WanitaIndonesia.co – Jakarta, Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan masalah transmigrasi sebagai bagian dari target 100 hari kerja. Salah satu prioritas utamanya adalah mengoptimalkan Inventarisasi Hak Pengelolaan Lahan (HPL) di seluruh Indonesia. Hal ini diharapkan dapat memaksimalkan pemanfaatan lahan transmigrasi yang belum optimal.
Fokus Revitalisasi Lahan Transmigrasi
Dalam wawancaranya bersama Metro TV pada Selasa (22/10/2024), Menteri Iftitah menjelaskan bahwa Kementerian Transmigrasi memiliki tanggung jawab besar dalam mengelola sekitar 3,1 juta hektar lahan HPL. Sebagian besar lahan tersebut telah diberikan kepada para transmigran dalam bentuk Surat Hak Milik (SHM), tetapi masih ada sejumlah lahan yang belum terkelola secara optimal. “Sisa lahan yang belum dimanfaatkan ini menjadi fokus utama kita. Kami akan mengelola lahan ini dengan baik, sesuai amanat yang diberikan negara,” ujar Iftitah.
Optimalisasi Sumber Daya dan Anggaran Terbatas
Meskipun Kementerian Transmigrasi hanya mendapat anggaran sekitar Rp92 miliar untuk tahun 2025, Iftitah optimis hal ini tidak akan menghambat pencapaian targetnya. Ia menegaskan bahwa anggaran bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan program. “Jangan pernah kita mengeluh soal anggaran. Yang penting kita gunakan sumber daya yang ada dengan sebaik-baiknya,” tambahnya.
Iftitah mengajak seluruh jajarannya untuk mengubah pola pikir, dari sekadar mengandalkan anggaran menjadi lebih inovatif dalam mengelola sumber daya. “Kita tidak hanya meminta kepada negara, tetapi juga harus mengelola sumber daya kita agar dipercaya oleh Presiden,” jelasnya.
Target 8% Pertumbuhan Ekonomi
Program revitalisasi lahan transmigrasi ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8%. Menteri Iftitah menegaskan bahwa upaya optimalisasi kawasan transmigrasi akan berkontribusi signifikan terhadap pencapaian target tersebut. “Dengan memanfaatkan lahan secara maksimal, kita bisa mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, sesuai visi besar Presiden,” tegasnya.
Tantangan Anggaran dan Potensi Besar
Meski anggaran Kementerian Transmigrasi pada era Soeharto pernah mencapai Rp5,4 triliun, Menteri Iftitah yakin dengan kerja keras dan sinergi berbagai pihak, tantangan ini dapat diatasi. “Yang penting kita tidak berhenti berinovasi dan bekerja keras. Dengan kerja sama yang baik, tantangan anggaran bisa kita atasi,” pungkasnya.
Dengan program-program strategis yang diprioritaskan oleh Menteri Iftitah, diharapkan revitalisasi lahan transmigrasi dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat transmigran dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. (ver)