WanitaIndonesia.co, Jakarta – Lewat Satu Detak Charity Concert yang diinisiasi oleh Heartology Cardiovascular Hospital pada peringatan Hari Jantung Sedunia, Minggu (29/9), di MGP Space, SCBD Park
diharapkan muncul kesadaran masyarakat akan kesehatan jantungnya.
Campaign #SatuDetak Untuk Indonesia yang diinisiasi oleh Heartology Cardiovaskular Hospital merupakan upaya berkelanjutan bagi sebuah gerakan untuk jantung Indonesia yang lebih sehat.
WanitaIndonesia.co bersama 4 media mainstream lainnya diundang khusus oleh manajemen Heartology Cardiovascular Hospital untuk menjadi bagian agen perubahan, menyaksikan konser amal yang dihadiri ratusan penonton di kelas VIP, dan Festival.
Melalui konser yang terselenggara dengan sangat apik ini, diharapkan muncul kepedulian ihwal kesehatan jantung dengan melakukan gaya hidup sehat, dan Bantuan Hidup Dasar “MENARI”, (MEraba denyut NAdi SendiRI), serta meningkatkan kepedulian terhadap sesama.
“Satu Detak” unggul, serta terdepan karena mampu mengemas momen penting Peringatan Hari Jantung Sedunia dalam sebuah harmonisasi kekinian. Edukasi, charity, serta konser pertunjukkan yang memikat penonton. Ini menjadi salah satu konsep Campaign terbaik dari Heartology Cardiovascular Hospital.
Selain hiburan, hadir misi mulia untuk membantu para pasien dari keluarga prasejahtera lewat donasi uang penjualan tiket agar mereka dapat mengakses layanan pengobatan penyakit Cardiovascular.
Ruth Sahanaya menggebrak panggung dengan lagu “Tak Kuduga”. Salah satu lagu dari dari koleksi terbaiknya di tahun 1989. Lagu yang kekinian masih enak didengar sempat menuai prestasi, sebagai Album Pop terlaris BASF Award 1989. Khas lewat iringan musik nge-beat yang sukses membuat penonton ikut bergoyang.
Kharisma seorang Diva Indonesia terpancar lewat tampilan energik penyanyi yang memiliki tubuh mungil ini.
Kian menawan dalam balutan busana sesuai dress code “Touch with Red” dengan model Sleeveless marun, dipadu rok hitam Mullet dengan aksen tile.
Sebuah aksesoris bunga mawar besar silver, serta anting bewarna serupa menyempurnakan penampilan anggun nan elegan Uthe di siang itu.
Usai menyenandungkan lagu “Tak Kuduga”, Uthe menyapa penonton serta petinggi Heartology Cardiovascular Hospital, Amelia Hendra, Chief Executive Officer, dr. Dafsah Arifa Juzar MD. PhD, Consultant Cardiologist Interventional Cardiologist, beserta para dokter spesialis
sembari menyampaikan apresiasinya.
Ia menilai ihwal campaign, serta konser amal dalam memperingati Hari Jantung Sedunia yang dianggap out of the box, sangat menarik. Dikarenakan ada upaya berkelanjutan dari Heartology Cardiovascular Hospital selaku penyelenggara untuk mengajak penonton menjadi lebih peduli lewat “MENARI”.
“Menurut saya periksa denyut nadi sendiri merupakan tindakan preventif agar masyarakat segera periksa, dan berobat sebelum penyakit jantung menjadi parah tak terkendali, “ujar Uthe.
Uthe berpesan, Hal yang harus kita syukuri kala jantung kita sehat. Untuk mengetahui kesehatan kondisi jantung dilakukan dengan Bantuan Hidup Dasar “MENARI” (Meraba denyut NAdi SendiRI).
“Lewat Konser amal “Satu Detak” kita diingatkan pentingnya menjaga kesehatan jantung, serta senantiasa guyub dalam kebersamaan agar hidup semakin bermakna, dan bahagia, “imbuh Uthe.
“Hey, semua yang hadir sekarang ini, kalian bisa menjadi agen perubahan dengan mengajarkan, serta mengajak orang-orang terdekat, serta lingkungan untuk MENARI, “teriak Uthe.
Oma Ice Larut Dalam Kebahagiaan
Para penonton yang hadir terbawa euforia, wajah-wajah dengan ekspresi kegembiraan, membuncah lewat sejumlah tembang klasik Uthe, hadir rasa bahagia mengharu biru.
Salah satunya Oma Ice yang hadir bersama anak-anaknya.
Wanita sepuh ini tak ragu ikut meluapkan suasana hatinya sembari ikut bernyanyi bersama. Mata sayunya fokus menatap idolanya tersebut.
“Ada sebagian lagu yang bergenre melow, tapi tak membuat saya larut bersedih. Uthe pintar mengalihkan suasana dengan gaya, serta candanya agar penonton perempuan lupa, gak jadi melow deh, “ujar Oma Ice tertawa kecil.
Oma Ice mengagumi serta memuji penampilan, serta suara khas Uthe yang tak banyak berubah. Dia mampu menginspirasi saya yang merupakan fans seumuran agar tetap semangat, serta terus menjaga kesehatan.
Lewat Konser Charity Oma Ice merasa bersyukur bisa ikut mempraktikkan MENARI (Meraba denyut NAdi SendiRI). Saya yakin ini menjadi langkah awal yang krusial dalam memerangi penyakit jantung, mengingat masih banyak masyarakat di luar sana, khususnya kaum muda abai dengan kesehatan jantung mereka.
“Melalui praktik sederhana, serta mudah “MENARI” yang bisa dilakukan kapan saja, akan berdampak besar pada upaya untuk menjaga kesehatan jantung. Yang mana belakangan penyakit degeneratif ini banyak menimpa generasi muda, “kata Oma Ice prihatin.
Oma Ice bertekad ketika sampai di rumah nanti, dalam kondisi tenang, serta rileks, ia melakukan praktik MENARI bersama cucu-cucunya yang memasuki usia remaja.
Tak kala Uthe mendendangkan lagu Andaikan Kau Datang Kembali yang dipopulerkan Group Band Koes Plus di tahun 1970, Oma Ice kembali curhat, “Berada di sini seolah merekat kembali serpihan – serpihan kenangan masa lalu.”
Dalam suasana guyub bersama penonton lain seusianya, serta generasi muda, cuaca panas, berdiri berjam-jam tak membuat semangat lansia Indonesia ini turun. Ia sangat antusias menikmati tampilan Uthe, serta dua penampil berikut Maliq & D’Essentials, dan RUN.
Terdengar alunan lembut suara Oma Ice saat menyanyikan lagu yang teruntai lewat syair berikut.
“Andaikan kau datang kembali, Jawaban apa yang kan kuberi?
Adakah jalan yang kutemui, untuk kita kembali lagi.
Bersinarlah bulan purnama, Seindah tulus cintanya, Bersinarlah terus sampai nanti. Lagu ini ku akhiri. (Ver)