Site icon Wanita Indonesia

Sekarang Tak Perlu Galau Ikhwal Penyakit Lambung

Prosentase Gen-Z dengan penyakit maag meningkat gegara lifestyle tak sehat. Foto : Istimewa.

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Masih banyak masyarakat yang tak bisa membedakan penyakit lambung Maag, dan Gerd. Keduanya merupakan penyakit yang berkaitan dengan lambung yang memiliki gejala yang sama, tapi berbeda ditinjau dari ilmu kedokteran.

Momen Ramadan, Kalbe Consumer Health melalui brand Proma mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, Gen-Z melalui “Gerakan Ramadan Tanpa Dramaag.” Acara road show perdana di selenggarakan di Kampus UNJ, Kamis (14/3).

Agenda berupa siraman rohani bersama Habib Husein Ja’far Al Hadar, talkshow interaktif ikhwal kesehatan lambung dengan dokter, key opinion leader, serta perwakilan Promag. Yang tak kalah seru, mencoba Maag Meter, online tools untuk mendeteksi kesehatan lambung serta games menarik. Penyakit Maag adalah penyakit nyeri, serta rasa tak nyaman pada lambung dikarenakan beragam sebab. Semua kelompok usia berisiko terkena penyakit maag.

Faktor pemicunya masalah emosional seperti cemas, stres, dan depresi. Selain mengonsumsi makanan yang tak sehat, tinggi lemak, berminyak, pedas. Meminum banyak minuman berkafein, soda. Serta faktor lain, terlalu banyak makan, dan kelebihan berat badan. Mereka yang mengidap penyakit akan merasakan gejala mudah merasa kenyang saat makan, serta rasa kenyang berkepanjangan setelah makan. Mual, kembung di perut bagian atas. Sering bersendawa, nyeri di ulu hati, di dada bagian tengah yang muncul saat, dan setelah makan. Serta rasa panas di perut bagian atas.

Foto : Istimewa.

Rawat Lambung dengan Puasa dan Promag

Selain maag, masyarakat mengenal penyakit asam lambung gerd. Gejala gerd ditandai dengan perasaan terbakar di bagian perut, dan kerongkongan. Akibatnya penderita tak bisa beraktivitas normal, karena asam lambung akan bergejolak terutama saat bergerak. Selain penderita mengalami perasaan ingin muntah, gangguan saluran pernapasan, hingga asma.

Efek dari asam lambung akan terasa lama, serta sulit ditangani dalam waktu singkat. Disarankan untuk tak mengonsumsi makanan instan, tidak mengunyah makanan dalam waktu cepat, tak sesuai anjuran, serta tak meminum kafein dalam keadaan perut kosong.

Gerd disebabkan salah satunya jika seseorang memiliki pola makan yang tak baik. Perlu diingat, tingkat keparahan penyakit maag, dan gerd akan berkurang jika penderita berpuasa. Puasa bersifat ‘memaksa’ tubuh untuk makan pada waktu yang sama setiap hari sahur, dan berbuka.
Kondisi inilah yang akan membantu menormalkan lambung penderita.

Namun walaupun sedang puasa, penderita penyakit lambung bisa saja kambuh karena abai dengan pola makan yang tak sehat seperti jenis makanan yang dikonsumsi, serta cara makannya yang kurang baik ketika sahur, maupun berbuka seperti konsumsi makanan tinggi lemak.

Makanan tinggi lemak akan memicu produksi asam lambung, serta menyebabkan kerongkongan lebih relaks, penyebab asam lambung naik ke kerongkongan. Selain konsumsi makanan pedas, asam, minuman bersoda, asam, kopi, serta pola makan ‘balas dendam’ saat berbuka. (RP).

Exit mobile version