Site icon Wanita Indonesia

Stephanie Beatriz, Pengisi Suara Encanto yang Bangga Perankan Gadis Kolombia

Stephanie Beatriz, Pengisi Suara Encanto yang Bangga Perankan Gadis Kolombia

wanitaindonesia.cokhir tahun ini, siap-siap saksikan tayangan film animasi keluaran Walt Disney Animation Studios yang berjudul Encanto. Mengambil latar belakang daerah pegunungan Kolombia yang indah, film ini berkisah tentang keluarga Madrigal yang tinggal di sebuah rumah ajaib yang bisa memberikan beragam kekuatan super bagi seluruh anggota keluarga Madrigal, kecuali untuk Mirabel Madrigal.

Pengisi suara Mirabel adalah Stephanie Beatriz, aktris dengan kewarganegaraan Argentina – Amerika yang namanya mulai menanjak ketika memerankan Detektif Rosa Diaz dalam serial laga-komedi Brooklyn Nine-Nine. Di Encanto, Stephanie mengaku luar biasa bangga bisa memerankan seorang gadis Kolombia, berhubung ayahnya juga lahir dan tumbuh besar di Kolombia, seperti Mirabel.

Stephanie yang lahir di Neuquen, Argentina pada 10 Februari 1980 memang belum pernah menjelajahi negara asal ayahnya tersebut, karena sejak umur 3 tahun telah hijrah ke Amerika bersama orang tua dan adik perempuannya. Maka, saat syuting untuk film Encanto, Stephanie merasa seolah diajak bertualang mengeksplorasi tempat-tempat menakjubkan di Kolombia.

Bukan itu saja, pemilik nama lengkap Stephanie Beatriz Bischoff Alvizuri ini juga merasa karakter Mirabel mirip dengannya. Dalam Encanto, Mirabel digambarkan sebagai seorang gadis berumur 15 tahun yang sering dianggap aneh dan kerap merasa frustrasi, karena hanya dia yang tidak memiliki kekuatan ajaib di antara semua anggota keluarga Madrigal.

Padahal, Isabela, salah satu kakak Mirabel, bisa ‘membujuk’ bunga-bunga untuk mekar di sekelilingnya. Luisa, kakak Mirabel yang lain, punya otot super kuat, sehingga selalu diandalkan untuk melakukan berbagai tugas berat. Ada juga Antonio—sepupu Mirabel yang bisa bercakap-cakap dengan binatang dan Pepa—tante Mirabel yang bisa mengendalikan cuaca.

Dalam kehidupan nyata, ketika beranjak remaja Stephanie juga sering merasa frustrasi dan serba salah, karena sejak usia 12 tahun ia sudah merasa bahwa dirinya adalah seorang biseksual. Kondisinya itu kerap menjadikan Stephanie bahan olok-olok dan cibiran oleh teman-teman dan beberapa anggota keluarga, karena dianggap tidak lazim dan menyalahi aturan alam.

Untungnya, Stephanie tetap tegar dan tumbuh besar sebagai seorang remaja percaya diri yang tekun mengasah kemampuannya berakting. Ia jatuh cinta pada dunia akting ketika bergabung dengan klub debat dan pidato, yang memberinya peluang untuk tampil di depan orang banyak dan mengikuti sejumlah pementasan drama.

Itu sebabnya, pada tahun 2002 selepas lulus dari Stephens College, akademi khusus untuk wanita yang berlokasi di Missouri, Stephanie langsung pindah ke New York dan mengadu peruntungan berakting di sana. Sambil mengikuti audisi untuk sejumlah peran, Stephanie yang sempat mengalami masalah eating disorder ketika masih kuliah, bekerja sebagai model, sebelum akhirnya memutuskan untuk menetap di Los Angeles pada 2010.

Di kota baru ini, karier akting Stephanie terus menanjak. Selain membintangi sejumlah serial televisi, ia juga ikut menjadi pengisi suara untuk film Ice Age: Collision Course dan Lego Movie 2. Kini Stephanie tinggal di Los Angeles bersama suaminya sesama aktor, Brad Hoss, dan putri mungilnya Rosaline yang lahir pada Agustus kemarin. (wi)

Exit mobile version