Site icon Wanita Indonesia

Sinar Terang Ekosistem Peneliti Wanita Indonesia

Ki-ka : Rachma Wikandari, S.T.P., M.Biotech, Ph.D., Della Rahmawati, S. Si, M. Si, PhD., Prasanti Widyasih Sarli, PhD., Deliana Dahnum, Ph.D. (foto : Istimewa)

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Penghujung tahun yang bloomy menghadirkan seberkas cahaya terang bagi peradaban sebuah bangsa manakala 4 peneliti Wanita Indonesia berhasil memenangkan kompetisi FWIS 2024.

L’Oréal – UNESCO For Women in Science National Fellowship 2024 Award Ceremony, yang diselenggarakan bertepatan dengan momen Hari Sains Sedunia menghadirkan 4 Srikandi peneliti mumpuni Indonesia.

Empat Wanita Indonesia peneliti, peserta Program L’Oréal – UNESCO for Women In Science (FWIS) berhasil menorehkan namanya pada tinta emas di ekosistem peneliti Indonesia. Para penerus Legacy RA Kartini ini menghadirkan solusi inovatif yang berfokus kepada ketahanan pangan, energi berkelanjutan, serta ketangguhan bencana.

Mereka adalah Della Rahmawati Ph.D, Dosen Universitas Swiss – German. Ibu muda ini tertarik untuk meneliti pada aspek ketahanan pangan, guna mengatasi permasalahan stunting khususnya pada gizi ibu hamil, dan anak-anak.
Permasalahan stunting sedang menjadi fokus Pemerintah. Lewat inovasi nori berbasis kelakai, dan tempe non kedelai yang kaya zat besi.

Ki-ka : Junaid Murtaza, Presiden Direktur L’Oréal Indonesia, Itje Chodidjah, Executive Chairwoman of the Indonesian National Commission for UNESCO. (Foto : Istimewa)

Rachma Wikandari Ph.D, Dosen Universitas Gadjah Mada, mengembangkan sumber protein, dan mineral berbasis jamur benang, sebagai solusi nabati yang lebih terjangkau, dan bergizi. Penelitiannya berpotensi untuk mengurangi stunting, serta turut mendukung ekonomi sirkular dengan memanfaatkan limbah pabrik tempe.

Prasanti Widyasih Sarli Ph.D, Dosen ITB menawarkan inovasi dengan kecerdasan buatan AI, untuk mengidentifikasi kerentanan bangunan perkotaan terhadap gempa. Hasil penelitian akan membantu pemerintah untuk merancang bangunan tahan gempa, serta mengurangi terjadinya risiko korban jiwa.

Deliana Dahnum, Ph. D, Peneliti Ahli Madya, Pusat Riset dan Inovasi Nasional, perempuan cerdas ini
meneliti bio-jet fuel berbahan kelapa dengan menggunakan katalis metal-organic frameworks untuk mengurangi emisi karbon. Inovasi memanfaatkan sumber daya lokal, dukung produk bahan bakar ramah lingkungan,
serta memperkuat konektivitas ekonomi di Indonesia.

Keseluruh pemenang berhak atas pendanaan riset masing-masing sebesar Rp. 100.000.000.

Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T., Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. (Foto : Istimewa)

WanitaIndonesia.co menghimpun statement menginspirasi buat pembaca dari momentum spesial ini.

Prof. Dr. Ir. Sri Suning
Kusuma Wardhani, S. T., M.T., “Barometer Kemajuan Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jawab Tantangan Bangsa”

Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Sri Suning Kusuma menyampaikan, “Kemajuan Ilmu Pengetahuan mengapresiasi upaya L’Oréal Indonesia yang turut berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan melalui kontribusi berkelanjutan pada sektor ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh para peneliti perempuan.”

“Lewat karya, mereka tak hanya memperkenalkan kemajuan ilmu pengetahuan, tetapi juga berperan penting dalam menjawab tantangan bangsa, serta berkontribusi terhadap agenda pembangunan nasional, “terang Prof. Sri Suning Kusuma.

Fabien Penone, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Pilar Utama Diplomasi Feminis yang Dijunjung Tinggi

Fabien Penone hadir menyemangati para pemenang, ekosistem Peneliti Perempuan Indonesia, kiprah L’Oréal Group – UNESCO untuk kesejahteraan umat manusia. (Foto : Istimewa)

Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN, Febian Penone menyampaikan apresiasi kepada L’Oréal Group selama 45 tahun yang telah berkontribusi signifikan terhadap perekonomian, dan budaya Indonesia, kesetaraan gender antara laki-laki, dan perempuan.

Pria romantis ini mengatakan, “Bukan sekedar hak asasi fundamental, namun juga hak esensial dalam mewujudkan keadilan sosial. Ini merupakan salah satu pilar utama diplomasi feminis yang kamu junjung tinggi.”

“Di Indonesia, kami secara aktif, dan berkomitmen untuk memajukan kesetaraan gender. Kami percaya, kesetaraan gender laki – laki, dan merupakan hal yang sangat penting, “terang Febian.

Febian melanjutkan, “Kami terus melakukan membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi perempuan untuk berkembang, serta berkontribusi di berbagai bidang, khususnya ilmu pengetahuan.”

Itje Chodidjah, Tantangan Bagi Peneliti Wanita Indonesia

Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Itje Chodidjah menjelaskan, “Masih terdapat tantangan yang dihadapi oleh peneliti Wanita Indonesia pada ranah penelitian serta ilmu pengetahuan. Seperti akses terhadap fasilitas penelitian, dan pendanaan.”

“Juga muncul stigma, dan hambatan sosial terutama dalam menjalankan peran ganda. Sebagai ilmuwan, istri, ibu, serta anggota keluarga, “ujar Itje.

Itje menambahkan, “Lebih dari dua dekade, program telah menyediakan wadah bagi perempuan untuk berkarya, berbagi inspirasi, serta membangun karir dalam dunia sains. Program juga mempersiapkan peneliti perempuan untuk bersaing di panggung sains global.”

Junaid Murtaza. (Foto : Istimewa)

Presiden Direktur L’Oréal Indonesia, Junaid Murtaza Dunia, Sains, dan Perempuan

Junaid menyampaikan, “Di L’Oréal kami percaya dunia membutuhkan sains, dan sains membutuhkan perempuan. Program L’Oréal – UNESCO For Women in Science merupakan wujud nyata dari misi kami, untuk menciptakan kecantikan yang menggerakkan dunia. Dengan cara mendukung riset, dan inovasi yang inklusif, berkelanjutan. ”

“Lewat berbagai kolaborasi, kami berkomitmen untuk terus konsisten menghadirkan akses pelatihan, dan kesempatan berjejaring. Berharap lewat komunitas peneliti perempuan terbesar di dunia, program dapat menjadi inspirasi bagi sektor swasta, untuk terus berkontribusi bagi pembangunan nasional lewat pengembangan ilmu pengetahuan, “terang pria pucuk Pimpinan L’Oréal Indonesia.

Junaid melanjutkan, “Ke depan, sebagai komunitas peneliti perempuan terbesar dunia, L’Oréal – UNESCO For Women in Science akan terus berkomitmen untuk mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan yang berdampak nyata bagi masyarakat.”

“Kami ingin menunjukkan bagaimana peran peneliti perempuan Indonesia tak hanya berkontribusi pada ilmu pengetahuan, namun juga menjadi pilar penting dalam menghadirkan solusi nyata untuk Indonesia. Yang selaras dengan agenda pembangunan nasional. Lewat kolaborasi, kami berharap ke empat pemenang peneliti perempuan dapat menginspirasi, agar kelak terjadi regenerasi, “pungkas Junaid.

Ki-ka : Fikri Alhabsi, dan Fereshteh Rafieian, Science Programme Specialist at UNESCO Indonesia. (Foto : Istimewa)

Fikri Alhabsi, Director of Corporate Responsibility L’Oréal Indonesia “Kian Bersinar Lewat Ekosistem Solid & Produktif’

L’Oréal – UNESCO For Women in Science merupakan program yang mendukung penelitian, dan inovasi perempuan di bidang sains. Bertujuan untuk mempersiapkan perempuan Indonesia untuk bersaing do kancah global. Serta menginspirasi generasi peneliti selanjutnya.

