Riset CDC: Tanpa Vaksin, Kemungkinan Meninggal Akibat Covid-19 Jadi 11 Kali Lipat

Riset CDC: Tanpa Vaksin, Kemungkinan Meninggal Akibat Covid-19 Jadi 11 Kali Lipat

wanitaindonesia.co Riset terkini yang dilakukan oleh Amerika Serikat menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 tetap sangaf efektif dalam melindungi diri seseorang dari kondisi rawat inap di rumah sakit dan kematian, sekalipun varian delta sedang mendominasi negara tersebut.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Centers for Disease Control and Prevention melacak lebih dari 600.000 kasus COVID-19 di 13 negara bagian mulai April hingga pertengahan Juli kemarin. Ketika kasus akibat varian delta melonjak pada awal musim panas, mereka yang sama sekali belum mendapatkan vaksin berpeluang terinfeksi 4,5 lipat lebih besar daripada mereka yang sudah mendapatkan vaksinasi penuh. Selain itu, mereka juga 10 kali lebih rentan dirawat inap, dan 11 kali lebih rentan mengalami kematian.

Mengutip laman US News, Direktur CDC Dr. Rochelle Walensky menegaskan bahwa data ini menunjukkan bahwa vaksinasi memang berhasil melindungi kita dari ancaman COVID-19. “Kita punya alat yang terbukti secara ilmiah mampu mengatasi pandemi,” kata Rochelle, sambil menyebutkan bahwa lebih dari 90% warga Amerika yang dirawat inap akibat COVID-19 adalah mereka yang belum divaksinasi.

CDC juga merilis dua studi lain yang menggambarkan bahwa perlindungan terhadap lansia tak setinggi terhadap orang dewasa yang lebih muda. Sebuah penelitian mempelajari kondisi rawat inap akibat COVID-19 di 9 negara bagian selama musim panas. Dari sini ditemukan bahwa perlindungan vaksin terhadap lansia usia 75 tahun ke atas adalah 76%, sedangkan untuk usia yang lebih muda mencapai 89%. Sementara itu, penelitian di 5 cabang Veterans Affairs Medical Center menemukan bahwa efikasi vaksin pada lansia usia 65 tahun ke atas adalah 80%, dan pada usia 18 – 64 tahun mencapai 95%.

Berdasarkan data, perlindungan vaksin terhadap warga Amerika mulai menurun seiring waktu, dari 91% pada musim semi, kemudian menurun jadi 78% pada Juni dan Juli. Puncak musim panas di Amerika diikuti dengan naiknya kasus COVID-19. Dari seluruh pasien yang dirawat di rumah sakit, 14% di antaranya adalah mereka yang sudah mendapatkan vaksin lengkap. Dan, dari total jumlah kematian, 16% di antaranya juga sudah divaksin. Angka ini meningkat dua kali lipat dibandingkan angka pada awal tahun.

Kenapa ini terjadi? Karena, kekebalan yang didapat dari vaksinasi mulai menurun pada orang yang mendapatkan vaksin pertama berbulan-bulan lalu. Ditambah lagi, banyak warga AS yang mengabaikan peraturan pakai masker dan protokol kesehatan lain, ketika varian delta mulai menyebar.

Jadi, kalaupun sudah mendapatkan vaksinasi lengkap, jangan lupa menerapkan protokol kesehatan, ya! (wi)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini