wanitaindonesia.co – Kondisi orang mengantuk, kemampuan konsentrasi, kewaspadaan, dan refleks menjadi buruk, karena sangat berbahaya bila berkendara. “Jangan tunggu tertidur, mengantuk saja sudah berbahaya. Berkendara dalam kondisi mengantuk itu lebih berbahaya daripada mabuk. Bukan karena ketidurannya saja, tetapi saat mengantuk kemampuan konsentrasi, kewaspadaan, serta refleks jadi buruk,” jelas dr. Andreas Prasadja, RPSGT, Sleep Physician dari Snoring and Sleep Disorder Clinic, RS Mitra Keluarga Kemayoran, Jakarta kepada Nyata, beberapa waktu lalu.
Menurut Andreas, di Indonesia kesehatan tidur masih diabaikan, padahal banyak kecelakaan akibat kantuk. Karena itu, semua orang butuh tidur yang cukup.
“Orang dewasa butuh sekitar 7-8 jam tidur, remaja hingga usia pertengahan 20 membutuhkan 8,5-9,25 jam tidur per hari,” kata praktisi kesehatan tidur ini.
Namun dalam kehidupan modern, lanjut dr Andreas untuk mendapatkan tidur yang cukup itu amat sulit. “Tidak heran jika kelompok usia dewasa muda adalah kelompok yang paling kekurangan tidur. Kelompok ini paling tinggi angka kecelakaannya,” ujarnya.
Andreas mengatakan mengantuk itu bisa kita cegah. “Untuk mencegah kantuk saat berkendara syaratnya adalah jangan berkendara di jam biasanya kita tidur, sebelum berkendara tidur harus cukup antara 7 – 9 jam. Kalau mengantuk di tengah jalan maka segera pinggirkan mobil dan tidur. Boleh minum kopi tapi setelah itu tidur. Kafein itu baru bekerja setelah 30 menit dikonsumsi dan akan bekerja selama 12 jam,” ungkapnya.
Banyak yang beranggapan dengan minum minuman berenergi dapat menahan kantuk atau membuat badan lebih bugar saat mengemudi. “Kesalahan manusia modern ya seperti ini, menganggap kantuk sebagai suatu penyakit yang harus diobati. Padahal kantuk merupakan sinyal tubuh yang normal, sama seperti lapar,” kata Andreas.
Bila banyak orang yang memilih hanya minum kopi atau minum-minuman berenergi lainnya agar tidak mengantuk, menurut Andreas, hal itu akan sia-sia saja. Minuman penambah energi, kafein atau nikotin bukanlah jawaban yang tepat. Karena zat-zat ini hanyalah menunda kantuk, otak yang lelah tetap kehilangan kemampuannya. (*)