“Selain program inspiratif, beragam upaya setelah ajang pencarian ilmuwan berbakat selesai dihelat, kami merasa perlu untuk menghadirkan ekosistem peneliti perempuan agar program, pencapaian, upaya-upaya ke depan dapat berkelanjutan, “terang Fikri.

Fikri menambahkan, “Dengan bergabung di dalam ekosistem peneliti perempuan L’Oréal Indonesia beragam kendala yang dihadapi para peneliti dapat segera dientaskan. Para peneliti dapat berkontribusi dalam pembangunan lewat karya gemilang yang dipraktikkan, serta berdampak untuk masyarakat luas. ”

“L’Oréal Indonesia sukses menghadirkan ekosistem yang solid, dan produktif, serta mampu mengguncang panggung global.
Dengan bergabung bersama komunitas, beragam peluang emas yang mendukung karir, serta upaya untuk mensejahterakan masyarakat akan mudah terwujud, “ujar Fikri.

Fikri menjelaskan, “Para Alumni L’Oréal-UNESCO For Women in Science memiliki kecenderungan untuk memberikan mentorship ke peneliti lainnya. Mereka telah melibatkan partisipasi 1.417 peneliti yang 65% nya merupakan peneliti perempuan yang sedang melakukan proses penelitian. Para Alumni juga telah membimbing lebih dari 1.441 peneliti muda dengan menghadirkan 2.511 publikasi ilmiah. ”

“Sayangnya keikutsertaan peneliti perempuan menurut kami belum merata pada beberapa daerah di Indonesia. Ini peer bagi kami untuk melakukan pemerataan, agar pada perhelatan program mendatang, setiap daerah bisa terwakili, “terang Fikri.

“Karenanya upaya strategis yang kami lakukan dengan memperluas cakupan peserta dari seluruh Provinsi, selain berupaya untuk menjangkau lebih banyak lagi para penerima manfaat, dengan misi besar untuk menghadirkan harapan serta akses pendidikan, dan ilmu pengetahuan, “imbuh Fikri.

Prof. Dr. Herawati Sudoyo. (Foto : Istimewa)

Ketua Dewan Juri FWIS 2024, Prof.dr. Herawati Sudoyo, MD.,Ph.D., Saksi Kedigdayaan Peneliti Perempuan Indonesia

Prof. Herawati mengatakan, “Sebagai juri kami menjadi saksi bagaimana peneliti perempuan Indonesia menghadirkan penelitian yang tak hanya memiliki kedalaman ilmiah, namun juga berfokus kepada solusi praktis bagi tantangan nyata bangsa.”

“Keberanian untuk berinovasi, dan komitmen dalam menghasilkan penelitian yang berdampak positif, menunjukkan bahwa perempuan membuktikan peran penting dalam kemajuan ilmu pengerahan Indonesia, dan dunia, “terang Prof.Hera.

Fereshteh Rafieian, Science Programme Specialist at UNESCO Indonesia, Agar Mumpuni Ilmuwan Perempuan Diajarkan Beragam Pelatihan

Fereshteh menyampaikan, “Tak hanya memiliki keahlian sebagai peneliti yang menghasilkan karya ilmiah membanggakan. Program L’Oréal – UNESCO For Women in Science telah menyediakan platform pembelajaran, dan jaringan bagi para penerima.”

Fereshteh menambahkan, “Saat ini telah melibatkan lebih dari 2.400 ilmuwan perempuan di seluruh dunia. Berkolaborasi dengan Coursera, platform yang menawarkan serangkaian sesi pelatihan daring guna meningkatkan keterampilan pribadi, dan profesional para alumni seperti berbicara di depan umum, pelatihan media manajemen, dan kepemimpinan.”

“Pelatihan-pelatihan ini memperkuat ilmuwan perempuan, dan meningkatkan visibilitas pencapaian mereka di panggung global, “imbuh Fereshteh.

Fereshteh menekankan untuk menutup kesenjangan gender dalam ilmu pengetahuan yang memerlukan tindakan sistematis, guna mematahkan stereotip gender.

Membuka jalur pendidikan bagi anak-anak perempuan, serta menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, menarik, mempertahankan, serta memajukan ilmuwan perempuan. Upaya yang diperlukan pada semua tingkatan, mulai dari orang tua, dan guru.

Exit mobile version