Site icon Wanita Indonesia

Ratu Ratna Ajak Masyarakat Lawan Polarisasi Politik

wanitaindonesia.co, Jakarta – Bertajuk Polarisasi Politik Pemilu 2024, Ratu Ratna Damayani membuka program diskusi Gelora Talks 51 yang siarkan langsung oleh Channel Youtube Gelora TV pada, Rabu 29 Juni 2022.

Akankah Terulang Kembali Polarisasi Politik?. Seperti diketahui, Ratu Ratna Damayani politisi dari Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia. Politisi asal Depok ini mempunyai Visi dan Misi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat Indonesia pada umumnya, serta menjadikan politik sebagai alat menebar dan memberikan manfaat.

Dalam pembukaan program diskusi Gelora Talks 51 Ratu menjelaskan, “sebuah potret masyarakat yang sangat signifikan, tentang Polarisasi aturan selama ini Kita rasakan sebagai pembelahan yang cukup mendalam di masyarakat, akibat residu dari kontes pasif politik dan pemilu yang di mulai sejak pilkada DKI 2007 dan di puncaki pada pemilu presiden 2019 lalu, “jelasnya.

Lanjut Ratu, masyarakat juga sudah mulai merasakan bahwa residu pembelahan ini mengancam kehidupan berdemokrasi. Akankah polarisasi ini terus bergerak jika pada pemilu 2024 nanti.

“Hasil riset dari berbagai sumber, memang ada sebuah kemajuan dan perubahan dari masyarakat untuk mengakhiri akan adanya polarisasi dalam pemilu mendatang,”Katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menerangkan, “isu polarisasi yang sudah kita saksikan sejak pemilu 2014 sampai sekarang, baik di pilpres maupun di pilkada – pilkada. Pada pilpres 2019 yang lalu kita juga menyaksikan polarisasi dan tampak nya akan kita saksikan lagi pada pilpres 2024 yang akan datang, “terangnya.

“Kita baru memasuki suatu masa pembelajaran demokrasi yang relatif tidak terlalu lama, apabila kita masukkan isu masalah polarisasi ke dalam krisis global sekarang, terutama krisis ekonomi, kita punya suatu masalah yang lebih eksistensial, yaitu ancaman disintegrasi, walau sekarang mungkin levelnya belum terlihat sampai ancaman disintegrasi secara langsung. Jadi jualan polarisasi dalam pemilu sangat merusak bangsa,”tegasnya.

Ratu Ratna menjelaskan bahwa ini menjadi perhatian khusus di Partai Gelora Indonesia, bahwa Indonesia ini adalah negara yang sangat besar secara geografis dan demografi dan kita baru memasuki suatu pembelajaran demokrasi yang relatif tidak terlalu lama. “Dan apabila kita memasuki isu masalah polarisasi ini kedalam krisis global sekarang ini terutama krisis ekonomi, kita mempunyai masalah lebih eksistensial yaitu ancaman terintegrasi walaupun sekarang levelnya tidak sampai (belum) terlihat sampai keterancaman terintegrasi secara langsung, “jelasnya dalam program acara Gelora Talks 51.

Cepat atau lambat kita akan masuk kedalam krisis berlarut yang sekarang ini sedang kita hadapi dan tidak tahu kapan akan berakhir. Karena itu masih ada waktu 20 bulan ke pemilu 14 February 2024 yang akan datang. Agar masyarakat dapat memikirkan apa yang seharusnya dipikirkan, bicara apa yang seharusnya di bicarakan. Bukan membicarakan apa yang di inginkan orang dari luar sana yang kita bicarakan, “ujar Anis Matta, Ketua Umum Partai Gelora.

Menurut Anis, dalam menyikapi polarisasi yang akan terjadi di masyarakat, “Polarisasi ini adalah jualan politik yang paling menguntungkan dalam jangka pendek. Tapi dalam jangka panjang, tidak memberikan literasi, pendidikan politik dan demokrasi yang baik kepada masyarakat, “kata Anis Matta.
Lanjut Anis, “dalam situasi krisis berlarut saat ini yang dibutuhkan adalah politik pemersatu, bukan politik identitas. Sebab, polarisasi justru akan memperparah krisis dan membuat pemerintahan semakin tidak efektif, serta tidak mampu menangani krisis,

“Melakukan gerakan melawan polarisasi, karena masyarakat sudah lelah dengan polarisasi saat ini yang sedang terjadi. Ramai tapi tidak menyelesaikan masalah, gaduh tidak menyelesaikan masalah ”ucap Anis Matta.

Ratu Ratna Damayani menambahkan, “muncul kesadaran bersama, bahwa masyarakat sudah muak dengan adanya polarisasi, munculnya kesadaran bahwa polarisasi ini segera harus di hentikan, serta muncul pula partisipasi dan kontribusi pemikiran dari masyarakatuntuk membuat sebuah gerakan nyata, dan membantu menetralisir polarisasi yang kemungkinan akan terjadi pada pemilu 2024. Hal ini ada sebuah kemajuan yang sangat siknifikan bagi dinamika sosial di masyarakat saat ini, karena kekuatan yang paling tidak bisa dilawan adalah kekuatan rakyat bila sudah bersama dengan kesadarannya, “ucapnya. (wi)

Exit mobile version