Romantisme dari Keseruan Tradisi Kuliner Sambut Ramadan

Suasana pasar jelang ritual Meugang di Nanggroe Aceh Darussalam (Foto : Mercinews.com)

WanitaIndonesia.co, Jakarta – Tradisi jelang Ramadan di Indonesia terbilang bewarna, khususnya dari aspek kuliner yang lestari hingga kini.

 

Bagi perantau, jelang Ramadan merupakan momen di mana beragam kenangan akan ritual kuliner tersebut muncul satu-persatu.

Ada banyak cerita indah dari perasaan kangen untuk kembali melihat, membuat, serta mencicipi, sambil bercengkerama dalam suasana guyub bersama kerabat dan handai taulan.

 

Tradisi Meugang atau Makmeugang merupakan aktivitas masyarakat di Nanggroe Aceh Darussalam menyambut Ramadan. Mereka berbelanja daging ke pasar becek, sebagian memilih patungan dengan menyembelih sapi, maupun lembu.

 

Olahan yang lazim disajikan berupa sajian berbumbu kari khas masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam diantaranya

Masak Merah, Masak Putih, juga olahan Rendang yang terpengaruh oleh daerah Sumatera Barat. Jika daging yang dimasak tidak terlalu banyak, mereka membuatnya menjadi sup.

 

Masyarakat Aceh Besar mengolah daging menjadi sajian Asam Keueng maupun Sie Reubuh, olahan daging sapi utuh berbumbu cabai dan kunyit. Setelah matang akan didiamkan semalaman, lalu dihangatkan dengan disiram cuka enau.

 

Sementara di daerah Aceh Barat, Aceh Barat Daya, serta Aceh Selatan menggemari Gulai Daging dengan tampilan khas merah, bercitarasa pedas. Olahan daging kemudian akan disantap bersama-sama dengan saudara, kerabat, teman kantor, maupun komunitas.

 

Yang menarik, tradisi membeli daging di sejumlah pasar menjadi pemandangan fenomenal H min – 1 Ramadan. Pembeli menyemut, antri panjang, bahkan berdesakan, tak tertib karena ingin buru-buru memasaknya di rumah. Bagi yang mampu, biasanya akan menyembelih sendiri hewan ternaknya. Atau bisa juga membeli hewan ternak secara patungan, kemudian disembelih bersama-sama. Daging beserta jeroannya akan dibagi rata.

Menurut sejarah, tradisi Meugang sudah ada sejak zaman kerajaan Aceh abad ke – 14 M. Menjadi tradisi penting kerajaan yang mana Raja beserta keluarga, menteri, pembesar dan ulama akan bersama-sama menyantap sajian daging sapi. Tak melupakan rakyatnya yang fakir miskin, Raja memberikan daging, beras, serta pakaian.

Meugang memiliki pesan hubungan manusia dengan Allah, serta sesama manusia.

Juga sebagai ungkapan syukur karena masih diberi kesempatan untuk melaksanakan ibadah puasa.

Selain Meugang, kuliner ritual yang berkaitan dengan Ramadan masyarakat Aceh Besar adalah Toet Apam.

Apam merupakan kue yang terkait ritual kuno masyarakat Aceh.

Diracik menggunakan tepung beras, santan, garam, serta air hingga menjadi adonan gurih. Proses memasak harus dilakukan satu persatu, menggunakan penggorengan kecil berbahan gerabah atau besi.

Agar tidak hangus, dan matangnya merata, pada saat memasak digunakan api kecil, serta menutup penggorengan. Apam disantap dengan kinca yang terbuat dari larutan gula merah. Melengkapi sajian Toet Apam hadir olahan lemang, tapai dan timphan.

Prosesi kirab dari tradisi Apeman masyarakat Yogyakarta. (Foto Istimewa)

Apeman Yogyakarta

Apeman menjadi tradisi kuliner ritual jelang Ramadan di Yogyakarta.

Masyarakat Yogya akan membuat, serta memasak kue apem bersama-sama, dalam suasana guyub antar tetangga.

Apem berasal dari bahasa Arab ‘Afum’ yang berarti permintaan maaf. Menjadi sajian simbolik ucapan syukur, serta permintaan maaf sebelum memasuki bulan Ramadan.

Berbeda dengan Toet Apam di Nanggroe Aceh Darussalam. Adonan Apem masyarakat Yogya bercitarasa manis karena menggunakan gula pasir. Tradisi apeman lekat dengan masyarakat di Kampung Sosromenduran-Yogyakarta.

Seluruh rumah tangga akan melakukan kegiatan memasak apem di luar rumah, bahkan mengambil posisi di pinggir jalan.

Apem dimasak menggunakan anglo (tungku gerabah) dari penggorengan kecil terbuat dari gerabah yang dilengkapi penutup. Bahan bakar menggunakan arang yang harus dijadikan bara api terlebih dahulu. Proses Ngapeman di Kampung Sosromenduran sangat fenomenal, menjadi atraksi wisata menarik. Aroma harum sedap nan menggoda berembus dari adonan yang sedang dimasak.

Kue apem yang sudah matang kemudian dikirimkan ke panitia, untuk selanjutnya dibentuk menyerupai gunungan atau bentuk lain yang artistik. Jumlahnya paling sedikit dua buah menggambarkan gunungan apem laki dan perempuan.

Agar tak terkontaminasi debu, dirubungi lalat menjaga apem layak makan, sebelum dirangkai apem dibungkus menggunakan plastik bening.

Sisanya yang akan dimakan bersama-sama diletakkan dalam nyiru (nampan bambu)

Apem yang sudah ditata kemudian diletakkan ke tandu (pikulan), kemudian dibacakan doa oleh ulama setempat.

Apem kemudian dikirab mengelilingi kampung, hingga jalan raya dan berakhir di masjid atau kantor pemerintahan.

Agar menjadi komoditas pariwisata, para pengusung tandu gunungan dipilih berpenampilan menarik, mengenakan busana prajurit atau busana tradisional Yogyakarta. Kirab diiringi oleh tabuhan rebana, serta lantunan shalawat Nabi. Selain sakral, prosesinya menjadi lebih semarak.

Usai kirab, apem akan dinikmati bersama-sama oleh penduduk yang hadir. Biasanya disertakan pelengkap sajian berupa ketan kukus, kolak pisang.

Permaisuri dari Sultan memimpin ritual Apeman di Kraton ( Foto Istimewa)

Tradisi Apeman di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dipimpin oleh permaisuri Sultan, serta diikuti oleh keluarga besar trah darah dalem. Ngapeman Kraton diselenggarakan secara tertutup di Ndalem Benawon.

Proses apeman akan dimulai dengan mengaduk adonan yang terdiri dari campuran tepung beras, telur, tapai atau ragi, gula pasir, santan dan garam. Setelah mengembang, adonan dimasak menggunakan penggorengan kecil terbuat dari gerabah bertutup.

Para abdi dalem tidak ikut memasak, tugasnya hanya membantu persiapan memasak dengan menyediakan bahan dan peralatan, perapian, serta membereskan peralatan memasak.

Layaknya ritual sakral, keluarga Kraton melaksanakan tradisi Apeman dengan mengenakan busana tradisional kebaya kutu baru dengan kain batik, rambut dikonde. (RP).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini