WanitaIndonesia.co, Jakarta – Dalam dunia hiburan Indonesia, nama Andre Taulany dan Parto Patrio tentu sudah tak asing lagi. Keduanya dikenal sebagai komedian senior dengan karakter unik yang selalu berhasil mencuri perhatian publik. Namun, di balik wajah ceria mereka, ada pelajaran hidup yang bisa kita petik dari pengalaman pribadi yang tidak selalu mulus.
Salah satu kisah menarik yang tetap melekat di ingatan Andre adalah tentang keikhlasan Parto saat menghadapi musibah besar di tahun 2020. Kala itu, rumah Parto yang berlokasi di Kemang Pratama, Bekasi, terendam banjir yang cukup parah. Tak hanya rumahnya, enam mobil hasil kerja kerasnya pun turut menjadi korban.
Yang membuat Andre kagum adalah sikap santai Parto dalam menghadapi musibah tersebut. Bahkan ketika Andre melihat sendiri betapa seriusnya kerusakan akibat banjir, Parto tetap tenang. Andre mengungkapkan bahwa saat itu ia sempat bertanya kepada Parto, bagaimana mungkin ia bisa bersikap seperti itu saat kehilangan harta benda berharga.
Jawaban Parto ternyata sangat sederhana namun penuh makna: “Ya itu berarti memang bukan milik kita. Enggak apa-apa, nanti kita cari lagi.” Ucapan ini membekas di hati Andre, membuatnya merenungkan filosofi ikhlas yang selama ini mungkin sulit diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. “Setiap ada sesuatu yang hilang dalam hidup gue, entah barang atau orang, gue selalu inget kata-kata dia,” ujar Andre.
Meskipun begitu, Andre mengakui bahwa ikhlas bukanlah hal mudah. Menyadari kehilangan barang kesayangan saja sering terasa berat, apalagi jika harus kehilangan sesuatu yang lebih berharga. “Ilmu ikhlas itu memang susah diterapkan,” tambahnya.
Kembali ke peristiwa banjir tahun 2020, kerugian materi yang dialami Parto memang tidak sedikit. Dari enam mobil yang terendam air, hanya tiga mobil yang memiliki asuransi dan mendapatkan ganti rugi sebesar 70 persen dari nilai kendaraan. Sementara itu, tiga mobil lainnya harus diperbaiki menggunakan dana pribadi. Bahkan biaya perbaikan salah satu mobil mencapai Rp250 juta hanya untuk membayar bengkel—dan itu pun belum termasuk operasional lainnya.
Pada saat kejadian tersebut, Parto sempat membagikan kondisi rumah dan garasi melalui sebuah video yang diunggah ke media sosial. Terlihat jelas bagaimana banjir menggenang hingga batas bawah kaca pintu mobil. Meski begitu, Parto tetap tenang dan memilih fokus pada solusi alih-alih meratapi keadaan.
Kisah ini menjadi pengingat bahwa harta benda hanyalah titipan sementara. Meskipun sulit untuk selalu bersikap tenang dalam menghadapi kehilangan, ada pelajaran besar tentang keikhlasan yang bisa kita ambil dari pengalaman Parto. Sikap santainya seolah memberi inspirasi agar kita lebih mampu menerima segala sesuatu dalam hidup dengan lapang dada, tanpa terlalu terikat pada hal-hal duniawi.
Pelajaran hidup ini pun terus disimpan Andre sebagai bekal mental setiap kali ia menghadapi situasi sulit. Kita semua tentu pernah mengalami kehilangan dalam berbagai bentuk—barang kesayangan, peluang besar, atau bahkan orang tercinta. Namun, seperti kata Parto, jika sesuatu tidak kembali kepada kita, mungkin itu memang bukan rezeki atau jodoh kita. Filosofi hidup sederhana ini mungkin bisa menjadi panduan bagi kita semua untuk lebih bijak dalam menghadapi pasang surut kehidupan. (imb)

