WanitaIndonesia.co, Jakarta – Rukita, perusahaan teknologi properti (proptech) yang menghadirkan solusi hunian jangka panjang, baru saja menggelar workshop dan pertemuan yang berjudul “Strategi Ekspansi Bisnis di Dunia Kost” di Jakarta, Rukita menjalin kerja sama dengan Asosiasi Rumah Kost Indonesia (ARKI). Acara tersebut diikuti oleh puluhan pemilik properti kost yang tersebar di wilayah Jabodetabek.
Seto Adji Pamungkas, Kepala Pengembangan Bisnis Rukita, menyatakan bahwa investasi dalam hunian kost merupakan langkah yang memiliki risiko rendah namun berpotensi jangka panjang. Oleh karena itu, Rukita mendorong pemilik properti untuk memanfaatkan aset-aset yang tidak terpakai dengan mengubahnya menjadi hunian jangka panjang, seperti konsep coliving yang dapat meningkatkan nilai properti.
Sebagai pengelola aset yang memberikan layanan komprehensif, Rukita tidak hanya memberikan pendampingan dalam proses renovasi properti kost, tetapi juga menyediakan layanan Rukita Build to Rent yang mencakup bantuan dalam hal konstruksi, desain bangunan, analisis pasar, pemasaran, operasional, dan lainnya. Dengan demikian, pemilik properti akan lebih terbantu dalam mengoptimalkan potensi bisnis properti mereka.
“Kami menyadari bahwa aset yang tidak digunakan memiliki banyak kelemahan, seperti pajak properti yang harus dibayar setiap tahun, kerusakan, dan potensi penghasilan yang terbuang. Rukita hadir dengan layanan lengkap untuk membantu pemilik properti mewujudkan impian mereka sebagai ‘Juragan Kost’ dengan pendapatan pasif yang maksimal,” ungkap Seto Adji Pamungkas.
Menurut Adji, berinvestasi dalam hunian kost bersama Rukita dapat meningkatkan capital gain dan pendapatan rutin hingga 20%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan investasi lain seperti deposito atau obligasi yang umumnya hanya mencapai 7%.
Tidak hanya itu, model coliving juga menawarkan biaya operasional yang rendah karena membutuhkan jumlah staf yang lebih sedikit, sekaligus memberikan margin keuntungan yang kuat dan arus kas yang stabil. Saat ini, pajak usaha untuk kost juga telah dihapuskan, yang sebelumnya diatur dalam UU No. 28 Tahun 2009 yang memasukkan rumah kost dengan lebih dari 10 kamar sebagai hotel dan dikenakan pajak hotel dengan tarif tertinggi 10%.
Adji juga menjelaskan bahwa bisnis penyediaan hunian sewa saat ini memiliki potensi besar di Indonesia karena adanya krisis kekurangan hunian. Data menunjukkan bahwa saat ini 47,4% generasi muda lebih memilih tinggal di hunian kost, dan di masa mendatang, prediksi menunjukkan bahwa 66,6% masyarakat Indonesia akan tinggal di area perkotaan pada tahun 2035. Hal ini menciptakan kebutuhan akan hunian yang besar di kawasan perkotaan, sehingga solusi hunian sewa menjadi sangat relevan.
Saat ini, ekosistem bisnis Rukita telah mencakup lebih dari 1,4 juta kamar termasuk apartemen dengan layanan menyeluruh yang terus diminati dan dibutuhkan oleh pasar luas, dengan tingkat hunian yang berhasil dipertahankan di atas 85%.
Rukita juga telah membangun ekosistem hunian yang komprehensif dengan mengintegrasikan real estate, teknologi, layanan hospitality dan produk keuangan melalui layanan Rukita Full Management, RuPartner, RuFinance, dan Rukita Build to Rent. Semua layanan ini bertujuan untuk membantu pemilik properti membangun bisnis penyediaan hunian jangka panjang dan mengoptimalkan potensi pendapatan dari aset properti pasif mereka. Hingga saat ini, Rukita telah beroperasi di 21 kota besar di Indonesia dan bermitra dengan lebih dari 700 pemilik properti untuk melayani lebih dari 30.000 penyewa. (saf)