WanitaIndonesia.co – “Tolong angkat aku, menjadi harapan Rayyan, anak 5 tahun yang terjatuh dan terjebak dalam sumur berkedalaman 32 meter.
Walau tidak happy ending, ia tewas ketika team penyelamat berhasil mengangkat tubuhnya. Rayyan pergi dalam dekapan dingin, perasaan sunyi dan ketakutan. Kepergiannya ditangisi masyarakat dunia, termasuk petinggi negeri.
Lantas hikmah apa yang bisa dipelajari dari kasus bocah malang ini?
Sejatinya Rayyan tidak sendiri, masih banyak anak-anak di dunia yang kehidupannya diabaikan oleh orangtua, keluarga dekat, masyarakat dan negara. Di Indonesia, musibah yang menimpa anak seringkali terjadi karena aspek kelalaian orang tua dan keluarga inti. Miris bila harus disebutkan kasusnya per kasus.
Pola asuh cenderung sembrono karena orangtua disibukkan dengan pekerjaan. Abai dengan tumbuh kembang anak, lebih memilih menyerahkan tanggung jawab ke asisten rumah tangga yang seringkali tidak disertai dengan bonding berkualitas.
Sisi kelam hadir kekerasan pada anak dalam rumah tangga, terutama pada masa sekarang, efek pandemi Covid-19 yang memengaruhi kesehatan mental orang tua. Selain kasus pelecehan seksual, dan trafficking.
Stop kekerasan pada anak dalam rumah tangga karena dapat memengaruhi struktur dan perkembangan otak, hingga berpengaruh pada penurunan fungsi otak di bagian tertentu. Dampak jangka panjang menurunnya prestasi akademik hingga gangguan kesehatan mental ketika dewasa. Stop eksplotasi seksual, perdagangan anak, serta gizi buruk.
Rayyan menjadi sepenggal kisah miris nasib anak-anak di berbagai belahan dunia. Rayyan menutup hidupnya dengan akhir tragis karena kelalaian orang tuanya.
Menurut UNICEF masih puluhan juta anak-anak yang mengalami nasib tragis di negara yang sedang berkonflik, diantaranya di Palestina, Myanmar, Afganistan, Mali, Suriah dan Yaman. Anak-anak yang tidak berdosa harus mengalami cacad tetap, penculikan, kekerasan seksual, pembunuhan serta dampak pada kesehatan diantaranya gizi buruk.
Momentum Rayyan harusnya membuat keluarga Indonesia sadar untuk lebih baik lagi memperlakukan dan menjaga anak-anak, serta dapat memenuhi seluruh hak-hak mereka.
Model : Gopis
Foto : Eka Purwanti.
Dalam pengertian Islam, anak adalah titipan Allah SWT kepada ke dua orang tua, masyarakat, bangsa dan negara yang kelak akan memakmurkan dunia sebagai rahmatan lil’ alamin dan sebagai pewaris ajaran Islam.
Mereka memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan, kasih sayang, hak untuk bermain, bergembira,
belajar, serta mendapatkan pendidikan yang memadai dari orang tua dan keluarga inti. (RP).