wanitaindonesia.co, Jakarta – Seni wastra adati Indonesia batik dan tenun sangat terkenal di dunia, pun demikian dengan hasil lautnya berupa mutiara laut selatan (South sea pearls) yang kilaunya memikat dunia.
Untuk menghimpun kekayaan tersebut, serta mengingatkan kembali masyarakat khususnya Gen-Z dan Milenial akan nilai seni dan keindahannya
PT. Mediatama Binakreasi kembali menyelenggarakan Pameran Warisan yang ke 5, di Cenderawasih Room Jakarta Convention Center, Rabu 24 – Sabtu 28 Agustus 2022.
Selain merupakan bentuk dukungan bagi pengrajin, pengusaha, serta pemerintah ketika sektor ekonomi terdampak krisis pandemi Covid-19.
Umi Noor Wijiati, Direktur
PT. Mediatama Binakreasi menyampaikan, “Penting mengajak masyarakat Indonesia memahami, serta mengapreasi sejarah panjang warisan adati kain tenun yang beragam, indah, unik, kaya filosofi, dan fungsional mengikuti selera zaman. Selain kekayaan laut selatan berupa mutiara yang bernilai tinggi dan terbaik di dunia. Tak heran sejak ribuan tahun silam, ke 3 produk menjadi benda berharga yang wajib dimiliki khususnya oleh bangsa asing. “
Minimnya apreasi masyarakat Indonesia diakui oleh Zainal Arifin selaku pemerhati, praktisi dan pengusaha tenun songket Palembang, ‘Zainal Songket’. Pejuang Songket yang berperan sebagai kurator tenun pada Pameran Warisan 2022, bersama Dr. Komarudin, kurator batik dan Ina kurator mutiara terlihat antusias menceritakan ikhwal tenun songket yang mendunia.
“Apresiasi lebih masyarakat bisa ditumbuhkan kala mereka melihat langsung proses dan teknik pembuatan songket Palembang. Hal ini saya alami manakala sosialisasi seperti talkshow dan seminar masih dianggap kurang cukup, saya ajak mereka langsung melihat pengrajin songket binaan yang tengah menenun, “katanya.
“Upaya sepenuh hati dan tak patah semangat yang saya lakukan berbuah manis, ketika sebagian kecil masyarakat Indonesia mulai tertarik untuk memiliki, serta mengenakan songket khususnya yang berbahan lembut. Agar gaungnya kian meluas dari populasi penduduk yang cukup besar, butuh
dukungan pemerintah, swasta, NGO untuk membuat pengrajin tak patah arang untuk terus menenun.
Dengan apresiasi, iklim usaha, perekonomian, serta daya beli yang baik, saya percaya tenun songket akan menjadi wastra ikonik masyarakat Indonesia, pungkasnya. “
Hal serupa diungkapkan oleh Ina, pakar dan pengusaha mutiara yang menyampaikan beragam aspek keunggulan Mutiara Laut Selatan.
“Luar negeri sudah sangat tergantung dari pasokan Mutiara Laut Selatan Indonesia lho, yang total ekspor mencapai 90%!
Bernilai karena bentuknya paling besar 9 – 17 mm diantara jenis mutiara lainnya. Warnanya sangat indah, memukau dari kilau keperakan, serta keemasan. Permukaan mutiara memancarkan warna biru, perak dan merah bila terpapar cahaya, “katanya.
“Karena anugrah alam, untuk mengambilnya butuh skills khusus. Medannya sulit ditengah pada dasar laut.
Satu cangkang mutiara hanya menghasilkan satu butir, itupun bentuknya tidak sama satu dengan lainnya.
Untuk mencari bentuk mutiara yang indah dan sempurna seperti mencari jarum pada tumpukan jerami.
Agar muncul kesadaran khususnya di kalangan Gen -Z dan Milenial butuh edukasi terus menerus, serta upaya kami menjadikan South sea pearls sebagai produk yang wajib dimiliki, juga diberikan sebagai hadiah untuk orang terkasih seperti calon isteri dan orang tua, “harapnya.
Dr. Komarudin Kudiya, praktisi dan pengusaha batik menyampaikan, “Walau sukses diapreasi masyarakat dunia, keindahan batik tetap harus digaungkan pada tatanan lokal masyarakat Indonesia. Tak ubah dengan tenun, masyarakat masih ‘berhitung’ untuk memasukkan batik tulis premium menjadi items yang wajib beli, guna melestarikan warisan budaya, serta membantu pengrajin.
Memang ada beberapa tingkatan kualitas batik tulis utamanya premium, yang mempertahankan pola pembuatan dan pewarnaan tradisional, dengan mengandalkan teknik ketrampilan tangan, serta olah jiwa.”
Merayu Gen – Z dan Milenial
Keindahan batik tulis premium dihadirkan melalui ‘Sekar Jagad’ yang dijadikan tema pameran Warisan 2022. Merupakan kain batik terindah dan unik, karena menghimpun beragam motif batik. Dahulu penggunanya hanya untuk masyarakat dari status sosial tertinggi, mumpuni dari pengetahuan dan wawasan.
Pada Pameran Warisan setiap pembelian produk batik, tenun dan mutiara premium akan mendapatkan sertifikat yang ditanda tangani langsung oleh kurator. Untuk batik tulis dengan harga di atas Rp. 5 juta, bertanda tangan basah, di bawah harga tersebut tanda tangan digital.
Bagi masyarakat yang tertarik untuk melihat,
berinteraksi dan membeli bisa masuk gratis dengan syarat mengenakan salah satu items dari batik, tenun dan mutiara.
Bila tidak mengenakannya Anda akan dikenakan tiket masuk Rp. 100.000 per-orang.
Ikuti rangkaian talkshow dan workshop dari ikon Warisan oleh para pakar,
juga gimmick untuk membedakan kualitas batik dan mutiara yang dikemas menarik dan seru. Pemenangnya berhak atas hadiah istimewa.
Untuk menyasar Gen – Z hadir final kompetisi draping dari batik dan tenun yang diikuti siswa-siswi SMKN. Draping merupakan teknik pembuatan pola dasar busana dengan cara menata kain langsung pada obyek (manusia maupun maneken, patung peraga) tanpa digunting dan dijahit.
Tentu tak hanya berharap dari masyarakat, butuh sinergi serius dari upaya berkelanjutan agar muncul apresiasi. Jika belum memiliki daya beli, pupuklah dengan kesadaran dan minat tinggi bahwa sejatinya wastra adati batik, tenun dan hasil laut mutiara Indonesia wajib dimiliki sebelum mati. Namun ketika sudah memiliki ke tiga ikon Warisan ini, butuh perhatian ekstra untuk merawatnya. (RP)