Taktik Jitu Strategi Marketing 2025

Foto : Istimewa

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Di tengah situasi politik, keamanan terlebih ekonomi yang tak pasti, muncul kabar baik buat pelaku bisnis dari Public Relations handal Tanah Air.

Magpie Public Relations mengeluarkan tren bagi pemilik brand agar dapat sustain serta berkembang lewat strategi jitu.

Mengacu kepada 5 kesalahan besar marketing serta mengoptimalkan konsumen Zillennials, mereka merekomendasikan 8 tren komunikasi bisnis, menyelaraskan dengan tahun ular.

Komunikasi bisnis mengacu ke transformasi untuk menjangkau generasi digital native, yang diprediksi akan mendominasi 75% angkatan kerja global. Data Badan Pusat Statistik, komposisi penduduk di Indonesia didominasi Gen-Z dan Milenial 27,94%, dan 25,87%.

Berfokus kepada jumlah tersebut, Magpie PR berkomitmen untuk membantu pemilik brand serta pengambil keputusan untuk taklukkan tantangan lewat riset, analitis serta perencanaan yang matang.

Tahun yang diibaratkan perwujudan dari karakter yang fleksibel, kreatif serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Kombinasi apik ini akan menghasilkan energi unik yang berpotensi untuk membawa perubahan signifikan.

Fleksibilitas serta kreativitas elemen kayu akan membawa sejumlah perubahan pada dunia digital. Namun patut untuk diwaspadai dunia digital pada tahun ini akan menghadirkan sejumlah jebakan bagi brand. Melakukan satu kesalahan fatal saja, bisa membuat reputasi hancur. Oleh karenanya ingatlah baik-baik 5 kesalahan strategi marketing yang harus dihindarkan.

Foto : WanitaIndonesia.co

1. Mengabaikan riset serta pemahaman audiens.

64% konsumen menginginkan brand memahami kebutuhan mereka.

Mampu menghadirkan pengalaman personal. Tapi sangat disayangkan, brand abai, malah menggunakan pendekatan yang tak relevan dengan target mereka. Salah satu contohnya menggunakan bahasa gaul yang ketinggalan zaman.

2. Konten yang tak otentik.

Orisinalitas itu mutlak dikarenakan konsumen modern itu sangat peka.

Kepercayaan terhadap brand tentunya akan menurun. Salah satu persepsinya brand dianggap lebih mementingkan profit dibandingkan dengan nilai-nilai sosial.

Contoh sebuah brand fashion yang menggunakan model yang dianggap mempromosikan standar kecantikan yang tak realistis (survei Edelman Trust – Barometer 2024).

3. Respon lambat, tidak efektif terhadap krisis.

Era medsos, krisis dapat menyebar cepat serta luas.

Perusahaan yang merespon krisis dengan cepat serta transparan akan memiliki peluang yang lebih besar untuk memulihkan reputasi mereka. Disayangkan banyak brand yang gagal melakukannya.

Contohnya brand makanan yang terlambat merespon keluhan konsumen mengenai produk yang terkontaminasi. Dampaknya akan muncul krisis kepercayaan berkepanjangan. (Penelitian Institute for Crisis Management).

4. Influencer

Marketing yang tak tepat dapat berakibat fatal.

92% konsumen lebih percaya pada rekomendasi individu yang mereka kenal seperti influencer dibandingkan iklan konvensional. Tapi berhati-hati dalam bekerja sama dengan influencer terutama yang kontroversial, dikarenakan akan berimbas pada image brand (Survei Nielsen).

5. Greenwashing

Konsumen memiliki kepedulian tinggi dengan isu lingkungan.

Mereka akan memilih produk yang ramah lingkungan. 95% produk yang mengklaim ramah lingkungan ternyata curang serta melakukan greenwashing diantaranya hanya sedikit kandungan organiknya.

Oleh karenanya Brand harus mumpuni dengan menguasai 8 Tren Komunikasi. Merupakan strategi pendekatan marketing modern lewat pendekatan cerdas, dan adaptif. Lewat panduan holistik yang dirancang khusus untuk membantu para pemilik brand serta pembuat keputusan dalam menangani era transformasi digital.

Foto : WanitaIndonesia.co

1. Milenial, Generasi Penentu

Milenial akan mendominasi 75% tenaga kerja global.

Sebanyak 83% menginginkan brand yang lebih etis, memiliki tanggung jawab sosial. Penting bagi brand untuk menyelaraskan strategi komunikasi guna menjangkau nilai-nilai, dan preferensi mereka lewat keaslian, story telling, dan engagement.

2. Metaverse

45% perusahaan global memanfaatkan teknologi metaverse. Platform imersif menawarkan peluang baru untuk branding, engagement, dan customer experience. Sebanyak 40% perusahaan global berencana membangun kehidupan yang relevan di metaverse dengan menciptakan pengalaman imersif serta tawaran value.

3. Keaslian

70% konsumen lebih percaya kepada brand otentik.

Mereka sangat menghargai keaslian dan transparansi dalam komunikasi. Brand tak boleh menggunakan teknik marketing yang lebay. Sebaiknya fokuslah untuk menciptakan konten yang genuine, dan bermakna. Story telling powerfull, dan human centered akan lebih beresonasi dengan generasi ini.

4. AI For PR

Mengoptimalkan komunitas dan Jangkauan efektif.

AI dapat membantu brand memahami preferensi serta perilaku milenial lewat analisis data, dan social listening. Juga dapat mempersonalisasi pesan, mengotomatiskan tugas serta menciptakan pengalaman yang lebih relevan.

80% bisnis sedang berencana atau bisa disebut telah mengadopsi AI dalam komunikasi di tahun ini.

5. Video

Taktik jitu meraih pembeli Zillennials.
70% pengguna internet menonton video online setiap minggu.

Manfaatkan platform video pendek TikTok, Instagram Reels dengan menciptakan konten menarik, informatif, dan engaging.

Foto : WanitaIndonesia.co

6. Hyperlocal

90% konsumen lebih terhubung dengan brand yang memahami budaya lokal.
Penting memerhatikan relevansi lokal dalam berkomunikasi seperti penggunaan bahasa Indonesia yang baik, dan benar.

Namun demikian pertimbangkan pula penggunaan bahasa daerah yang relevan serta ciptakan konten yang sesuai dengan budaya. Pemilik brand dianjurkan untuk bermitra dengan influencer lokal, dan media daerah.

7. CEO dan karyawan sebagai Brand Ambassador

CEO activism, dan employee advocacy merupakan strategi efektif.

Milenial memiliki kecenderungan lebih memercayai informasi dari individu yang mereka kenal atau kagumi, termasuk CEO serta karyawan perusahaan.

CEO harus aktif menggunakan sejumlah isu sosial, dan lingkungan untuk meningkatkan kredibilitas serta kepercayaan terhadap brand. Karyawan dapat memperkuat lewat pesan brand serta menjangkau jaringan yang lebih luas secara organik.

8. Komunikasi Krisis

Kerugian akibat kejahatan siber dunia jumlahnya terbilang sangat fantastis. Darurat situasi komunikasi krisis menjadi keharusan. Respon cepat, proaktif, transparan serta langkah konkrit sangat dibutuhkan untuk memulihkan citra serta bisnis yang terdampak.