Site icon Wanita Indonesia

Saat Ekosistem Sandiwara Berhimpun Membumikan Kearifan Lokal Sastra Indonesia

Ki-ka : Ahmad Mahendra, Menteri Nadiem Makarim, Happy Salma dan team solid. Foto : WanitaIndonesia.co.

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Produk audio seperti sandiwara menjadi komoditas seni yang kurang sexy, dikarenakan tak mampu menjawab tuntutan zaman.

Berkat kreativitas serta inovasi yang digawangi Happy Salma selaku produser, serta nama besar lainnya Yulia Evina Bhara, dan Pradetya Novitri muncul pembaharuan akan seni drama audio Sandiwara yang dianggap usang.

Nama besar, serta ide yang dihasilkannya disambut antusias oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dengan berkolaborasi dalam pembuatan Sandiwara Sastra Musim Kedua ‘Misteri Nusantara’ yang diangkat dari unsur kearifan lokal.

Pikat poster Misteri Nusantara Sigit D. Pratama. Foto : Dok WanitaIndonesia.co

Drama audio ‘Misteri Nusantara’ menjadi pembaharuan akan produk audio sandiwara, sekaligus inovasi karya seni di masa kini, berbasis literasi.

Nadiem Anwar Makarim, mengapresiasi upaya Happy Salma dan tim produksi yang solid, berdedikasi, serta tak memperoleh imbalan layak, selayaknya kiprah, serta nama besar mereka. Hal ini mencerminkan bahwa masih banyak pelaku kesenian yang inspiratif, bersedia memberikan sumbangsihnya di industri kesenian Indonesia dengan mengusung produk sastra Indonesia.

Persona-persona tersebut adalah bagian dari orang yang ‘Merdeka Berbudaya’ , melalui kolaborasi apik, yang melahirkan produk seni masa lalu selaras zaman.”

Di era 70 an hingga 80-an masyarakat lekat dengan tayangan audio sandiwara dengan beragam genre seperti Bandung, Misteri Gunung Merapi, Ibunda, Ibuku Sayang Ibuku Malang, serta masih banyak lainnya. Boleh jadi saat itu tayangan hiburan masih langka, dan sandiwara radio menjadi produk kesenian yang menarik.

Walau dalam kondisi terbatas pada masanya, namun para pemain sandiwara radio sukses memunculkan setiap karakter yang mereka lakoni, tak ayal masyarakat pendengar turut larut dalam suasana yang ditampilkan. Alhasil, kehadiran sebuah sandiwara favorit tersebut senantiasa dinantikan setiap hari, yang diudarakan pada jam tertentu. Bahkan sebagian sandiwara favorit ada yang ditayangkan hingga dua kali sehari, untuk menjawab rasa penasaran pendengar. Selain ada pula stasiun radio yang menayangkan ulang dikarenakan banyak yang belum mendapatkan kesempatan untuk mendengarkannya.

Nadiem Makarim Asah Kecerdasan serta Imajinasi Anaknya Melalui Audio

Nadiem menambahkan, “Bagaimana kehadiran tayangan audio dapat berkontribusi dalam meningkatkan kemampuan otak, memperkaya daya imajinasi pendengar, dukung kreativitas, serta membentuk cara berpikir baru khususnya bagi anak-anak. Di rumah, saya membiasakan anak-anak untuk mendengar tayangan berbasis audio. ”

Sandiwara Sastra Musim ke – 2 berupa drama audio Misteri Nusantara hadir dari kegairahan program sebelumnya yang menuai sukses yaitu Sandiwara Sastra Musim pertama yang mengadaptasi 10 karya sastra Indonesia.

Ditujukan untuk menemani masyarakat saat WFH, agar dapat menikmati hiburan tanpa harus ke luar rumah. Walau digarap dengan banyak keterbatasan mengingat situasi pembatasan sosial, serta tengat deadline yang teramat singkat, kehadirannya bisa memberikan alternatif hiburan di masyarakat.

Masyarakat beramai-ramai kembali menjadi bagian dari akar rumput seni, budaya, serta kearifan lokal Indonesia dengan menjadi pendengar yang antusias. Buah manis mahakarya talenta-talenta mumpuni tersebut berhasil mendapatkan penghargaan Portcast Awards 2021, kategori drama audio.

Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ahmad Mahendra menyampaikan, “Sastra menempati posisi penting dalam pemajuan kebudayaan, serta pembentukan karakter bangsa. Salah satunya melalui peningkatan literasi dan program sandiwara sastra yang menjadi misi Kemendilbudristek.”

“Sebuah karya seni sarat inovasi, yang didasarkan oleh keinginan bersama nan mulia untuk mengangkat literasi. Sandiwara Sastra Musim Kedua menghadirkan sejumlah tokoh dalam karya sastra yang dapat dikenal masyarakat melalui sifat kemanusiaan. Berharap dapat memberikan warna pada ruang media baru, serta membudayakan sastra dalam masyarakat, khususnya generasi muda, “imbuh Mahendra.

Memaknai Karya Sastra Indonesia Menyelaraskan Zaman Sutradara Joned Suryatmoko menyampaikan, “Muncul tantangan pada proses produksi dikarenakan setiap episode memiliki perbedaan satu dengan lainnya, dengan mempertimbangkan lokalitas yang disampaikan penulis. Sudut pandang beragam kiranya dapat memberi pendengar pengalaman baru tentang misteri Nusantara. Menawarkan paradoks, terlihat berkabut dan samar.”

“Namun begitu masuk ke dalam cerita pendengar diajak untuk melihat nilai-nilai baru yang sebelumnya terlihat gelap dari karakter manusia astral makhluk jejadian, hantu, kesaktian yang diwariskan hingga jeritan gedung tua, “papar Joned.

Selain Joned, Heliana Sinaga turut ambil peran sebagai sutradara pada Sandiwara Sastra Musim. ke – 2. Ia melanjutkan, “Dalam Sandiwara Sastra, audio menjadi sarana yang menantang untuk mengembangkan kekuatan dialog sang tokoh, deskripsi cerita dari suasana, serta latar beserta unsur lainnya. Menjadi hal yang menarik untuk digali, dikarenakan efek imajinasi yang dihadirkan audio senantiasa berbeda bagi setiap pendengar yang mengalami. ”

Sepuluh judul episode menghadirkan beragam kisah misteri yang dipadukan dengan kearifan lokal masing-masing daerah. Perempuan Perkasa (Papua), Kampung Mati dan Hantu Berang-berang (Kalimantan), Si Manis Jembatan Ancol (Jakarta), Pahlawan (Bali), Bombol dan Babi (NTT), Keris (Jawa), Di Tubuh Tara Dalam Rahim Pohon (Makassar), Mimpi Jurai (Sumatera), Sandekala (Jawa Barat), dan Halo Bleki (Aceh).

Sederet talenta mumpuni Indonesia berkolaborasi pada Sandiwara Sastra Musim Kedua. Foto : Dok WanitaIndonesia.co.

Happy Salma, Yulia Evina Bhara, Pradetya Novitri 3 sosok perempuan mumpuni yang memproduseri Sandiwara Sastra Musim ke – 2, dengan tata musik, serta efek suara oleh Tesla Manaf Effendi, disunting oleh Pramudya Adhy Wardana. Seluruh episode dihadirkan melalui lagu tema Niskala buah karya Rara Sekar, dengan pengantar cerita ditulis Nicholas Saputra.

Sejumlah pesohor terbaik Indonesia dilibatkan, dua diantaranya merupakan pengisi suara legendaris sandiwara radio populer di era-90an Ferry Fadli dan Ivonne Rose. Serta banyak nama mumpuni lainnya seperti Chelsea Islan, Raline Shah, Marcella Zalianty, Landung Simatupang, Ratna Riantiarno, Elly Lutan, Maudy Koesnaedi, Widi Mulia, Nova Eliza.

Juga hadir sosok inspiratif lainnya seperti Rangga Riantiarno, Nugie, Aming, Dewi Gita, Nicholas Saputra, Kevin Ardilova, Widuri Putri Sasono, Nowela Mikhelia, Kriato Immanuel, Yudi Ahmad Tajudin, Dimas Danang, Yustiansyah Lesmana, Sal Priadi, Linda Tagie, Akiva Sardi, Jong Santiasa, Aisha Nurra Datau, dan Agra

Sandiwara Sastra Musim Kedua telah tayang pada siniar @budayakita sejak 3 November. Masyarakat umum bisa melihat pameran poster dan audio yang didesain oleh Sigit D. Pratama dari this/Play studio hingga tanggal 12 November 2023 di Lobby Gedung E, Kantor Kemendikbudristek, Jakarta. (RP).

Exit mobile version