WanitaIndonesia.co, Jakarta – “Umatku adalah orang-orang miskin, dan aku termasuk salah satunya”. (Jorge Mario Bergoglio Paus Fransiskus).
Dalam kunjungan apostolik, sekaligus kenegaraan ke Indonesia (3-6 September), pesona Paus Fransiskus pemimpin spiritual tertinggi agama Katolik dunia, telah mematik simpati masyarakat Indonesia lewat kesederhanaannya.
Sosok panutan umat Katolik ini mendobrak sekat antara pemimpin dengan rakyat jelata. Kedatangan tak berjarak, layaknya sosok penting yang kerap difasilitasi kemewahan.
Ketika mendarat di Bandara Udara Soekarno-Hatta, Paus Fransiskus turun dari pesawat komersil, pun saat dijemput ia menumpang mobil sejuta umat, menuju tempat tinggal sementara di Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta.
Pemimpin religius miliaran penduduk Katolik dunia ini memiliki kekuatan, serta kebaikan hati yang senantiasa akan menginspirasi masyarakat jelata.
Flashback sejarah, Saat perayaan pelantikannya menjadi Paus, ia mengejutkan panitia penyelenggara
dengan
menumpang bus terakhir, membaur dengan para Kardinal. Padahal tersedia fasilitas mobil khusus nan mewah.
Pun tawaran rumah dinas sebuah Penthouse mewah, dengan ratusan kamar yang menghadap pemandangan cantik negara Vatikan ditampiknya. Paus Fransiskus lebih memilih hidup sederhana di Wisma Tamu Doma Santa Marta.
Suri tauladan yang ditunjukkan lewat jalan hidup nan sederhana, Paus Fransiskus menjadi pendobrak hegemoni
para pemimpin Takhta Suci (Vatikan) sebelumnya.
Menurut sumber terpercaya, kehidupan sederhana Paus Fransiskus telah mengakar manakala ia menjabat sebagai Uskup Agung di Buenos Aires, Argentina.
Melihat Terang Dalam Kepapaan
Paus Fransiskus kerap terlihat bepergian dengan menggunakan bus, dan subway. Di rumah dinasnya yang sangat sederhana, Jorge Mario Bergoglio yang sekarang berusia 87 tahun, beraktivitas diantaranya mempersiapkan makanannya sendiri, sembari mengasuh jesuit disabilitas yang dititipkan kepadanya.
Saat diangkat menjadi Kardinal (jabatan tertinggi di bawah Paus) oleh Yohanes Paulus II, ia meminta undangan perayaan pelantikan tersebut, serta uang perjalanan dinasnya ke Roma, agar disumbangkan ke kaum papa.
Ketika ditahbiskan
menjadi Paus, Jorge Mario Bergoglio nama asli pemimpin spiritual umat Katolik dunia ini, enggan mengenakan jubah putih gemerlap dengan ornamen, serta hiasan mencolok. Merasa nyaman dengan jubah putih sederhana dengan simbol agamis.
Semangat berbagi dengan orang-orang miskin diwujudkan dengan beragam tindakan nyata, diantaranya dengan melelang berbagai hadiah yang diterimanya seperti mobil, koper, hingga jam tangan mewah. Keseluruhan uang yang terkumpul diberikan sepenuhnya kepada kaum papa.
Kesemua langkah, tindakan nyata, keramah-tamahan dari kebaikan hati untuk masyarakat dunia akan selalu dikenang.
Tak kala iring-iringan mobil Paus Fransiskus melewati jalan yang di kiri-kanannya dipenuhi umat Katolik, serta masyarakat umum yang rela berdiri berjam-jam untuk melihatnya dekat, pemimpin kharismatik ini duduk dengan posisi kaca mobil terbuka.
Paus Fransiskus tersenyum sembari melambaikan tangannya. Terlihat nyata pada bidikan fotographer, lengan kirinya memakai jam tangan murah dari brand ternama dunia.
“Romo Paus, tebarkanlah terus Cinta, Kasih, Damai, Kemurahan Hati, serta Kesederhanaan Hidup yang mulai terkikis, dan pudar di Indonesia. Mintalah ke mereka untuk berhenti melakukan penindasan, serta ketidakadilan.
Hadirkan terang dengan menyeru dalam damai, serta kelembutan, “hentikan penindasan di Bumi Indonesia, dan Palestina yang kerap menimpa orang-orang papa.