Tahukah kamu: Siapa Maya Angelou, Penyair dan Aktivis Anti Rasisme dan Diskriminasi

Tahukah kamu: Siapa Maya Angelou, Penyair dan Aktivis Anti Rasisme dan Diskriminasi

wanitaindonesia.coMaya Angelou pernah mengalami kekerasan seksual di masa kanak-kanak. Di masa remaja, ketika melamar menjadi kondektur mobil, ia ditolak karena ras dan kulit hitamnya. Sejak itu ia menjadi aktivis yang menentang rasisme dan diskriminasi. 

Maya Angelou adalah penyair, penulis dan aktivis yang memperjuangkan stop rasisme dan diskriminasi.

Para feminis dan aktivis hak asasi manusia menyebut Maya Angelou sebagai perempuan yang dalam hidupnya mempunyai sikap gigih dalam melawan rasisme, ketidakadilan dan perjuangannya, terutama terhadap diskriminasi yang menimpa para perempuan kulit hitam di Amerika.

Tulisan, pidatonya selalu bergema dari semua lapisan masyarakat Afrika dan Amerika yang melawan rasial dan diskriminasi.

Lahir dengan nama Marguerite Annie Johnson pada 4 April 1928, sejumlah tulisan menyatakan bahwa Angelou telah lahir dan ditakdirkan untuk mengubah dunia. Ini bisa dilihat melalui karyanya dalam puisi untuk mendorong gerakan Hak Asasi Manusia/ HAM dan gerakan hak sipil menolak rasial dan diskriminasi

Banyak kekerasan dan diskriminasi yang ia hadapi. Maya Angelou kecil harus mengalami masa pahit. Pernikahan orangtuanya yang berujung pada perceraian membuat Angelou pergi untuk tinggal bersama neneknya di Stamps, Arkansas sejak kecil.

Kembali ke perawatan ibunya secara singkat pada usia 7 tahun, Angelou kemudian mengalami kekerasan seksual yang dilakukan oleh pacar ibunya. Pacar sang ibu kemudian dipenjara dan kemudian terbunuh ketika dibebaskan dari penjara.

Karena kekerasan yang dialami dan dilihatnya ini, Angelou memutuskan untuk melakukan “aksi” diam, tidak mau berbicara selama 6 tahun. Selama masa-masa pahit dalam hidupnya ini dan hingga masa remajanya, ia kembali tinggal bersama neneknya di Arkansas.

Ketertarikan Angelou pada kata-kata tertulis dan bahasa Inggris terbukti sejak usia dini. Sepanjang masa kecilnya yang pahit, dia menulis esai, puisi, dan membuat jurnal. Da tertarik pada puisi dan menghafal karya-karya Shakespeare dan Poe.

Sebelum dimulainya Perang Dunia II, Angelou pindah kembali dengan ibunya, yang saat itu tinggal di Oakland, California. Dia bersekolah di Mission High School, dan mengambil kursus tari dan drama di Sekolah Buruh California.

Ketika perang pecah, Angelou melamar untuk bergabung dengan korps tentara perempuan. Namun, permohonannya ditolak karena keterlibatannya di Sekolah Buruh California.

Bertekad untuk mendapatkan pekerjaan, meski baru berusia 15 tahun, ia memutuskan untuk melamar posisi sebagai kondektur mobil jalanan. Namun, Angelou dilarang melamar karena ras hitamnya. Tapi dia tidak terpengaruh.

Setiap hari selama tiga minggu, dia mencoba melamar kerja, tetapi ditolak karena umurnya masih kanak-kanak. Akhirnya, perusahaan itu mengalah dan memberikan pekerjaan padanya akhirnya karena dia berada di bawah usia kerja yang sah, dia menulis di aplikasinya bahwa dia berusia 19 tahun. Dia diterima untuk posisi itu dan menjadi perempuan pertama Afrika Amerika yang bekerja sebagai konduktor trem di San Francisco. Angelou dipekerjakan selama satu semester dan kemudian memutuskan untuk kembali ke sekolah.

Setelah lulus, Angelou melakukan banyak kegiatan hak-hak sipil. Dia adalah koordinator Christian Leadership Conference. Organisasi ini, yang diciptakan pada tahun 1957 oleh Martin Luther King Jr. dan awalnya dikenal sebagai Southern Leadership Conference, mengadvokasi hak-hak orang Afrika-Amerika di Amerika Serikat.

Sejak itulah Angelou banyak menyuarakan suara-suara warga kulit hitam di Amerika. Selama tahun-tahun ini, Angelou mulai menulis karyanya yang paling terkenal. Otobiografinya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa.

Dalam perjuangan untuk hak masyarakat sipil, Angelou bersahabat dengan para aktivis terkemuka seperti Martin Luther King dan Malcolm X.

Angelou juga seorang penulis perempuan yang mempunyai perspektif, ia menuliskan soal perempuan dari persoalan mendalam yang dialami perempuan. Ia menulis tentang perkosaan seorang anak dan tahun-tahun kemurkaan yang dialami korban dan menyebabkan kematian. Dalam Gather Together in My Name, yang diterbitkan pada tahun 1974, ia juga menulis tentang hidup sebagai ibu tunggal di California. Dia juga menuliskan soal hak-hak pekerja seksual.

Singkatnya, ia memiliki banyak bakat kemampuan untuk melihat semua sisi dari suatu masalah. Dia terkenal karena gaya penulisan autobiografi yang unik. Ia berbicara tentang feminisme sebagai seperangkat kualitas termasuk kekuatan, komitmen, pemenuhan hak seksual dan pemahaman yang mendalam tentang kesetaraan gender , yang ia lihat terutama di kalangan perempuan kulit hitam.

“Saya berbicara dengan pengalaman sebagai perempuan berkulit hitam, tetapi saya selalu berbicara tentang kondisi manusia, tentang apa yang bisa kita tanggung, mimpi, gagal, dan bertahan.”

Dalam sebuah wawancara tahun 2008 untuk Feminist.com, Angelou ditanya apa keinginannya bagi anak-anak di masa depan,  dia berkata,“saya berharap kita bisa saling melihat wajah satu sama lain, di mata masing-masing, dan melihat diri kita sendiri. “

Angelou juga terkenal karena gaya bernyanyi dan menarinya yang banyak dan beragam, termasuk pertunjukan musik kalipso-nya. Dia telah menulis banyak puisi. Dia juga telah merekam album puisi yang diucapkannya, termasuk “On the Pulse of the Morning”, yang menangkan Grammy untuk Album Best Spoken pada tahun 1994. Puisi itu aslinya ditulis untuk dan diserahkan pada pelantikan Presiden Bill Clinton pada tahun 1993. Dia juga memenangkan Grammy pada tahun 1996 dan lagi pada tahun 2003 untuk album puisi yang diucapkannya.

Angelou juga melakukan berbagai kegiatan di panggung dan layar sebagai penulis, sutradara, dan produser. Pada tahun 1972, ia menjadi perempuan Afrika Amerika pertama yang karyanya diputar dalam produksi film “Georgia, Georgia”.

Angelou meninggal pada 28 Mei 2014. Beberapa peringatan diadakan untuk menghormatinya termasuk di Wake Forest University dan Glide Memorial Church di San Francisco. Di akhir hidupnya, ia telah menorehkan banyak hal penting untuk melawan rasisme, perjuangan untuk perempuan dan hak masyarakat sipil.

Angelou juga dinobatkan sebagai Woman of the Year dalam Komunikasi oleh Ladies ‘Home Journal, 1976, dan salah satu dari 100 perempuan paling berpengaruh oleh Ladies’ Home Journal, 1983. (wi)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini