengalami banyak tantangan saat hendak mengumpulkan bahan tulisannya, dikarenakan minimnya sumber informasi sang tokoh utama.

Satu-satunya lewat tulisan Ruhana Kuddus. Ada beragam hal menarik yang ditemukan, Ruhana menyebut tanah Minang sebagai Tanah Melayu. Bersyukur bisa meneruskan legacy beliau ke generasi muda lewat penulisanku. Berharap sosok wanita hebat ini bisa jadi role model serta sumber inspirasi.

Tirto : Tiga Pengasingan

Tayang : Rabu, 24 Juli
Penulis Naskah : Ibed S Yuga
Sutradara : Putu Fajar Arcana
Pemain : Ari Sumitro.

Dianggit (disusun) berdasarkan biografi, dan karya R.M. Tirto Adhi Soerjo, Tirto : Tiga Pengasingan menyelisik tiga. masa dalam riwayat hidup tokoh perintis pers Indonesia sebagai kisah pengasingan. Lewat tiga masa tersebut, lakon melihat sisi – sisi manusia dari riwayat tokoh besar ini yang dianugrahi sebagai Bapak Pers Indonesia. Legacynya surat kabar Medan Priyayi.

Exit mobile version